Salin Artikel

Wasit Dipukul Politisi Gerindra karena Beri Kartu Merah dan Dituduh Berat Sebelah, Panitia Laga Tarkam Angkat Bicara

TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Video rekaman yang memperlihatkan anggota DPRD Tangerang Selatan dari Fraksi Partai Gerindra Edy Mamat melakukan pemukulan terhadap seorang wasit beredar di media sosial.

Dalam wawancara sebelumnya Edy menyebut wasit yang dipukulnya tersebut berat sebelah dalam memimpin jalannya pertandingan. Bahkan, Edy yang berposisi sebagai striker diganjar kartu merah akibat akumulasi kartu kuning.

Di lain pihak, perwakilan panitia turnamen sepak bola antarkampung (tarkam) tersebut, Dahlan, menilai bahwa wasit tersebut sudah bertugas sesuai regulasi pertandingan.

"Kalau panitia (melihat) sesuai regulasi bahwa keputusan wasit itu sah," ujar Dahlan saat dikonfirmasi, Senin (13/6/2022).

Menurut dia, pemberian kartu merah dan kartu kuning merupakan hal yang lumrah dalam pertandingan sepak bola sebagai sanksi atas pelanggaran yang dilakukan pemain.

"Yang bisa membuat bias ini adalah karena memang beredar di media, jadi ini berkembang bias," kata Dahlan.

Sebagai panitia turnamen, Dahlan mengaku sepakat dengan hasil keputusan damai antara kedua belah pihak.

Dahlan juga berharap agar kejadian serupa tidak terulang. Dia ingin peristiwa tersebut tidak menjadi contoh untuk ditiru dalam pertandingan tarkam lainnya.

"Iya, kita menjaga silaturahmi karena yang main orang kampung sendiri, saya tidak mau berdampak sosial. Untuk menghindari tim-tim lain, (saya harap) untuk tidak mengikuti," ucap Dahlan.

Kanit Reskrim Polsek Serpong Iptu Yaya Sunarya mengatakan, Edy Mamat dan wasit sudah berdamai. Usai laga antarkampung (tarkam) itu berakhir, mereka saling bermaaf-maafan.

"Setelah selesai pertandingan, wasit dan Edy Mamat sudah maaf-maafan, kemudian sudah ada pertemuan kedua belah pihak dari TNI dan tokoh masyarakat," ujar Yaya saat dikonfirmasi, Senin (13/6/2022).

Sebelumnya diberitakan, Edy Mamat diduga memukul wasit saat bertanding dalam laga antarkampung di Stadion Mini Paku Jaya, Tangerang Selatan, Banten.

Peristiwa tersebut terjadi saat Edy mengikuti pertandingan sepak bola antarkampung, yakni Turnamen Pakujaya Cup 7, Jumat (10/6/2022) lalu.

Video pemukulan yang diduga dilakukan Edy viral di media sosial. Dalam video yang beredar terlihat Edy memukul wasit karena memprotes keputusan yang memberikannya kartu merah.

https://megapolitan.kompas.com/read/2022/06/13/15263391/wasit-dipukul-politisi-gerindra-karena-beri-kartu-merah-dan-dituduh-berat

Terkini Lainnya

Menyusuri Jalan yang Dilalui Para Korban Tragedi 12 Mei 1998...

Menyusuri Jalan yang Dilalui Para Korban Tragedi 12 Mei 1998...

Megapolitan
Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Megapolitan
Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Megapolitan
Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Megapolitan
Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Megapolitan
3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

Megapolitan
Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Megapolitan
Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Megapolitan
Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Megapolitan
Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Megapolitan
Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Megapolitan
Gelar 'Napak Reformasi', Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Gelar "Napak Reformasi", Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Megapolitan
Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Megapolitan
Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Megapolitan
Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke