Salin Artikel

Saat Anies Tak Serius Laksanakan Normalisasi Sungai, Ketua DPRD: Takut Disebut Tukang Gusur

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetio Edi Marsudi menyoroti ketidakseriusan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dalam melaksanakan program pelebaran sungai atau normalisasi. 

Program ini diyakini dapat mengantisipasi banjir yang sudah menjadi permasalahan klasik di Ibu Kota.

Menurut Prasetio, Anies tidak mampu menyelesaikan program normalisasi sungai karena takut dicap sebagai tukang gusur. Padahal, program tersebut sudah diamanatkan dalam Peraturan Daerah (Perda) yang dibuat bersama DPRD DKI.

"Tapi faktanya Gubernur tidak melaksanakan perintah Perda tersebut dan tidak mau melaksanakan pembebasan lahan. Gubernur takut disebut tukang gusur," kata Prasetio dalam keterangan tertulis, Senin (24/1/2022).

Pras mengatakan, Gubernur DKI memiliki kewajiban untuk menjalankan apa yang sudah diatur dalam Perda, termasuk soal normalisasi sungai dalam penanganan banjir.

Program tersebut tertuang dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Perubahan (APBD-P) 2019, bebernya.

"Masalah Jakarta itu dua, macet dan banjir. Jadi tolong ayo sama-sama kerja, fokus dulu ke masalah itu," ucap Pras.

Program normalisasi juga sempat disinggung oleh Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta bidang pekerjaan umum, Ida Mahmudah. Ia menyesalkan program normalisasi yang tidak berjalan dengan baik di masa pemerintahan Anies.

"Pemprov yang dulu bisa (berjalan) kok di tempat yang rawan yang kata orang nggak bisa dibongkar," kata Ida, Senin (15/11/2021).

Ida mengungkapkan, anggaran pembebasan lahan untuk normalisasi di tahun 2021 mencapai Rp 1 triliun. Namun, pembebasan lahan tidak terlaksana.

Tahun 2022, Jakarta kembali menganggarkan Rp 850 miliar untuk pembebasan lahan. Ida berharap, pembebasan lahan bisa segera dilakukan agar normalisasi sungai berlanjut.

Tanggapan Pemprov DKI

Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria sebelumnya mengatakan terdapat 290 bidang tanah yang sedang dalam proses pembebasan lahan untuk proyek normalisasi.

"Ini sedang berjalan tahun ini. Insya Allah di bulan November-Desember ini bisa selesai beberapa bidang yang sudah disepakati," kata Riza, Kamis (11/11/2021). 

Riza menyebut 290 bidang tanah itu tersebar di sejumlah wilayah.

Sebanyak 19 bidang lahan akan dibebaskan di sekitar Sungai Ciliwung, 18 di sekitar Kali Pesanggrahan, 1 bidang di Kali Kramat-Pondok Kelapa, lalu 68 bidang di sekitar Kali Sunter-Cipinang Melayu.

Kemudian, ada 20 bidang tanah di Kelurahan Pondok Bambu, 151 bidang di Rawajati, 3 bidang di Cipinang Muara, dan 10 bidang di Jalan Ganceng.

Riza mengklaim bahwa Pemprov DKI Jakarta sungguh-sungguh melakukan program pencegahan dan pengendalian banjir.

"Kami termasuk pemerintah yang menganggarkan tinggi terkait program di sumber daya air untuk pencegahan pengendalian banjir, tidak hanya normalisasi atau naturalisasi, tetapi banyak programnya," kata dia.

"Seperti pembangunan waduk, situ, embung, pompa air, dari statis, mobile, damkar, bahkan pompa dinas taman juga dilibatkan untum membantu (jika) adanya luapan air," jelas Riza.

https://megapolitan.kompas.com/read/2022/01/24/12261871/saat-anies-tak-serius-laksanakan-normalisasi-sungai-ketua-dprd-takut

Terkini Lainnya

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Megapolitan
Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Megapolitan
Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Megapolitan
Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Megapolitan
Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Megapolitan
Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Megapolitan
Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Megapolitan
Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Megapolitan
Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Megapolitan
Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Megapolitan
Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke