Salin Artikel

Busnya Sering Kecelakaan, Transjakarta Akan Lakukan Perbaikan Sesuai Rekomendasi KNKT

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Utama PT Transjakarta Yana Aditya mengatakan akan menggunakan rekomendasi dari Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) sebagai acuan untuk melakukan perubahan.

KNKT memberikan rekomendasi agar bus Transjakarta dapat menghindari kecelakaan. Di tahun ini, setidaknya terjadi 248 kecelakaan yang melibatkan bus Tsansjakarta.

Beberapa kecelakaan bahkan mengakibatkan timbulnya korban jiwa.

"(Rekomendasi dari KNKT) kita jadikan acuan untuk melakukan beberapa perubahan dan perbaikan sistem yang ada di Transjakarta," kata Yana dalam konferensi persnya, Rabu (22/12/2021).

Sistem yang ada di Transjakarta, menurut Yana, sangatlah luas. Oleh karena itu, perubahan yang akan dilakukan juga akan luas cakupannya.

Salah satu perubahan yang akan dilakukan adalah di tataran manajemen Transjakarta.

Sebelumnya, KNKT merekomendasikan adanya penambahan struktur dalam PT TransJakarta.

Struktur ini merupakan departemen khusus yang bertugas mengelola manajemen risiko serta memberikan jaminan keselamatan kepada penumpang.

Pelaksana Tugas Kepala Sub Komite Moda Investigasi Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ) KNKT, Ahmad Wildan, mengatakan bahwa struktur tersebut sebenarnya sudah ada di tubuh PT Transjakarta.

Hanya saja, struktur itu masih terlalu kecil sehingga perlu ditingkatkan, paling tidak levelnya sama dengan direktorat.

Direktorat tersebut semestinya berada di bawah direktur utama dan dipimpin lagi oleh seorang direktur.

"Itu adalah salah satu rekomendasi yang kami sampaikan terkait dengan manajemen risiko," ujar Wildan dalam konferensi pers, Rabu (22/12/2021).

Selain itu, KNKT juga melakukan evaluasi mendalam untuk memastikan kelaikan kendaraan yang digunakan PT Transjakarta. Evaluasi, salah satunya, dilakukan terhadap sistem operasional prosedur (SOP) dalam proses procurement atau pengadaan unit bus.

Terkait lintasan, NKT bersama manajemen PT Transjakarta telah melakukan pemetaan terhadap 13 lintasan bus rapid transit (BRT) Transjakarta.

Dari pemetaan tersebut ditemukan hazard atau bahaya dalam lintasan. Untuk itu perlu dilakukan pemetaan yang lebih luas dan komprehensif.

"Tidak hanya 13 koridor, tetapi juga lintasan non-BRT. Pasti ada lagi," ungkap dia.

Oleh karena itu, dalam rekomendasinya, KNKT meminta Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) untuk melakukan pemetaan bahaya atau route hazard mapping.

Pemetaan bahaya dan risiko itu harus dilakukan pada seluruh lintasan Transjakarta baik BRT, non-BRT, maupun lintasan yang berada di jalan tol.

"Kemudian nanti keluarannya ini nanti akan menjadi policy guideline and action," kata Wildan.

"Pertama bagi pembina, kedua bagi pembina jalan tol, ketiga bagi manajemen Transjakarta sendiri apa yang harus dilakukan, apa yang harus dikerjakan untuk mengendalikan hazard dan risk," imbuh dia.

Terkait performa pengemudi, KNKT merekomendasikan perlunya standar kompetensi kerja nasional (SKKNI).

Mengenai kompetensi pengemudi ,pada tahun 2022, PT TransJakarta akan membuat sebuah akademi khusus pengemudi.

"Direncanakan dibuat suatu mekanisme pendidikan dan pelatihan untuk menciptakan pengemudi yang memiliki tiga ring kompetensi," kata Wildan.

"Yaitu terkait dengan knowledge, skill, serta attitude. Diharapkan mulai tahun 2022 akan segera dibangun akademi untuk menciptakan pengemudi yang profesional".

https://megapolitan.kompas.com/read/2021/12/23/19235861/busnya-sering-kecelakaan-transjakarta-akan-lakukan-perbaikan-sesuai

Terkini Lainnya

Setuju Jukir Liar Minimarket Ditertibkan, Anggota DPRD DKI: Meresahkan

Setuju Jukir Liar Minimarket Ditertibkan, Anggota DPRD DKI: Meresahkan

Megapolitan
'Budaya Kekerasan di STIP Tak Ada Kaitannya dengan Dunia Kerja di Kapal'

"Budaya Kekerasan di STIP Tak Ada Kaitannya dengan Dunia Kerja di Kapal"

Megapolitan
4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

Megapolitan
Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Megapolitan
Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Megapolitan
Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

Megapolitan
Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Megapolitan
Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Megapolitan
Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Megapolitan
Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke