Salin Artikel

Kampung Boncos Digerebek Lagi, 5 Pengguna Ditangkap, Gubuk Hotel 10.000 Dibongkar

JAKARTA, KOMPAS.com - Lagi-lagi jaringan narkoba di Kampung Boncos, Kota Bambu Selatan, Palmerah, Jakarta Barat, digerebek polisi.

Pada Kamis (10/3/2022) sore, Polsek Palmerah menangkap 5 orang pengguna narkoba yang sedang asyik mengonsumsi sabu. Kelimanya, dengan inisial CA, DD, DS, DP, dan FH, merupakan warga luar Kampung Boncos.

"Kami sudah mengamankan lima orang pengguna. Untuk pengedarnya belum saat ini, akan kami kembangkan lagi," kata Dodi di Palmerah, Kamis.

"Mereka diamankan pada saat menggunakan narkoba. Tetapi ada juga di antara mereka yang diamankan setelah membeli dan kedapatan membawa narkoba tersebut, kemudian baru kita amankan," imbuh dia.

Selain pengguna, polisi juga mengamankan sejumlah barang bukti berupa klip sabu dan cengklong untuk mengisap sabu yang disewa oleh para pengguna.

"Ada 5 klip dan plastik yang harga per paketnya Rp 150.000," imbuh dia.

Selain itu, polisi juga menemukan sebuah kunci letter L yang dibawa oleh salah seorang pengguna.

Polisi akan mendalami penggunan Letter L tersebut untuk mencari tahu apakah ada tindak kejahatan lain yang dilakukan para pemakai narkoba itu, seperti pencurian kendaraan.

Namun sayang, dalam penggerebekan itu, bandar jaringan narkoba di Kampung Boncos belum berhasil ditangkap kali ini. Mereka telah melarikan diri.

"Kali ini kami baru tangkap pengguna saja, kalau bandarnya mereka agak lincah ya," kata Dodi dengan kecewa.

Menurut dia, jaringan narkoba di Boncos telah mencium kedatangan polisi. Saat polisi datang, kata Dodi, jaringan itu menggunakan kode "penyakit" untuk merujuk pada kedatangan polisi dan menyebarluaskan informasi tersebut.

"Kodenya penyakit. Jadi kalau kita datang itu dibilangnya ada penyakit, 'Awas ada penyakit, awas penyakit', Gitu kodenya," kata Dodi kepada wartawan, Jumat (11/3/2022).

Dodi menjelaskan, kode "penyakit" sudah mulai tersebar sejak polisi pertama kali terlihat di kawasan kampung tersebut, meskipun jaraknya cukup jauh.

"Jadi kalau kami ke sana pasti sudah bocor. Misalnya kami tiba parkir mobil, itu sudah ketahuan. Banyak antek-anteknya di situ. Jadi kami parkir di depan, mau ke belakang mereka sudah tahu, jadi pada kabur," kata Dodi.

"Jadi pada saat kita taruh mobil, mereka sudah pakai kode 'awas penyakit', kode itu sudah sampai ujung," lanjut dia.

Selain itu, Dodi beralasan, di Kampung Boncos juga banyak jalan tikus yang menghubungkan kampung tersebut dengan wilayah luar.

Situasi ini tentunya lebih mempermudah pelaku jaringan narkoba untuk melarikan diri dari kejaran polisi.

"Jalan tikusnya juga banyak, dan jalannya berputar-putar," kata dia.

Tak hanya itu, Dodi mengakui, pihaknya juga kesulitan menemukan titik-titik jaringan narkoba Kampung Boncos, lantaran letaknya yang menyatu dengan pemukiman penduduk.

"Banyak jaringan di sana, dan agak rumit, karena Boncos itu sudah menyatu dengan pemukiman penduduk. Itu yang kita harus bisa memilah-milahnya," ujar Dodi

"Kalau kita tidak ada pengamatan sebelumnya, melakukan surveillance, maka akan agak susah menemukan titik-titik jaringannya," lanjut dia.

Hotel 10.000 dibongkar

Tak hanya menangkap pengguna, Polsek Palmerah dalam penggerebekan itu juga membongkar tiga bangunan nonpermanen.

Bangunan itu dikenal dengan nama Hotel 10.000 oleh masyarakat.

Hotel 10.000 terbuat dari kayu dan terpal. Bangunan yang lebih cocok disebut gubuk itu berdiri di lahan kosong di Kampung Boncos.

Gubuk-gubuk tersebut berukuran beragam, dua meter hingga enam meter persegi. Ada satu gubuk yang berlokasi agak tinggi dan bentuknya seperti rumah panggung.

"Hotel 10.000 itu digunakan oleh para pembeli narkoba untuk mengonsumsi narkoba," kata Dodi.

Dodi menjelaskan, para pengguna yang telah membeli narkoba di Kampung Boncos menyewa  Hotel 10.000 lantaran memiliki uang terbatas untuk menyewa tempat lain.

"Karena mereka enggak punya uang untuk sewa kos-kosan, akhirnya mereka menyewa di gubuk-gubuk tanah kosong itu. Ada yang sewain," jelas Dodi.

Hotel 10.000 tersebut diduga ditawarkan ke pembeli oleh bandar narkoba.

"Kayaknya memang sewa gubuk ini itu ditawari sama bandar-bandarnya itu. Kayak sepaket gitu," imbuh dia.

Kendati demikian, Dodi belum mengetahui besaran sewa Hotel 10.000 per ruangnya. Pihaknya juga masih mendalami berbagai hal terkait bisnis penyewaan gubuk tersebut.

https://megapolitan.kompas.com/read/2022/03/11/09270571/kampung-boncos-digerebek-lagi-5-pengguna-ditangkap-gubuk-hotel-10000

Terkini Lainnya

Mendag Tegaskan Rumah Potong Ayam Harus Bersertifikat Halal Oktober 2024, Tidak Ada Tawar-tawar Lagi

Mendag Tegaskan Rumah Potong Ayam Harus Bersertifikat Halal Oktober 2024, Tidak Ada Tawar-tawar Lagi

Megapolitan
Mobil Mahasiswa Tabrak Bus Kuning UI, Saksi: Penumpangnya 3, Cowok Semua

Mobil Mahasiswa Tabrak Bus Kuning UI, Saksi: Penumpangnya 3, Cowok Semua

Megapolitan
Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper: Setubuhi dan Habisi Korban, lalu Curi Uang Kantor

Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper: Setubuhi dan Habisi Korban, lalu Curi Uang Kantor

Megapolitan
Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Pernah Mengaku Capek Terlibat Narkoba, Rio Reifan Ditangkap Lagi Usai 2 Bulan Bebas Penjara

Pernah Mengaku Capek Terlibat Narkoba, Rio Reifan Ditangkap Lagi Usai 2 Bulan Bebas Penjara

Megapolitan
Senior Aniaya Siswa STIP hingga Tewas, 5 Kali Pukul Bagian Ulu Hati

Senior Aniaya Siswa STIP hingga Tewas, 5 Kali Pukul Bagian Ulu Hati

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper: Korban Ternyata Minta Dinikahi | Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak

[POPULER JABODETABEK] Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper: Korban Ternyata Minta Dinikahi | Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak

Megapolitan
Rute Transjakarta 10M Pulo Gadung - Walikota Jakarta Utara via Cakung

Rute Transjakarta 10M Pulo Gadung - Walikota Jakarta Utara via Cakung

Megapolitan
Lokasi dan Jadwal Pencetakan KTP dan KK di Tangerang Selatan

Lokasi dan Jadwal Pencetakan KTP dan KK di Tangerang Selatan

Megapolitan
Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Megapolitan
Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Megapolitan
Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Megapolitan
Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke