Salin Artikel

Cerita Korban Kebakaran Kemanggisan Selamatkan Diri: Bopong Lansia yang Menyerah hingga Seberangi Sungai

JAKARTA, KOMPAS.com - Mimpi buruk yang menjadi nyata itu datang tiba-tiba, bahkan sebelum warga di pinggir Kali Inspeksi Grogol, Palmerah, Jakarta Barat, tersebut sempat untuk memejamkan mata.

Pada Kamis (24/3/2022) sekitar pukul 21.00 WIB, api tiba-tiba sudah berkobar di ujung permukiman. Tak sampai beberapa menit, api semakin membesar setelah memakan bangunan-bangunan kayu di sekitarnya.

Hilda (32) saat itu tengah mengobrol bersama suaminya Rudi (43) dan tetangga lainnya sembari menunggu anaknya pulang. Hingga tiba-tiba ada seseorang berteriak "Api! Ada api!".

Ia pun menengok ke arah orang itu menunjuk, sebuah kobaran api terlihat menyala di kejauhan. Ia menduga, api saat itu tengah melalap petakan kontrakan non permanen yang dihuni para tukang bakso malang.

"Api saat itu belum terlalu besar. Kita langsung panik, semua warga keluar. Laki-laki ngambil ember mau nyiram. Saya masuk ke rumah, bingung mau nyelametin apa," kenang Hilda.

Saat itu, ia mendengar seseorang berteriak "dokumen, dokumen, selametin!".

Setelah bergegas menyelamatkan ijazah anak-anaknya, ia kembali keluar rumah. Saat itu, ia tak lagi melihat sang suami, yang ada hanya kobaran api raksasa yang semakin mendekati rumahnya. Ia kalut, ia melarikan diri ke arah sungai.

Seberangi sungai

Sementara Rudi mengatakan saat melihat api ia dan temannya langsung berupaya menyiramkan air.

Namun, setibanya di sebuah rumah pedagang nastar yang memilki banyak oven dan tabung gas, ia harus mengambil langkah seribu.

"Pas lagi nyiramin, tiba-tiba ada gas meledak di situ. Ternyata di situ sudah kena api. Saya langsung kabur. Saya pulang dan cabutin semua kabel listrik sama selang gas. Takut meledak juga," kata Rudi.

Seperti warga lainnya, Rudi juga kebingungan saat itu. Ia pun memilih sepeda motor untuk diselamatkan.

"Tapi motornya ga bisa lewat, warga banyak banget yang mau kabur juga lewat jalan depan. Akhirnya saya ke belakang ke jalan setapak," lanjut Rudi.

Belum sempat keluar dari permukiman, api sudah semakin mendekat. Panik, ia pun mendorong sepeda motornya ke pinggiran kali begitu saja, di antara rerumputan.

"Motornya saya jorokin ke pinggir kali," singkat dia.

Sementara Rudi dan sejumlah warga lainnya, menyelamatkan diri melintasi Kali Inspeksi Grogol.

"Untung enggak dalam, airnya cuma sepinggang. Ini basah. Banyak warga yang nyeberang juga," kata Rudi sembari melihat rumahnya di seberang sungai.

Selamat dari peristiwa nahas itu, Rudi dan Hilda kini memikirkan hewan-hewan peliharaannya yang tak sempat dilepaskan.

"Kita ada ayam polandia sepasang, ada burung juga 10 ekor. Enggak tahu gimana nasibnya. Kayaknya sudah gosong. Tapi kita ada empat ekor burung yang enggak dikandangin, semoga bisa kabur deh," kata Hilda.

Selamatkan tetangga yang menyerah

Warga lainnya, Adnan (52) juga mengaku kebingungan saat api mulai menjalar bangunan rumah warga satu per satu. Seperti Hilda, ia langsung menyelamatkan ijazah anak-anak setelah mendengar teriakan warga.

Di saat itu, saat ia dan anaknya hendak menyelamatkan diri, Rudi menyadari ada tetangganya yang tak kunjung menyelamatkan diri seperti warga lainnya.

"Tetangga sebelah saya itu disuruh keluar tapi enggak mau. Dia kayak sudah pasrah, di situ aja diem. Sudah 70 tahunan memang, tinggal seorang diri. Tapi biasanya bisa jalan. Saat itu dia diam aja itu. Mungkin syok," kata Adnan.

Tak membiarkan tetangganya itu putus asa, anak laki-laki dan warga lainnya pun langsung membopong lansia tersebut ke luar area permukiman.

"Akhirnya dipanggul sama anak saya. Digotong berdua temennya. Alhamdulillah selamat," syukur Rudi.

Setelah menyelamatkan diri bersama, Rudi mengaku hanya bisa melihat api bergumul melahap rumahnya dari seberang sungai.

Ia mengatakan tak ada bangunan yang selamat kecuali mushola yang berada di samping rumahnya.

"Mushola doang yang selamat. Paling terakhir itu api bergumpal di atas mushola itu," kata Rudi.

Ketiganya mengaku belum mengetahui rencana ke depannya. Namun, untuk sementara mereka berharap memiliki tempat untuk tidur dan bantuan pakaian ganti serta makanan.

Sementara itu, Kapolsek Palmerah AKP Dodi Abdulrohim mengatakan total terdapat 23 petak kontrakan di Jalan Kemanggisan Utama Raya, Kemanggisan, Palmerah, Jakarta Barat, terbakar malam itu.

Tidak ada laporan korban jiwa maupun luka-luka dalam peristiwa nahas itu. Namun beberapa warga terpaksa dilarikan ke rumah sakit lantaran sesak napas.

"Ada tiga orang dilarikan ke RS Pelni, dua pria satu wanita. Usia di atas 50-an. Mereka diduga syok melihat api, jadi sesak napas. Bukan karena terjebak ya, " jelas Dodi.

Pihaknya pun masih mendalami penyebab kebakaran itu terjadi.

Sedangkan para korban selamat lainnya pun tengah mengungsi di lingkungan sekitar. Terlihat warga korban kebakaran berkumpul di rumah-rumah warga di sisi lain sungai, sembari melihat puing rumahnya di seberang.

https://megapolitan.kompas.com/read/2022/03/25/08530031/cerita-korban-kebakaran-kemanggisan-selamatkan-diri-bopong-lansia-yang

Terkini Lainnya

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Sekolah

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Sekolah

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Megapolitan
Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Megapolitan
Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Megapolitan
Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Megapolitan
BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

Megapolitan
Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Megapolitan
Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antar Pribadi

Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antar Pribadi

Megapolitan
Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat Dalam Koper di Cikarang

Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat Dalam Koper di Cikarang

Megapolitan
Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Megapolitan
Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Megapolitan
Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke