Salin Artikel

Tatkala Warga Menahan Kumpul Keluarga Besar Saat Imlek demi Saling Jaga dari Ancaman Omicron...

Padahal, keluarga dari orangtuanya merupakan keluarga besar yang masing-masing 10 bersaudara.

"Keluarga mama papaku keluarga besar, masing-masing 10 bersaudara. Tapi sejak awal pandemi dan tahun ini, aku dan suami memutuskan hanya ke rumah orangtua saja dan tidak terima tamu dari mana pun," ujar Yuil saat berbincang dengan Kompas.com, Senin (31/1/2022).

Keputusan Yuil itu bukan tanpa alasan. Ia dan suaminya memiliki bayi sehingga waswas jika harus bepergian ke luar rumah dalam kondisi pandemi, terlebih lagi saat ini terjadi lonjakan kasus akibat penularan varian Omicron yang makin meluas.

Tidak hanya keluarga kecilnya, muda-mudi di keluarga besarnya juga memutuskan tidak bersilaturahmi ke rumah keluarga lain atau saling berkunjung.

"Karena pada khawatir sama orangtua masing-masing juga," kata dia.

Yuil mengatakan, hal tersebut terjadi sejak Imlek tahun 2020, 2021, dan 2022 yang jatuh pada 1 Februari besok.

Meskipun demikian, pada Imlek 2020, dia masih sempat berkunjung ke keluarga lain mengingat Indonesia baru menerapkan kebijakan pembatasan setelahnya.

Sudah berjalan dua tahun dengan kondisi yang sama, Yuil pun mengaku sedih. Ia sangat merindukan momen-momen bersama keluarga besarnya saat Imlek tiba.

"Sedih pasti. Kangen juga sama keluarga besar. Enggak bisa makan-makan keluarga besar. Cuma ya mau gimana. Jadinya say hello-nya by WhatsApp call atau Zoom keluarga aja," kata dia.

Yuil pun merasa lebih sedih ketika mengingat Imlek tahun lalu masih bisa melakukan video call dengan salah satu omnya.

Namun tahun ini, dia tidak bisa melakukannya karena adik ibunya itu meninggal dunia karena terkena Covid-19 pada pertengahan 2021.

"Imlek tahun ini, kita harap Covid-19 sirna dari muka bumi. Aktivitas kembali seperti biasa dan kita semua sehat. Menang atas pandemi ini. Sudah sedih banyak anggota keluarga, teman yang meninggal karena Covid-19," ujar dia.

Beberapa tradisi saat Imlek yang biasa dilakukannya pun harus berubah, misalnya tradisi bersilaturahmi kini harus lewat video call dan membagikan angpau.

Saat membagikan angpau, kata dia, selain memberikan lewat transfer kepada para keponakan jauh, dirinya juga memberikan angpau melalui pintu pagar kepada para keponakan yang dekat.

"Karena pandemi gini, kami kasihnya lewat pintu aja, untuk keponakan-keponakan yang dekat. Kalau yang jauh transfer," kata dia.

Namun, tradisi lainnya seperti menggelar meja sembahyang untuk leluhur tetap dilakukan dua hari sebelum Imlek.

Kemudian, pada malam Imlek terdapat makan-makan keluarga yang hanya dihadiri keluarga inti.

"Biasanya disajikan delapan menu. Delapan maknanya angka abadi, umur panjang. Tidak boleh ganjil," ucap dia.

https://megapolitan.kompas.com/read/2022/01/31/17292451/tatkala-warga-menahan-kumpul-keluarga-besar-saat-imlek-demi-saling-jaga

Terkini Lainnya

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

Megapolitan
Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Megapolitan
Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke