Salin Artikel

Kecelakaan di Flyover Pesing, Kronologi hingga Kesaksian Warga Saat Korban Jatuh dari Jalan Layang

JAKARTA, KOMPAS.com - Kecelakaan antar-kendaraan bermotor kembali terjadi di Jalan Layang Daan Mogot atau flyover Pesing, Jakarta Barat, pada Jumat (7/1/2022) pukul 06.50 WIB.

Kanit Laka Lantas Wilayah Jakarta Barat AKP Hartono mengatakan kejadian bermula ketika mobil Nissan March bernopol B-1827-VCC yang dikemudikan AND melaju di Flyover Pesing.

Mobil tiba-tiba oleng saat melintas dari arah Kalideres.

"Mobil oleng ke kanan, menabrak pembatas jalan, kemudian pindah jalur, menabrak sepeda motor," kata Hartono saat dikonfirmasi Jumat pagi.

Kepada polisi, AND mengaku silau karena cahaya matahari. Akibatnya, dia tak mampu mengendalikan kendaraannya dan menabrak tiga korban pengendara motor.

"Iya betul, katanya silau matahari," ujar Hartono.

Mobil AND menabrak tiga motor, yaitu Honda Revo B-4745-FCW yang dikendarai MUC, Yamaha Vixion benopol B-3687-BYC yang dikendarai ZAE, dan Yamaha Fino bernopol B-5124-TDF yang dikendarai ARS.

ARS terpental dan jatuh dari flyover dengan ketinggian sekitar 10 meter.

"Terjatuh tepat di jalur Transjakarta," kata Hartono.

ARS selamat, tetapi mengalami luka parah di bagian kaki kanan dan tangan kanan. Ia beruntung, saat terjatuh, tidak ada satu pun kendaraan yang melintas.

Kejadian itu disaksikan warga yang langsung menghambat arus lalu lintas, sehingga tidak ada kendaraan yang melintas setelah ARS terjatuh.

ARS pun dievakuasi ke RS Grha Kedoya lantaran mengalami patah tulang kaki dan tangan kanan.

Sementara korban, MUC, mengalami luka di bagian tulang selangka sebelah kanan dan dirawat di RS Royal Taruma.

Kemudian ZAE mengalami luka pada kaki kanan dan dirawat di tempat pengobatan alternatif.

"Kondisinya saat ini membaik. Dua orang masih diobservasi di rumah sakit, satu orang di pengobatan alternatif, tapi sudah pulang," kata Hartono, saat dihubungi 12 jam setelah kejadian.

Kesaksian warga

Mulyanti (45), pedagang nasi uduk di dekat Jalan Layang Daan Mogot, hanya bisa berteriak ketika melihat seseorang terjatuh dari atas flyover Pesing.

"Saya lihat ada orang sudah melayang di sana. Dia terbang gitu dari atas," jelas Mulyanti saat ditemui di tempat kejadian, Jumat.

Sebelum melihat seseorang melayang dari flyover dan terjatuh, Mulyanti mendengar suara dentuman keras seperti suara kendaraan bertabrakan.

"Saya dengar suara tabrakan keras banget, saya cari-cari di mana asalnya. Saat itu, saya lihat seseorang sudah melayang dari flyover. Terus saya langsung teriak karena saya ketakutan," ungkap Mulyanti.

Ia mengungkapkan, saat terjatuh, pria itu terlihat masih mengenakan helm.

"Posisinya kepala duluan kayaknya yang jatuh. Tapi untungnya helm masih terpasang. Orangnya masih muda, kayaknya usia 30 tahun, " kata dia.

Mulyanti mengatakan, korban terlihat masih mengenakan pakaian kerja yang rapi, lengkap dengan jaket untuk berkendara.

Warga lainnya, Erick (35) mengatakan, korban terlihat masih hidup setelah terjatuh dan mendarat di jalur Transjakarta. Dia bahkan sempat berusaha berdiri.

"Dia sempat mau berdiri, tapi enggak bisa berdiri. Kayaknya patah kakinya itu. Akhirnya dibantu sama orang-orang," kata Erick.

Erick mengatakan, korban saat itu terlihat mengalami kesakitan pada kakinya. Selain itu, kening korban mengalami luka memar.

"Keningnya terlihat biru, lalu ada yang berdarah tapi di pinggir bibir doang. Sama kayaknya tangan dan kakinya luka, karena dia kesakitan di situ." kata dia.

Menurut Erick, peristiwa pengendara motor yang jatuh dari atas flyover sudah kerap terjadi.

"Kalau yang gini sih sering terjadi sih. Itu kadang-kadang malam, dalam setahun sih pasti ada aja.” ujar Erik.

Hal senada disampaikan Maulana (43), seorang tukang ojek di sekitar lokasi. Ia mengatakan peristiwa serupa sering terjadi.

"Sering kejadian, biasanya masih di sekitar belokan. Ada yang jatuh pas ke bawah, ada yang sampai (terpental) nyeberang ke dekat pohon," ungkap Maulana.

Maulana mengatakan, kecelakaan kerap terjadi lantaran banyak pengendara motor yang nekat melintasi jalan layang.

Padahal, jalan layang tersebut tidak diperuntukkan bagi pengendara motor. Selain itu, ia menyebutkan, jalan layang tersebut memang cukup membahayakan.

"Jalanannya sempit kan, apalagi pas belokan itu. Terus, jalannya juga jelek. Pembatas jalannya itu juga rendah, seharusnya sih kayak di jalan layang lain yang suka diberi jaring-jaring itu pas belokan," lanjut Maulana.

Motor dilarang melintas

Hartono mengingatkan soal larangan bagi pengendara motor melintas di jalan layang tersebut. "Dilarang, dilarang melintas untuk roda dua. Hanya boleh kendaraan roda empat," ujar Hartono.

Pemotor dilarang melintas karena mempertimbangkan kecepatan angin yang membahayakan bagi pengendara.

"Karena pertimbangan angin dan sebagainya. Dan seperti kejadian ini (pengendara jatuh dari flyover Pesing) yang ditakutkan. Termasuk yang Jalan Layang Casablanca, sama perlakuannya," jelas Hartono.

Namun, peristiwa kecelakaan yang terjadi antara mobil dan tiga motor ini bukan persoalan angin.

Hartono mengatakan, pihaknya saat ini masih memeriksa pengemudi mobil, AND. Meski demikian, polisi belum menetapkan AND sebagai tersangka.

"Status pengemudi belum tersangka, kan belum 24 jam ya," kata Hartono saat dikonfirmasi, Jumat, malam.

"Namun, kemungkinan menjadi tersangka besar. Tapi kita harus mengumpulkan semua bukti maupun keterangan. Kalau sudah terkumpul, baru kita naikkan," lanjut Hartono.

Hartono menyebut kasus ini tengah ditangani Unit Laka Lantas Satuan Wilayah Jakarta Barat.

Selain itu, untuk menghindari kecelakaan di flyover Pesing, Hartono meminta pengendara motor agar tidak lagi melintas.

"Pengendara roda dua yang harus patuh hukum tanpa harus kita jaga ya. Walaupun di bawah macet, mohon berkendara di bawah untuk keselamatan bersama," tutur dia.

https://megapolitan.kompas.com/read/2022/01/08/09323161/kecelakaan-di-flyover-pesing-kronologi-hingga-kesaksian-warga-saat-korban

Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke