Salin Artikel

Saat Sikap Pedagang Daging Sapi Terpecah, Ada yang Mogok, Ada yang Tetap Berjualan...

TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Sekretaris DPD Asosiasi Pedagang Daging Indonesia (APDI) DKI Jakarta Tubagus Mufti Bangkit Sanjaya mengatakan, ada pedagang daging sapi yang ikut mogok berjualan serentak dan ada pedagang yang tetap berjualan.

"Ada beberapa hal yang memang mereka tidak bisa mogok ikut yang ini. Sebagian tetap ikut APDI (mogok)," ujar Mufti saat dikonfirmasi, Senin (28/2/2022).

"Jadi ada dua edaran yang diikuti pedagang. Pedagang di bawah tetap ada yang mogok dan ada yang tidak," lanjut dia.

Ia menjelaskan, aksi mogok berjualan untuk memprotes kenaikan harga daging sapi mulanya disepakati oleh APDI dan Jaringan Pemotong dan Pedagang Daging Indonesia (JAPPDI) saat rapat bersama perwakilan pedagang.

Keputusan bersama itu tercantum dalam surat edaran (SE) DPD APDI DKI Jakarta pada 24 Februari 2022.

Surat itu berisi imbauan kepada para pedagang daging sapi se-Jabodetabek untuk menggelar aksi mogok selama lima hari, mulai Senin, 28 Februari sampai Jumat, 4 Maret 2022.

"Terus tiba-tiba JAPPDI secara sepihak mengeluarkan surat edaran pada hari Jumat, 25 Februari 2022, untuk mengimbau batal aksi mogok. Sama seperti kejadian tahun lalu," kata Mufti.

Dalam kesempatan tersebut, Mufti menegaskan bahwa JAPPDI berbeda dengan APDI.

"Kami (APDI) berdiri sendiri, kebijakannya beda. Kami belum bisa kasih tahu dan tidak tahu AD/ART-nya JAPPDI," tutur Mufti.

Seperti diketahui, sejumlah pedagang di pasar-pasar tetap melakukan aksi mogok jualan mulai hari ini, seperti pedagang di Pasar Serpong dan Ciputat, Tangerang Selatan.

Berbeda dengan APDI, Ketua Pengurus Wilayah Jaringan Pemotong dan Pedagang Daging Sapi Indonesia (JAPPDI) Asnawi memastikan, mogok jualan yang rencananya digelar Senin kemarin batal.

Ada tiga alasan aksi mogok batal digelar. Pertama, kenaikan harga daging sapi disebut sudah dimaklumi oleh masyarakat.

Alasan kedua, rencana mogok jualan tersebut didengar oleh pemerintah pusat dan kebijakan mengamankan pasokan daging langsung ditindaklanjuti.

Selain itu, pemerintah pusat juga menawarkan pasokan sapi dan kredit usaha rakyat (KUR) untuk para pedagang daging.

Asnawi mengatakan, setelah tuntutan tersebut dipenuhi, JAPPDI kemudian memastikan untuk membatalkan aksi mogok.

"Kesimpulannya apa yang diminta sudah terakomodir, pemerintah sudah jalan, harga sudah baik, untuk apa lagi libur (mogok)?" kata Asnawi.

Pedagang daging sapi di Pasar Serpong mogok

Pedagang daging sapi di Pasar Serpong, Tangerang Selatan mulai melakukan aksi mogok berjualan pada Senin kemarin.

Aksi protes terhadap pemerintah perihal kenaikan harga daging sapi yang melonjak tersebut rencananya dilakukan selama lima hari hingga Jumat (4/3/2022).

"Baru mulai hari ini (Senin), infonya lima hari sampai Jumat. Kebetulan memang saya bekas tukang daging, jadi teman-teman pedagang daging itu saling komunikasi," ujar Petugas Lapangan Pasar Serpong Alit Mintarya saat dihubungi.

"Saya dengar ya memang dari jagalnya pemotongannya tinggi, jadi tidak sesuai dengan pengharapannya (pedagang)," lanjut dia.

Pengawas Operasional Pasar Serpong Budi Uripto mengimbau para pedagang daging sapi agar melakukan aksi mogok hanya sampai tiga hari.

“Hari ini mulai (aksi mogok), rencana sampai Rabu. Saya sudah imbau dan tadi saya konfirmasi dengan paguyuban pedagang daging sapi Pasar Serpong mereka sepakat Kamis mau buka,” ujar Budi saat dihubungi.

Budi berujar, aksi mogok yang awalnya direncanakan selama lima hari dipangkas menjadi hanya tiga hari agar pedagang daging sapi bisa memenuhi kebutuhan para pembeli atau pelanggan.

Ia berharap, dengan adanya aksi mogok tersebut, pemerintah dapat memberikan perhatian kepada para pedagang dengan mengendalikan harga daging sapi yang melonjak.

"Harapan pedagang harga turun. Pedagang juga tidak mau jika tidak berdagang,” tutur Budi.

Ia menuturkan, saat ini harga daging sapi di Pasar Serpong mencapai Rp 135.000 per kg.

Pedagang daging sapi di Pasar Ciputat ikut mogok

Salah seorang pedagang daging sapi bernama Romi (50) mengatakan, para pedagang daging sapi di Pasar Ciputat, Tangerang Selatan mulai melakukan aksi mogok pada Senin hingga Rabu (2/3/2022).

Romi menuturkan, meski tidak mendapatkan izin dari pemerintah pusat, aksi mogok tetap dilakukan agar pembeli tidak beranggapan bahwa kenaikan harga daging sapi adalah keinginan dari pedagang itu sendiri.

Diketahui, harga daging sapi sebelum demo masih berkisar antara Rp 125.000 per kg hingga Rp 130.000 per kg.

Harga ini mengalami kenaikan dari sebelumnya yang berkisar di angka Rp 110.000.

"Kalau kita sudah begini selama tiga hari itu mudah-mudahan masyarakat (pembeli) mengerti bahwa ini bukan dari saya (pedagang). Bahwa ini dari semua kenaikan harga yang naik terus," ungkap dia.

RPH di Tangsel ikut libur

Aksi mogok para pedagang daging sapi di pasar-pasar tradisional di Kota Tangerang Selatan (Tangsel) kemudian berdampak pada usaha rumah pemotongan hewan (RPH).

Pengelola RPH Tunas Karya Pamulang Tangsel Muhammad Ade Suwandi mengatakan, akibat aksi mogok pedagang daging, tidak ada permintaan daging yang masuk.

Sebagai pemasok, kegiatan pemotongan daging di tempat usahanya bergantung pada ada atau tidaknya permintaan dari pedagang.

Oleh karena itu, pihaknya tidak menyembelih sapi pada hari ini.

“Kalau RPH, pedagang tidak ada yang potong sapi ya kami jadi libur, enggak ada pemotongan,” ujar Suwandi saat dihubungi.

Suwandi mengatakan, sebelumnya ada imbauan pembatalan mogok berdasarkan surat edaran dari Jaringan Pemotong dan Pedagang Daging Indonesia (JAPPDI).

Surat tersebut berisi instruksi untuk tetap melakukan pemotongan dan berdagang daging sapi seperti biasa.

“Nah, ternyata pada mogok (pedagangnya), kami pun ikut libur,” jelas Suwandi.

Pedagang di Pasar Agung Depok tetap berjualan

Sejumlah pedagang daging sapi di Pasar Agung Depok tetap berjualan meski harga daging sapi kian melonjak.

Pedagang daging sapi bernama Jaji (41) menyebutkan, memang ada edaran dari asosiasi pedagang yang menyerukan untuk mogok jualan serentak.

Kendati demikian, Jaji dan beberapa pedagang lainnya di Pasar Agung tetap buka, meski ada beberapa penjual daging yang mogok dagang dari total 10 pedagang.

"Info mogok ada, cuma lampiran dari edaran asosiasi pedagang. Maksudnya ada pro dan kontra, artinya ada yang lanjut mogok, ada yang jualan. Di sini ada sekitar lima pedagang yang enggak jualan," kata Jaji.

Saat ini harga daging sapi di pasaran mencapai Rp 130.000 per kilogram, naik Rp 10.000 dari yang semula Rp 120.000 per kilogram.

Harganya diperkirakan akan naik lagi menjelang Lebaran.

Jaji menuturkan, kenaikan harga daging sapi berpengaruh pada omzet dan penjualan hariannya.

"Omzet sehari Rp 10 jutaan lebih sebelum ada kenaikan harga. Sekarang pas kenaikan harga cuma Rp 5 juta per hari. Sehari (bisa menjual) 80 kilo sebelumnya (ada kenaikan harga). Kalo sekarang pascakenaikan cuma sekitar 40 kilo aja," pungkas Jaji.

Harga Daging Sapi Naik, DPD APPDI Jakarta Berharap Pemerintah Beri Subsidi

Sekretaris DPD APDI DKI Jakarta Tubagus Mufti Bangkit Sanjaya mengatakan, aksi mogok jualan para pedagang daging sapi sebagai bentuk protes terhadap pemerintah imbas kenaikan harga daging dari pemasok.

Padahal, para pedagang terikat ketentuan harga eceran tertinggi (HET) untuk menjual daging kepada konsumen.

Dengan demikian, keuntungan yang diperoleh para pedagang lebih menipis.

"Karena kan tahun lalu 2021 kami juga melakukan hal serupa aksi mogok, nah di situ disepakati HET daging sapi Rp 130.000 per kg," ujar Mufti saat dihubungi.

Apalagi, saat memasuki Ramadhan nantinya diprediksi jumlah permintaan konsumen semakin meningkat. Sehingga membuat ongkos operasional pedagang menjadi lebih mahal.

Menurut Mufti, mahalnya ongkos operasional membuat keuntungan pedagang makin menipis meski jumlah permintaan lebih banyak.

"Bukan untung malah tambah rugi, kami yang tadinya hanya berjuang untuk member, para pedagang warung, cuma kalau permintaan meningkat, cost-nya siapa yang menanggung," imbuhnya.

Karena itu, APDI berharap pemerintah memberikan subsidi kepada para pedagang daging sapi, seperti kebijakan HET minyak goreng yang kemudian disubsidi oleh pemerintah pusat.

"Atau subsidi sampai hari Lebaran saja, jangan subsidi terus-terusan karena lagi pandemi semua takut pemborosan, subsidi Rp 10.000 per kg saja sudah cukup," ucapnya.

https://megapolitan.kompas.com/read/2022/03/01/09345161/saat-sikap-pedagang-daging-sapi-terpecah-ada-yang-mogok-ada-yang-tetap

Terkini Lainnya

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Pecat Ketua RW di Kalideres, Lurah Sebut karena Suka Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin

Pecat Ketua RW di Kalideres, Lurah Sebut karena Suka Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke