Pertama, banjir akibat hujan di hulu. Sebagai contoh, saat Kali Ciliwung meluap karena air kiriman dari Depok atau Katulampa, wilayah-wilayah rawan seperti Kampung Melayu, Jakarta Timur, atau Rawajati, Jakarta Selatan, berpotensi besar kebanjiran.
Kedua, banjir akibat hujan lokal. Kasus teranyar terjadi pada 18 Januari 2022. Setidaknya ada 19 lokasi di Ibu Kota tergenang karena hujan deras.
Selanjutnya, banjir akibat rob (pasang surut air laut). Pesisir utara Jakarta akrab dengan fenomena itu.
Dari semua itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta sebagai lembaga yang bertanggung jawab menanggulangi bencana seperti banjir selalu mengeluarkan peringatan dini.
Peringatan dini untuk antisipasi
Akun media sosial BPBD DKI Jakarta selalu mengeluarkan informasi terbaru terkait ketinggian pintu air, potensi hujan lebat, hingga prediksi cuaca ekstrem.
Peringatan dini ketika suatu wilayah akan terjadi banjir juga selalu diinformasikan.
Informasi peringatan dini itu nantinya juga akan disebar ke kelurahan hingga RT/RW di wilayah yang disebut.
"Peringatan-peringatan dini itu bermanfaat untuk kesiapan supaya tidak terjadi kerugian. Misalkan ketinggian air di Depok, Katulampa (siaga 1), nah itu sebagai acuan warga untuk bergerak menyiapkan apa yang perlu diselamatkan," kata Kepala Seksi Darurat dan Penanganan Pengungsi BPBD DKI Wardoyo.
Wardoyo mengimbau warga agar segera mengungsi jika sudah mendapatkan perintah dari BPBD DKI atau kelurahan.
Biasanya, peringatan mengungsi itu ketika ketinggian air di wilayah terdampak sudah mencapai 50 sentimeter, kemudian akan ditambah banjir kiriman.
Saat ada peringatan banjir kiriman misalnya, warga masih memiliki waktu untuk menyelamatkan barang-barangnya.
"Artinya sebenarnya masyarakat itu kalau mau mengikuti imbauan, tidak perlu ada evakuasi," ujar Wardoyo.
Pertolongan saat banjir besar
Tidak ada yang lebih mahal dari jiwa. Prinsip itu dipegang oleh BPBD DKI dan Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan DKI saat terjadi banjir.
"Artinya jiwa (orang) harus diselamatkan lebih dulu," kata Wardoyo.
Setelah itu, lanjut Wardoyo, baru evakuasi barang-barang yang dianggap penting.
"Kalau ada yang punya rumah dengan lantai dua misalkan, barang-barang bisa diselamatkan di atas," ujar Wardoyo.
Langkah selanjutnya adalah mengungsi di tempat-tempat yang ditentukan BPBD dan kelurahan.
Bantuan berupa makanan hingga pakaian akan difokuskan ke titik-titik pengungsian.
"Kami harus sepakati itu. Jangan mengungsi di rumah masing-masing. Kebayang enggak sih kalau satu RT ada 30 rumah, semua (bantuan) harus dianterin door to door," kata Wardoyo.
Wardoyo menyebutkan, imbauan banjir hingga cara mengungsi akan selalu diinformasikan BPBD DKI kepada warga.
"Intinya masyarakat mau ngikutin apa yang diperintahkan oleh para pengurus RT/RW, kelurahan, tentunya kami selaku petugas tidak perlu ada evakuasi," ucap Wardoyo.
https://megapolitan.kompas.com/read/2022/02/09/06414421/peringatan-dini-hingga-pertolongan-saat-banjir-jakarta