Salin Artikel

Kisah Penyintas Bom Kampung Melayu, Butuh 3 Tahun untuk Maafkan Eks Teroris

JAKARTA, KOMPAS.com - Tragedi ledakan bom di Terminal Kampung Melayu, Jakarta Timur, pada 24 Mei 2017 lekat di benak para korban. Salah satunya Nugroho Agung Laksono (22).

Baru pada awal tahun lalu, Agung bisa lepas dari trauma dan memaafkan ulah eks teroris.

Agung hanya ingat pada awal 2020 ia bertemu dengan eks teroris. Saat itu, Agung bersama para korban aksi terorisme bertemu dengan eks teroris di Tasikmalaya, Jawa Barat.

Saat itu, Agung dipertemukan dengan eks teroris bom Bali dan Papua. Pertemuan itu difasilitasi oleh Aliansi Damai Indonesia (AIDA).

Perlu keteguhan hati dan keikhlasan untuk bisa memaafkan tindakan terorisme. Keteguhan hati Agung tak lepas dari peran ibunya. Ia selalu patuh terhadap petuah yang diberikan ibunya.

"Cukup lama juga ya (buat bisa memaafkan). Sebenarnya sulit buat bilang maafkan tapi ya mau gimana lagi. Selama tiga tahun baru bisa maafin, benar-benar maafin," kata Agung saat ditemui seusai acara diskusi yang diselenggarakan AIDA di Jakarta, Kamis (10/12/2021).

Tiba di Tasikmalaya saat itu, Agung masih diselimuti trauma. Ulah keji teroris di Terminal Kampung Melayu masih terpatri di benak Agung.

Saat melihat eks teroris secara langsung, Agung hanya bisa menundukkan kepala. Ia malas melihat wajah eks teroris.

Agung pun memilih mengambil jarak dari eks teroris saat pertemuan itu berlangsung. Agung takut dibohongi. Dalam pertemuan itu, Agung berusaha agar tak kesal.

"Pas ketemu, saya jujur aja, saya enggak lihat mukanya. Saya dengerin aja dulu dia ngomong. Yang penting saya enggak mau lihat mukanya. Daripada saya timbul kesal lagi kan enggak selesai. Saya dengerin dia mau tobat, yaudah (memaafkan)," ujar Agung.

Ia belum mengobrol lebih lanjut dengan para eks teroris dalam pertemuan itu. Agung tak menampik masih memiliki prasangka buruk terhadap eks teroris saat itu.

"Saya ngerinya minta maafnya bohong. Kita punya buruk sangka. Sehari dua tiga hari, dia minta maaf. Dia benar-benar minta maaf sampe nangis. Mau gimana lagi. Sekarang enggak tahunya akrab (dengan eks teroris)," lanjut Agung.

Permintaan maaf eks teroris benar-benar Agung terima setelah ia mendapatkan bukti konkret.

Kala itu, Agung melihat eks teroris datang ke lembaga pemasyarakatan untuk bertemu terpidana atas kasus terorisme lainnya. Mereka datang untuk membujuk terpidana teroris agar tak berbuat aksi terorisme.

"Makanya saya maafin, dia sudah punya bukti," tambah Agung.

Kini, Agung sudah kembali menjalani hari-harinya. Agung yang dahulu sopir bus Kopaja rute Ragunan-Kampung Melayu, kini menjadi sopir angkot rute Cibinong-Pasar Rebo. Ia berharap aksi terorisme tak lagi terjadi.

"Saya cuma mau bilang para teroris yang lain, yang masih berpikir ekstrem, tolong sudahlah, jangan dilakuin lagi. percuma dilakuin lagi, enggak akan ada habisnya. Sudahlah kita bersaudara. Cukup korban yang dulu, yang sekarang. Jangan sampai ada korban ke depannya," kata Agung.

Terkena ledakan saat mau tolong polisi

Saat tragedi ledakan bom di Terminal Kampung Melayu, Agung baru saja selesai bekerja sebagai sopir bus. Agung sedang nongkrong bersama rekan-rekan sejawatnya, sopir dan kenek.

Agung tiba-tiba mendengar suara ledakan. Ia pun penasaran. Agung kemudian mendekat ke arah lokasi ledakan.

Asap mengepul dari dekat halte bus transjakarta. Agung melihat ada polisi yang sedang menggotong seorang perempuan. Polisi itu meminta Agung untuk mencarikan angkot untuk membawa perempuan itu ke rumah sakit.

Ia pun menyetop angkot, kemudian korban dibawa ke rumah sakit. Agung semakin mendekat.

"Saya tetap penasaran itu ledakan apaan. Saya dekati, enggak tahunya ternyata banyak polisi yang sudah terkapar semua," ujar Agung.

Akibat ledakan itu polisi turut menjadi korban. Ada lima polisi yang terdampak ledakan bom bunuh diri tersebut.

Agung berinisiatif untuk menolong polisi-polisi yang terkapar. Namun, nasib berkata lain. Agung turut menjadi korban.

"Saya niatnya mau nolong lagi, waktu saya angkat kaki sebelah kanan (polisi), saya enggak kuat. Saya mau minta tolong buat gotong. Baru mau minta tolong, ada ledakan yang kedua," ujar Agung.

Agung hanya bisa berlari menjauh dari lokasi ledakan bom susulan. Ledakan kedua lebih besar daripada yang pertama. Agung pun terluka.

"Pikiran saya cuma satu. Lari. Saya lari, selang berapa meter tiba-tiba kok kaki saya enggak kuat. Saya seret, saya seret terus kok gak kuat. Pas saya lihat, ternyata kaki saya robek sebelah kanan," kata Agung.

Agung pun mencari bantuan di sekitar Terminal Kampung Melayu. Ia menyetop angkot yang melintas. Darah dari kaki Agung mengalir.

https://megapolitan.kompas.com/read/2021/12/10/14474981/kisah-penyintas-bom-kampung-melayu-butuh-3-tahun-untuk-maafkan-eks

Rekomendasi untuk anda
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Kapolda Metro Jaya Minta Maaf atas Aksi Mario Dandy | Kepedulian Anggota Dewan pada Pemilik Ruko di Pluit | Kondisi Terkini Ruko di Pluit

[POPULER JABODETABEK] Kapolda Metro Jaya Minta Maaf atas Aksi Mario Dandy | Kepedulian Anggota Dewan pada Pemilik Ruko di Pluit | Kondisi Terkini Ruko di Pluit

Megapolitan
Survei SMRC: Kepuasan Publik terhadap Pemerintah Meningkat Berkat Strategi Pemulihan Ekonomi Pasca Covid-19

Survei SMRC: Kepuasan Publik terhadap Pemerintah Meningkat Berkat Strategi Pemulihan Ekonomi Pasca Covid-19

Megapolitan
Integrasi Transportasi ke Bandara Soekarno-Hatta dari Jakarta Bakal Dioptimalkan

Integrasi Transportasi ke Bandara Soekarno-Hatta dari Jakarta Bakal Dioptimalkan

Megapolitan
Seorang Pria Hilang di Pelabuhan Sunda Kelapa, Diduga Terpeleset Saat Memancing

Seorang Pria Hilang di Pelabuhan Sunda Kelapa, Diduga Terpeleset Saat Memancing

Megapolitan
Survei SMRC: Elektabilitas Ganjar 35,9 Persen, Prabowo 32,8 Persen, Anies 20,1 Persen

Survei SMRC: Elektabilitas Ganjar 35,9 Persen, Prabowo 32,8 Persen, Anies 20,1 Persen

Megapolitan
Menilik Naik Turunnya Kepuasan Publik atas Kinerja Jokowi 3 Tahun Terakhir Versi SMRC

Menilik Naik Turunnya Kepuasan Publik atas Kinerja Jokowi 3 Tahun Terakhir Versi SMRC

Megapolitan
Siap-siap, Penumpang Pesawat Nanti Bisa 'Check-in' di Stasiun Manggarai

Siap-siap, Penumpang Pesawat Nanti Bisa "Check-in" di Stasiun Manggarai

Megapolitan
Survei SMRC: Tingkat Kepercayaan Publik terhadap Kinerja Jokowi 79,6 Persen

Survei SMRC: Tingkat Kepercayaan Publik terhadap Kinerja Jokowi 79,6 Persen

Megapolitan
Lagi, Seorang Bayi Dibuang di Pinggir Jalan Wilayah Kabupaten Bekasi

Lagi, Seorang Bayi Dibuang di Pinggir Jalan Wilayah Kabupaten Bekasi

Megapolitan
Mario Dandy Terjerat Dua Kasus Sekaligus, Kapolda Metro Pastikan Prosesnya Tak Akan Bentrok

Mario Dandy Terjerat Dua Kasus Sekaligus, Kapolda Metro Pastikan Prosesnya Tak Akan Bentrok

Megapolitan
Korban Pembegalan di Pulogadung Alami Luka Ringan dan Trauma

Korban Pembegalan di Pulogadung Alami Luka Ringan dan Trauma

Megapolitan
Polisi Dapatkan Bukti Digital Kasus Dugaan Pencabulan AG oleh Mario Dandy

Polisi Dapatkan Bukti Digital Kasus Dugaan Pencabulan AG oleh Mario Dandy

Megapolitan
Kapolda Metro Jaya: Tidak Ada Pelayanan Istimewa kepada Mario Dandy

Kapolda Metro Jaya: Tidak Ada Pelayanan Istimewa kepada Mario Dandy

Megapolitan
Anggota Dewan Temui Pemilik Ruko Pencaplok Bahu Jalan, Ketua RT Riang: Jangan Main Politik

Anggota Dewan Temui Pemilik Ruko Pencaplok Bahu Jalan, Ketua RT Riang: Jangan Main Politik

Megapolitan
Terungkap, Rekaman Peristiwa RT Riang Diintimidasi Ternyata Video Lama dan Beredar di Medsos

Terungkap, Rekaman Peristiwa RT Riang Diintimidasi Ternyata Video Lama dan Beredar di Medsos

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke