Salin Artikel

Penyesuaian PTM di SMAN 1 Tangerang, dari Ekskul hingga Aturan soal Isolasi Mandiri

TANGERANG, KOMPAS.com - Pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas di SMAN 1 Tangerang, Kota Tangerang, memiliki sejumlah penyesuaian peraturan.

Aturan yang disesuaikan mulai dari sistem belajar mata pelajaran hingga operasional kantin. Adapun penerapan PTM di Kota Tangerang dimulai pada Selasa (8/3/2022).

Wakil Kepala Bidang Kesiswaan SMAN 1 Tangerang Niniek Nurcahya menyampaikan, soal sistem belajar mata pelajaran, murid kini sudah bisa melakukan praktik saat mata pelajaran olahraga.

"Kalau peraturan sebenarnya hampir sama seperti yang lalu-lalu, tapi ada beberapa yang sudah mulai diperbolehkan seperti mata pelajaran olahraga, anak-anak sudah boleh olahraga di sekolah sekarang," papar Niniek saat ditemui, Selasa.

Tak hanya mata pelajaran olahraga saja, kegiatan ekstrakurikuler di sekolah sudah bisa kembali diikuti para murid.

Syaratnya, jika berada dalam satu lokasi yang sama, pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler (ekskul) tidak boleh berbarengan dengan kegiatan lain.

Niniek menyebutkan, pihaknya sudah membuatkan jadwal agar kegiatan ekstrakurikuler tak saling bertabrakan.

"Ada ekskul juga sudah mulai dibolehkan, asal jangan berbarengan. Kami sudah membuat aturan ekskul itu kapan latihannya supaya tidak bentrok saat menggunakan lapangan," sebut dia.

Kemudian, lanjut Niniek, kantin yang berada di area sekolah saat ini sudah bisa beroperasi. Namun, lantaran masih dalam tahap renovasi, kantin di SMAN 1 Tangerang masih ditutup.

Murid-murid di sana masih diimbau untuk membawa bekal dari kediaman masing-masing.

"Kemudian kantin juga sudah boleh beroperasi. Tapi karena kebetulan kantin lagi direnovasi, anak-anak sudah kami imbau untuk membawa bekal," papar Niniek.

Sebelumnya, siswa belum bisa berpraktik saat mata pelajaran olahraga atau pun mengikuti ekskul.

Kantin di area SMAN 1 Tangerang juga sebelumnya masih belum beroperasi.

PTM tak batal saat ada yang positif

Niniek mengatakan, pihak SMAN 1 Tangerang kini juga tak harus membatalkan PTM saat ada salah satu pihak di sana yang positif Covid-19.

Saat ada pihak yang positif Covid-19, yang bersangkutan wajib menjalani isolasi mandiri.

"Sekarang juga ada aturannya yang misal terindikasi Covid-19, berarti bukan sekolah yang ditutup, melainkan pihaknya (yang positif Covid-19) yang isolasi mandiri," ujarnya.

Soal pihak yang terlibat PTM dan wajib menjalani isolasi mandiri itu turut diatur dalam Surat Edaran (SE) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Banten Nomor 421/0505-Dindikbud/2022.

SE tersebut ditandatangani oleh Kepala Dindikbud Banten Tabrani di Serang, Banten, pada 7 Maret 2022.

"Bagi sekolah sekolah yang ada kasus Covid-19 dan/atau varian Omicron agar berkoordinasi dengan Satgas dan puskesmas terdekat dan memerintahkan agar yang bersangkutan untuk melaksanakan isolasi mandiri sampai dinyatakan sembuh oleh tim kesehatan," tulis Tabrani dalam SE tersebut.

Sekolah siapkan infrastruktur

Niniek menyampaikan, total ada 980 murid kelas 10-12 di SMA tersebut. Dengan batas maksimal murid yang mengikuti PTM 50 persen, murid yang mengikuti pembelajaran tatap muka sebanyak 490 siswa.

Dia menuturkan, sebagian siswa lainnya mengikuti pembelajaran jarak jauh (PJJ). Siswa yang pekan ini mengikuti PJJ akan mengikuti PTM pada pekan depan.

Untuk memastikan penerapan PTM terbatas itu berlangsung aman di tengah pandemi Covid-19, pihak SMAN 1 Tangerang menyiapkan infrastruktur penunjang skema tersebut.

Beberapa di antaranya adalah hand sanitizer yang disiapkan di beberapa tempat, persediaan alat pelindung diri (APD), wastafel serta sabun cuci tangannya, dan cairan disinfektan.

PTM itu sendiri berlangsung mulai pukul 07.30 WIB sampai 12.30 WIB, mulai Senin sampai Jumat.

Respons murid

Menanggapi PTM, salah seorang murid kelas 10 di SMAN 1 Tangerang bernama Agatha Christie mengaku lebih menyukai skema belajar itu lantaran lebih bisa menangkap materi pembelajaran.

Tak hanya itu, saat PTM, dia juga mereasa senang karena bisa berinteraksi langsung dengan teman-teman sebayanya.

Siswa yang sudah divaksinasi Covid-19 sebanyak dua kali ini berharap PTM akan terus diterapkan.

"Semoga bisa PTM terus. Jangan PJJ lagi, bosan, enggak masuk pelajaran," sebut Agatha.

Yoga, murid lain di SMA tersebut, juga lebih menyukai PTM dibandingkan PJJ. Sebab, dia merasa lebih memahami materi pembelajaran saat mengikuti PTM.

"Lebih antusias PTM karena PTM itu belajarnya jadi lebih ngerti, langsung sama gurunya. Dari pada kalau PJJ, kita ke-distract sama kegiatan lain dibanding dengan belajar serius," paparnya saat ditemui.

Hal yang sama diutarakan murid SMAN 1 Tangerang lain bernama Andre.

"Kalau PTM bisa lebih serius karena atmosfernya itu atmosfer sekolah. Kalau di rumah beda, hawanya malas," sebut dia saat ditemui.

Orangtuanya pun mendukung atas penerapan PTM karena aturan itu langsung ditentukan oleh Pemerintah Provinsi Banten.

Dalam kesempatan itu, Andre dan Yoga berharap kapasitas PTM dapat ditingkatkan sampai 100 persen.

"Semoga PTM sampai 100 persen, balik seperti semula," sebut Yoga yang diamini oleh Andre.

https://megapolitan.kompas.com/read/2022/03/09/09390541/penyesuaian-ptm-di-sman-1-tangerang-dari-ekskul-hingga-aturan-soal

Terkini Lainnya

Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Megapolitan
BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

Megapolitan
Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Megapolitan
Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antar Pribadi

Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antar Pribadi

Megapolitan
Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat dalam Koper di Cikarang

Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat dalam Koper di Cikarang

Megapolitan
Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Megapolitan
Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Megapolitan
Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Megapolitan
Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

Megapolitan
Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

Megapolitan
Mendag Tegaskan Rumah Potong Ayam Harus Bersertifikat Halal Oktober 2024, Tidak Ada Tawar-tawar Lagi

Mendag Tegaskan Rumah Potong Ayam Harus Bersertifikat Halal Oktober 2024, Tidak Ada Tawar-tawar Lagi

Megapolitan
Mobil Mahasiswa Tabrak Bus Kuning UI, Saksi: Penumpangnya 3, Cowok Semua

Mobil Mahasiswa Tabrak Bus Kuning UI, Saksi: Penumpangnya 3, Cowok Semua

Megapolitan
Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper: Setubuhi dan Habisi Korban, lalu Curi Uang Kantor

Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper: Setubuhi dan Habisi Korban, lalu Curi Uang Kantor

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke