Salin Artikel

Sederet Fakta Kecelakaan Beruntun di MT Haryono, Berawal Pengemudi Pajero Ngebut, Pasutri Tewas

Setidaknya, ada delapan kendaraan yang terlibat kecelakaan itu. Kecelakaan tersebut terjadi karena pengemudi Mitsubishi Pajero berwarna hitam menabrak sejumlah kendaraan lainnya.

"Dalam kecelakaan itu ada tiga kendaraan roda empat dan lima kendaraan roda dua," kata Kepala Seksi Kecelakaan Subdirektorat Penegakan Hukum Direktorat Lalu Lintas (Kasi Laka Subdit Gakkum Ditlantas) Polda Metro Jaya Kompol Edy Purwanto saat dikonfirmasi, Kamis (26/5/2022).

Sementara itu, ada enam orang yang menjadi korban kecelakaan tersebut, dua orang tewas, sedangkan empat lainnya luka-luka, termasuk seorang balita.

Sopir mobil Pajero ngebut

Kokoy (47), pengemudi taksi yang menjadi korban, menceritakan bahwa kecelakaan beruntun itu terjadi saat pengemudi Pajero melaju kencang dari timur ke arah selatan di Jalan MT Haryono.

Namun, tak jauh dari sekitar Menara Saidah, pengemudi Pajero itu menabrak sejumlah motor yang terseret hingga terimpit taksi.

"Keadaan (kecepatan) kencang banget. Tidak lama terdengar suara teriakan, tidak tahunya para pengemudi motor itu ditabrak sama pengemudi Pajero itu. Tidak lama kemudian mobil saya juga diseruduk," ucap Kokoy.

Kokoy menjelaskan, sejumlah pemotor yang ditabrak itu terimpit di antara depan mobil Pajero dan belakang taksi.

Selain dua orang yang tewas di lokasi, beberapa pengendara motor terluka, baik luka ringan maupun serius, hingga dilarikan ke rumah sakit.

Sementara itu, pengemudi Pajero saat itu langsung dibawa bersama kendaraan yang digunakan ke kantor Ditlantas Polda Metro Jaya.

Mereka yakni Raka Prayogo Putra (25) dan Nova Kharisma (21), warga Kompleks Lapas Cipinang, Jakarta Timur.

Sementara itu, seorang balita yang selamat adalah putri Raka dan Nova. Putri kedua korban yang belum genap berusia 2 tahun berinisial RP saat ini masih dirawat di Rumah Sakit Budhi Asih.

Kakak dari Raka, Riki, mengatakan bahwa kecelakaan dialami adiknya saat mereka hendak pulang ke rumah di kawasan Citayam, Depok, dari rumah orangtua di Cipinang, Jakarta Timur.

"Memang dua hari (sebelum kejadian) dia nginap di sini. Mungkin kangen sama ibu, saya, dan adik. Kemarin itu dia mau pulang ke Citayam," kata Riki saat ditemui di rumah duka, Kamis (26/5/2022).

Raka, Nova, dan RP berangkat menggunakan satu sepeda motor pada Rabu sekitar pukul 18.30 WIB.

Riki mengatakan, lokasi kejadian itu merupakan rute adiknya saat menuju Citayam dari Cipinang.

"Memang sering dia bolak-balik ke sini. Di sana mau mau lewat Pasar Minggu, biasanya. Terjadi kecelakaan, mereka terpental ditabrak. Raka terbentur pembatas jalan, istrinya masuk ke bawah mobil (Pajero)," ucap Riki.

Balita luka memar

Riki mengatakan, RP, anak dari adiknya itu masih dirawat di rumah sakit karena mengalami beberapa luka, salah satunya di bagian kepala.

Menurut Riki, RP sempat tak sadarkan diri.

"Dia luka di kepala, bocor. Dijahit enam jahitan. Di kepala (kiri) ada benjolan, mungkin karena ada benturan. Luka-luka semua, kaki dan tangan," ucap Riki.

Meski sempat tak sadar, keponakan perempuan Riki itu dalam kondisi membaik. Hanya saja, dokter mengatakan bahwa RP masih butuh penanganan.

"Saat ini, diam, lalu nangis. Belum bisa ditanya sama sekali. Hasil rontgen baik cuma tidak bisa pulang harus dirawat lebih lanjut, karena kan masih balita, takut ada luka dalam," ucap Riki.

Menurut Riki, luka yang dialami oleh RP memberikan gambaran bahwa kecelakaan yang dialami keluarga itu cukup parah.

Berdasarkan keterangan saksi, RP terpental bersama kedua orangtuanya.

"Anak ini infonya dibawa oleh pengemudi ojol ke Rumah Sakit Budhi Asih, tapi saya cari data ojol yang bawa sampai sekarang tidak ada yang tahu," ucap Riki.

"Saya cari datanya, tidak ada yang tahu, sekuriti rumah sakit juga tidak tahu, karena ditanya dan mau ditahan KTP-nya juga tidak mau, mungkin takut ada pembayaran atau apa," tambah Riki.

Keluarga korban tuntut biaya pendidikan

Saat ini, keluarga Raka dan Nova telah pasrah atas kecelakaan itu. Hanya saja, keluarga meminta pengemudi Pajero segera bertanggung jawab.

Salah satu bentuk tanggung jawab tersebut yakni membiayai pendidikan putri korban sampai kuliah.

"Karena perbuatan dia sudah menghilangkan dua nyawa, ke depannya kami minta agar anak (korban) diperhatikan untuk sekolah hingga perguruan tinggi," ujar Riki.

Hingga Kamis sore, belum ada iktikad baik dari pengemudi Pajero untuk berkomunikasi dengan keluarga korban dan membicarakan soal bentuk tanggung jawab atas insiden tersebut.

"Sama sekali belum dan tidak menghubungi keluarga kami. Datang ke rumah sakit juga tidak. Belum ada kabar kejelasannya juga," kata Riki.

Pengemudi Pajero berinisial J yang telah diamankan tersebut saat ini masih menjalani pemeriksaan terkait insiden kecelakaan maut itu.

Polisi telah melakukan tes urine kepada J di Rumah Sakit Kramatjati, tetapi hasilnya belum keluar.

Selain itu, penyidik dari Ditlantas Polda Metro Jaya telah memeriksa lima orang saksi untuk mengetahui penyebab kecelakaan tersebut.

https://megapolitan.kompas.com/read/2022/05/27/08392661/sederet-fakta-kecelakaan-beruntun-di-mt-haryono-berawal-pengemudi-pajero

Terkini Lainnya

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke