Hujan deras disertai angin kencang terjadi sekitar pukul 15.45 WIB.
Sejumlah warga bahkan memberi kesaksian melihat butiran es sebesar kerikil yang ikut turun bersama hujan tersebut.
Hujan es
Martina, warga Pondok Benda, Pamulang, Tangsel, mendengar suara benda seperti kerikil jatuh dari atas langit.
"Kayak hujan batu, tumben berisik kanopi," ujarnya kepada Kompas.com.
Warga pamulang lainnya, Munifah, mengatakan bahwa hujan disertai angin kencang yang menyerupai badai.
"Hujannya deras banget, plus angin dan petir. Tempat sampah di depan rumah pada terbang," bebernya.
"Tipikal cuaca di periode peralihan seperti ini adalah hujan lebat dengan durasi singkat, 1-3 jam, dan disertai angin kencang, puting beliung, bahkan kadang hujan es," kata Kepala Bidang Informasi Meteorologi Publik BMKG Fachri Radjab saat dihubungi Kompas.com, Senin.
Khusus untuk hujan es, kata Fachri, hal itu disebabkan adanya faktor dinamika atmosfer.
"Yaitu adanya suplai uap air yang cukup banyak dan adanya daerah pertemuan/pelambatan angin yang dapat menyebabkan tumbuhnya awan-awan kumulonimbus yang dapat menyebabkan terjadinya hujan es," kata Fachri.
Fachri mengatakan, cuaca ekstrem masih mungkin terus terjadi di daerah Jabodetabek selama periode peralihan musim hujan ke musim kemarau.
BMKG memprediksi, cuaca ekstrem baru akan berakhir pada awal musim kemarau atau sekitar awal Mei.
Prakirawan BMKG wilayah II Ciputat Hilma Nurul juga mengatakan, hujan es yang terjadi di wilayah Tangerang Selatan disebabkan oleh awan kumulonimbus.
"Kejadian hujan es yang terjadi di Kecamatan Pamulang dan Kecamatan Setu, Kota Tangerang Selatan, disebabkan oleh sekumpulan awan kumulonimbus," ujar Hilma.
Hilma menuturkan, kumpulan awan terjadi akibat adanya daerah konvergensi di wilayah Banten yang didukung dengan kondisi udara yang cukup basah dari lapisan bawah hingga lapisan atas.
Berdasarkan citra satelit cuaca, terlihat adanya sekumpulan awan konvektif pada saat kejadian hujan es, yang terindikasi sebagai awan kumulonimbus dengan suhu puncak awan mencapai -800 celsius di wilayah Tangerang Selatan.
"Awan kumulonimbus terpantau berada di area lokasi kejadian mulai jam 15.20 WIB," jelas Hilma.
Sementara itu, berdasarkan citra radar cuaca, mulai pukul 15.30 WIB terpantau terjadi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat di wilayah Tangerang Selatan.
"Pada jam 16.05 WIB, intensitas hujan mulai menurun dan hujan terus terjadi di wilayah Kota Tangerang Selatan hingga jam 16.30 WIB," kata Hilma.
Dikonfirmasi terpisah, Koordinator Bidang Observasi dan Informasi Stasiun Klimatologi Tangerang Selatan Yanuar Henry Pribadi mengatakan, hujan dengan intensitas ringan hingga lebat akan sering terjadi di musim peralihan akibat dari awan kumulonimbus, begitu juga dengan hujan es.
"Potensi awan kumulonimbus apabila ketinggian dasar awannya cukup dekat dengan tanah, maka bisa menyebabkan suhu lingkungan mendukung terjadinya hujan es," jelas Yanuar.
Yanuar menuturkan, saat awan dekat dengan tanah, suhu di bawah awan tersebut mendekati dengan suhu dasar awan.
"Sehingga hujan yang jatuh dari awan yang berbentuk es tersebut jatuh ke permukaan masih dalam bentuk-bentuk es kecil karena proses presipitasinya demikian," tutur Yanuar.
Aset Balai Kota Tangsel rusak
Hujan deras disertai angin kencang yang melanda wilayah Tangerang Selatan pada Senin sore membuat beberapa fasilitas umum mengalami kerusakan, salah satunya Balai Kota Tangsel.
Saat terjadi hujan angin disertai petir tersebut, warga yang berada di Balai Kota Tangsel panik dan berhamburan turun menuju lobi utama Pusat Pemerintahan Kota (Puspemkot) Tangsel.
"Panik banget ya Allah. Banyak kaca yang pecah," ujar salah seorang staf di Balai Kota Tangsel.
"Kaca lantai empat juga ada yang pecah," ujar staf lainnya.
"Terdengar ada suara pecahan kaca dari ruangan plaza rakyat," ucap salah seorang petugas keamanan.
Beberapa infrastruktur di Balai Kota Tangsel juga mengalami kerusakan.
Menurut pantauan Kompas.com di lokasi, tulisan pada plang Balai Kota Tangerang Selatan mengalami kerusakan.
"Tulisan pada plangnya rusak, huruf G-nya hampir copot. Baru rusaknya itu kena angin tadi," ujar salah seorang staf.
"Kaca di lantai tiga juga pecah berserakan," ucap seorang petugas keamanan.
Tampak petugas keamanan dibantu staf lainnya merapikan seng puing-puing plang atau penyangga yang roboh akibat terpaan hujan angin di depan lobi gedung utama.
Selain itu, kaca pada jembatan penghubung antara lantai 3A Balai Kota Tangerang Selatan dengan area parkiran di gedung tersebut pecah akibat diterpa hujan angin yang terjadi Senin sore.
"Sementara kerusakan untuk di Pemkot sendiri ada beberapa yang rusak dan kaca pecah. Ada plafon yang roboh, itu sedang kami perbaiki, sedang kami bersihkan," ujar Kepala Bidang Pengelolaan Informasi, Komunikasi, dan Kehumasan Diskominfo Tangsel Irfan Santoso.
Irfan mengatakan, Unit Pelaksana Tugas (UPT) Pemeliharaan telah melakukan pengecekan.
"Kemudian mempersiapkan untuk perbaikan-perbaikan untuk secepatnya akan diperbaiki," lanjutnya.
Menurut Irfan, kerusakan terparah yang terjadi di Balai Kota Tangsel yaitu pada jembatan penghubung antara gedung dengan parkiran.
"Ada kaca yang pecah dan itu sudah kita bersihkan. Sementara sudah bisa dipakai dan fungsinya masih berjalan dengan baik," ucap Irfan.
"Hanya belum kami persiapkan untuk lebih baik karena kaca akan kami tutup agar tidak ada angin atau air hujan yang masuk ke jembatan," lanjutnya.
Pagar ambruk dan pohon tumbang
Hujan deras yang disertai butiran es dan angin kencang juga menyebabkan sejumlah kerusakan di sekitar tempat tinggal warga.
"Pagar-pagar pada ambruk nih di luar kompleks, ngehalangin setengah jalan," ujar Galuh, warga Pondok Benda, Pamulang.
"Tanaman juga pada mleyot nih di jalan," imbuhnya.
Selain itu, setidaknya 12 pohon tumbang di wilayah Tangsel akibat hujan deras disertai angin kencang tersebut.
"Yang termonitor ada 12. Kami fokus yang di koridor jalan dan fasilitas umum pemkot (pemerintah kota)," ujar Kepala Dinas Lingkungan Hidup Tangsel Wahyunoto.
Pohon tumbang terdeteksi di beberapa titik di Tangsel, seperti Ciater, Ciputat, Pamulang, Serpong, dan lainnya.
Lebih lanjut Wahyunoto menuturkan, kemungkinan jumlah pohon tumbang secara keseluruhan di Tangsel lebih dari 12.
Sebab selain DLH, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Dinas Pemadam Kebakaran, pihak kelurahan, dan kecamatan juga ikut turun menangani pohon tumbang.
https://megapolitan.kompas.com/read/2022/03/15/09381101/cuaca-ekstrem-di-tangsel-turun-hujan-es-disertai-angin-kencang-kaca-balai