Salin Artikel

Menanti 3 Tahun, Kini Penumpang Bus Rela Bayar Tiket Lebih Mahal demi Lebaran di Kampung Halaman

JAKARTA, KOMPAS.com - Momen Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran tahun ini sangat dinanti-nanti sejumlah warga. Pasalnya, warga kini bisa kembali berlebaran di kampung halaman setelah dua tahun lamanya di tanah perantauan.

Sebagaimana diketahui, tahun ini, pemerintah memperbolehkan mudik Lebaran dengan aturan tertentu. Dua tahun sebelumnya, masyarakat dilarang mudik dalam rangka pencegahan penularan Covid-19.

Kesempatan ini tidak disia-siakan warga untuk segera kembali ke kampung halaman. Seperti Listiyana (31), warga Jakarta Pusat yang hendak berangkat ke Bandar Lampung.

Listiyana mengaku rela membayar lebih mahal dibandingkan harga normal demi bisa lebaran di kampung halaman.

"Kalau tiket biasa itu harganya Rp 210.000, sekarang Rp 380.000. Tapi enggak masalah biarpun lebih mahal, yang penting bisa pulang kampung," jelas Listiyana saat ditemui di Terminal Kalideres, Senin.

Listiyana mengaku terakhir lebaran di kampung halaman pada 2019. Oleh karenanya, saat pemerintah membolehkan mudik tahun ini, ia pun memboyong keluarganya jauh sebelum waktu Lebaran.

"Pengin cepat-cepat sampai Lampung. Tapi kalau pesawat mahal bisa tiga kali lipat. Jadi pilih yang lebih bisa dijangkau harganya, makanya berangkat hari ini biar lebih murah," ujar Listiyana.

Lina (35) warga Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, juga menumpang bus antarkota antarprovinsi (AKAP) menuju Rawajitu, Tulang Bawang, Lampung.

Ia tidak amslaah dengan harga tiket bus yang sudah naik, sebab sudah lama tidak merayakan lebaran di kampung halaman.

"Saya sudah dua kali lebaran tidak pulang kampung. Terakhir mudik itu sebelum corona. Selama pandemi Covid-19 ini saya jarang ke mana-mana. Karena takut ya," kata Lina di Terminal Kalideres.

Lina mengatakan demi merayakan pulang kampungnya yang tertunda, ia rela mengambil cuti jauh-jauh hari.

"Saya kebetulan punya cuti banyak hasil nabung dua tahun lalu. Karena kan dulu enggak boleh ambil cuti juga. Jadi saya memilih berangkat hari ini sampai dua pekan ke depan," imbuh Lina.

Sementara itu, Kepala Terminal Kalideres Revi Zulkarnain mengatakan jumlah calon penumpang yang menumpang bus antarkota antarprovinsi (AKAP) melalui Terminal Kalideres hari ini cukup banyak.

"Per siang pukul 13.00 WIB tadi, penumpang yang berangkat tercatat sebanyak 335 orang," kata Revi saat ditemui di Terminal Kalideres, Senin.

Revi mengatakan, jumlah penumpang yang akan berangkat dari terminalnya sepanjang hari ini diperkirakan akan lebih dari 849 orang.

https://megapolitan.kompas.com/read/2022/04/25/22093491/menanti-3-tahun-kini-penumpang-bus-rela-bayar-tiket-lebih-mahal-demi

Terkini Lainnya

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke