Salin Artikel

Pelonggaran PPKM Jakarta di Tengah Angka Kematian yang Belum Turun

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah pusat kembali melonggarkan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) di wilayah Jakarta dan sekitarnya dari level 3 ke level 2.

Warga ibu kota bisa lebih leluasa beraktivitas karena sejumlah aturan pembatasan yang dilonggarkan, berlaku mulai 8 Maret hingga 14 Maret 2022.

Pemberlakuan PPKM level 2 di Jakarta tertuang dalam Instruksi Menteri Dalam Negeri (Inmendagri) Nomor 15 Tahun 2022 tentang PPKM Level 4, 3, dan 2 di Jawa dan Bali yang diteken pada Senin (7/8/2022) kemarin.

Selain Jakarta, PPKM level 2 juga berlaku di wilayah penyangga ibu kota, yakni Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengklaim pelonggaran ini dilakukan karena penularan Covid-19 di Jabodetabek saat ini sudah membaik.

Kasus konfirmasi positif harian di wilayah aglomerasi itu terus menurun.

"Aglomerasi Jabodetabek kembali masuk ke Level 2 karena kasus konfirmasi harian turun," ungkap Luhut dalam konferensi pers, Senin (7/3/2022) kemarin.

Dalam kesempatan yang sama, Luhut juga mengungkapkan kondisi kasus kematian di DKI, mengalami penurunan.

Dia pun memprediksi angka kasus kematian di ketiga provinsi akan semakin menurun dalam waktu dekat.

Penularan Menurun, tapi Kematian Masih Fluktuatif

Jika melihat data kasus harian selama dua pekan terakhir, memang terlihat ada penurunan penularan yang signifikan.

Kasus harian mencapai lebih dari 7.000 kasus pada akhir Februari, tetapi kini sudah menurun ke angka 2.000-an.

Terus menurunnya kasus harian dan banyaknya pasien yang sembuh, juga membuat kasus aktif covid-19 di Jakarta terus menurun.

Per 21 Februari, total ada 65.059 kasus aktif Covid-19 di Jakarta. Namun data per 7 Maret kemarin menunjukkan tinggal 28.732 pasien Covid-19 yang masih menjalani perawatan atau isolasi.

Meski demikian, angka kematian pasien Covid-19 di Jakarta belum sepenuhnya menurun mengikuti angka penularan. Angka kematian masih fluktuatif di angka 20-30 kasus per hari, bahkan pernah menembus 55 kasus. 

Berikut data jumlah kematian pasien Covid-19 di Jakarta selama dua pekan terakhir:

  • 21 Februari: 24 kematian
  • 22 Februari: 33 kematian
  • 23 Februari: 51 kematian
  • 24 Februari: 47 kematian
  • 25 Februari: 42 kematian
  • 26 Februari: 30 kematian
  • 27 Februari: 24 kematian
  • 28 Februari: 55 kematian
  • 1 Maret: 26 kematian
  • 2 Maret: 20 kematian
  • 3 Maret: 20 kematian
  • 4 Maret: 24 kematian
  • 5 Maret: 25 kematian
  • 6 Maret: 19 kematian
  • 7 Maret: 30 kematian

Testing dan Tracing Belum Maksimal

Epidemiolog dari Universitas Indonesia Tri Yunis Miko Wahyono juga melihat adanya penurunan kasus Covid-19 di Jakarta pada beberapa waktu terakhir. Namun penurunan serupa tidak terjadi pada angka kematian. 

"Kasusnya menurun, tapi kematiannya menurut saya tidak menurun," kata Miko saat dihubungi Kompas.com (8/3/2022).

Ia menilai fenomena ini bisa terjadi disebabkan pada temuan kasus yang tidak optimal. Kemungkinan pertama adalah pada angka testing yang kurang masif sehingga kasus tak terdeteksi.

Selain itu, penelusuran kontak juga tidak dilakukan secara masif dan akurat. Dalam artian, kebanyakan orang yang dites justru adalah mereka yang tidak melakukan kontak erat dengan pasien Covid-19. 

"Jadi temuan kasusnya tidak baik," katanya. 

Akibatnya, meski data menunjukkan angka penularan menurun, sebenarnya penularan masih tinggi di lapangan. 

Ia pun menyayangkan pemerintah tidak mengukur angka kematian ini sebagai indikator untuk menurunkan level PPKM. 

"Jadi yang dilihat pemerintah itu hanya angka kasusnya saja," katanya. 

https://megapolitan.kompas.com/read/2022/03/08/12193311/pelonggaran-ppkm-jakarta-di-tengah-angka-kematian-yang-belum-turun

Terkini Lainnya

Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Megapolitan
Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDIP

Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDIP

Megapolitan
Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Megapolitan
'Mayday', 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

"Mayday", 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

Megapolitan
Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Megapolitan
3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

Megapolitan
Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Megapolitan
PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

Megapolitan
Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Megapolitan
Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Megapolitan
Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Megapolitan
Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Megapolitan
Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Megapolitan
Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Megapolitan
Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk 'Liquid'

Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk "Liquid"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke