Salin Artikel

Ini Penyebab Penumpukan Penumpang di Terminal Kalideres

"Secara umum berjalan dengan lancar, namun hari ini memang terjadi penumpukan penumpang," kata Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan saat meninjau Terminal Kalideres, Jumat siang.

Anies menduga penumpukan penumpang terjadi akibat keterlambatan armada bus yang belum kembali dari luar kota.

Kepala Terminal Kalideres Revi Zulakrnain menambahkan bus-bus yang hendak menjemput penumpang di Jakarta, rata-rata terlambat lantaran terhambat sistem satu arah atau one way di jalan tol.

"Ada keterlambatan ketibaan bus, karena adanya one way di Tol Cikampek dan Cipali. Sehingga bus yang kembali ke Jakarta itu agak terlambat," jelas Revi di Terminal Kalideres, Jumat.

Revi menjelaskan bus-bus tersebut sebelumnya sudah berangkat menuju berbagai daerah ke arah Jawa, dan terhanbat saat kembali ke Jakarta

"Bus yang kena one way itu yang dari Jawa, kena semua rata-rata. Mereka terhambat bisa dua jam, karena harus lewat jalan arteri," lanjut Revi.

Kendati demikian, ia menyebut penumpukan penumpang sudah teruari selepas pukul 13.00 WIB.

"Tapi jam 13.00 WIB, penumpang sudah banyak berkurang. Penumpang yang tadinya menumpuk, kini sudah terangkut," imbuh dia.

Selain keterlambatan bus, Revi menyebut faktor lainnya terjadi penumpukan hari ini adalah karena hari ini adalah puncaknya keberangkatan pemudik.

Menurutnya, banyak pemudik yang antusias dengan datang lebih awal dari jadwal keberangkatan.

"Penumpang padat di terminal iti karena penumpang antusias untuk mudik. Jadi mereka datang lebih awal. Misalkan jadwal siang, mereka datang pagi. Mungkin karena sudah lama tidak mudik," ujar Revi.

Sementara itu, hingga pukul 16.00 WIB, jumlah penumpang yang bertolak dari Terminal Kalideres sebanyak 2.016 orang. Jumlah penumpang diprediksi akan terus meningkat hingga 3.000 orang lebih menjelang malam nanti.

https://megapolitan.kompas.com/read/2022/04/29/19301691/ini-penyebab-penumpukan-penumpang-di-terminal-kalideres

Terkini Lainnya

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke