Salah satu rumah yang terdampak milik Bresman Marbun (69).
Sejak 14 April 2022, ia kehilangan akses jalan dari rumahnya ke Jalan Swadaya Rawabadung karena pembangunan tembok SMKN 69.
Akibatnya, Marbun dan keluarganya harus melewati dapur atau kamar mandi tetangga untuk menuju jalan utama.
"Saya bisanya lewat dapur sama kamar mandi orang," ujar Marbun saat ditemui di lokasi, Jumat (22/4/2022).
Marbun mengatakan, ada sekitar 10 rumah yang terdampak pembangunan tembok SMKN 69.
"Yang terdampak langsung ada sekitar 10 rumah. Di samping rumah saya ada tiga rumah ditembok, cuma mereka enggak bersuara," kata Marbun.
Pantauan di lokasi, selain rumah milik Marbun, ada beberapa rumah yang dimundurkan akibat pembangunan tembok SMKN 69.
"Yang rumah mundur akibat pembangunan tembok lebih banyak lagi. Bekasnya masih itu tembok," ujar Marbun.
Marbun mengatakan, ia sempat dijanjikan dibuatkan jalan oleh Dinas Pendidikan DKI Jakarta. Namun, janji itu belum terealisasi.
"Saya dijanjikan oleh Kabid (Disdik) akan dibuatkan jalan," kata Marbun.
Camat Cakung Fadjar Eko Satrio mengeklaim bahwa pembangunan tembok tersebut sudah disosialisasikan kepada puluhan warga terdampak dan mereka tidak mempermasalahkannya.
"Yang komplain cuma satu warga saja," kata Fadjar Eko, Jumat lalu.
Satu warga yang dimaksud Fadjar Eko adalah Bresman Marbun yang kehilangan akses jalan.
"Sebenarnya tidak ketutup (akses jalannya), yang bersangkutan ada jalan lain, cuma agak mutar dikit," tutur Fadjar Eko.
Karena hanya ada satu keluarga yang protes, lanjut Fadjar Eko, maka tembok sekolah yang mengelililingi beberapa rumah itu tidak akan dirobohkan.
https://megapolitan.kompas.com/read/2022/04/24/06333281/akses-rumah-terhalang-tembok-smkn-69-jakarta-warga-saya-keluar-lewat