Salin Artikel

Warga Tolak Kegiatan Pesantren Khilafatul Muslimin di Bekasi, Pimpinan Organisasi: "Kami Merasa Aman-aman Saja"

Untuk diketahui, sebuah pesantren yang dibina oleh organisasi tersebut telah berdiri di Pekayon Jaya selama beberapa tahun belakangan.

Hanya saja, keberadaan pesantren tersebut menuai polemik usai polisi membekuk sejumlah petinggi organisasi yang dianggap bertentangan dengan ideologi Pancasila itu.

Spanduk yang dipasang oleh warga itu bertuliskan 'Kami warga Pekayon Jaya Kota Bekasi dan sekitarnya menolak keras kegiatan Khilafatul Muslimin yang bertentangan dengan asas Negara Republik Indonesia dan Ideologi Pancasila'

Amir atau pimpinan dari Khilafatul Muslimin Bekasi Raya, Abu Salma pun buka suara terkait munculnya spanduk penolakan dari warga tersebut.

Ia mengatakan bahwa pihaknya menyerahkan semua urusan tersebut kepada pihak berwenang, dalam hal ini aparat kepolisian. Hal tersebut ia lontarkan demi menghindari kericuhan di kalangan masyarakat.

"Khawatir terjadi hal yang tidak kita inginkan, jadi kita serahkan saja kepada aparat yang punya wewenang. Kalau mau dicopot silakan, enggak dicopot juga kami tidak merasa terganggu," tutur Abu Salma, ketika dihubungi, Rabu (15/6/2022).

Meski spanduk penolakan terhadap Khilafatul Muslimin itu muncul, Abu Salma mengaku ia tidak merasa terganggu.

"Sebenarnya bukan permasalahan buat kita, karena kita sudah paham. Beberapa waktu lalu, di berbagai daerah, bukan hanya di Bekasi, juga pasang spanduk penolakan, tapi kita merasa aman-aman saja," ucapnya.

Meski begitu, ia meminta maaf apabila keberadaan ormas Khilafatul Muslimin dianggap meresahkan warga, khususnya di wilayah Pekayon Jaya, Kota Bekasi.

Ia berjanji untuk lebih komunikatif dengan warga sekitar sehingga tidak timbul prasangka.

"Kalau ponpes kita kurang komunikasi dengan lingkungan, kita akan lakukan dengan komunikasi. Ya, kita khawatir, ada kejadian seperti ini, kita dianggap tidak berkomunikasi dengan aktif," jawabnya.

Sebelumnya, Ketua Karang Taruna RW 03 Pekayon Jaya Faisal Hafiz mengatakan bahwa warga tidak pernah merasa mendapat pemberitahuan mengenai kegiatan kelompok Khilafatul Muslimin di wilayah tersebut.

"Sampai sekarang, kita tidak ada pemberitahuan. Contoh misalnya, mereka ada kegiatan agama, itu kita tidak pernah diberitahukan," ucap Faisal ketika dihubungi, Rabu (15/6/2022).

Warga juga sempat bertanya kepada ormas Khilafatul Muslimin mengenai izin pendirian pesantren tersebut.

"Kita sudah menanyakan legalitas mereka. Kalau pondok pesantren itu kan harus ada izin dari Persatuan Pondok Pesantren Indonesia, nah itu mereka enggak punya," tutur Faisal.

Atas dasar itu, warga RW 03 pun berharap pemerintah bertindak cepat untuk merespon aktivitas ormas tersebut di sana.

"Jadi, kami berharap pemerintah bertindak cepat untuk merespon aktivitas mereka. Jangan sampai lebih dulu warga (yang bertindak). Kami juga enggak mau warga di sini yang bergerak lebih cepat dari pemerintah," pungkasnya.

https://megapolitan.kompas.com/read/2022/06/15/19003431/warga-tolak-kegiatan-pesantren-khilafatul-muslimin-di-bekasi-pimpinan

Terkini Lainnya

Motor dan STNK Mayat di Kali Sodong Raib, Keluarga Duga Dijebak Seseorang

Motor dan STNK Mayat di Kali Sodong Raib, Keluarga Duga Dijebak Seseorang

Megapolitan
Terganggu Pembangunan Gedung, Warga Bentrok dengan Pengawas Proyek di Mampang Prapatan

Terganggu Pembangunan Gedung, Warga Bentrok dengan Pengawas Proyek di Mampang Prapatan

Megapolitan
Ponsel Milik Mayat di Kali Sodong Hilang, Hasil Lacak Tunjukkan Posisi Masih di Jakarta

Ponsel Milik Mayat di Kali Sodong Hilang, Hasil Lacak Tunjukkan Posisi Masih di Jakarta

Megapolitan
Pakai Seragam Parkir Dishub, Jukir di Duri Kosambi Bingung Tetap Diamankan Petugas

Pakai Seragam Parkir Dishub, Jukir di Duri Kosambi Bingung Tetap Diamankan Petugas

Megapolitan
Sekolah di Tangerang Selatan Disarankan Buat Kegiatan Sosial daripada 'Study Tour' ke Luar Kota

Sekolah di Tangerang Selatan Disarankan Buat Kegiatan Sosial daripada "Study Tour" ke Luar Kota

Megapolitan
RS Bhayangkara Brimob Beri Trauma Healing untuk Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana

RS Bhayangkara Brimob Beri Trauma Healing untuk Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana

Megapolitan
KPU Kota Bogor Tegaskan Caleg Terpilih Harus Mundur jika Mencalonkan Diri di Pilkada 2024

KPU Kota Bogor Tegaskan Caleg Terpilih Harus Mundur jika Mencalonkan Diri di Pilkada 2024

Megapolitan
Pemilik Mobil yang Dilakban Warga gara-gara Parkir Sembarangan Mengaku Ketiduran di Rumah Saudara

Pemilik Mobil yang Dilakban Warga gara-gara Parkir Sembarangan Mengaku Ketiduran di Rumah Saudara

Megapolitan
Sebelum Ditemukan Tak Bernyawa di Kali Sodong, Efendy Pamit Beli Bensin ke Keluarga

Sebelum Ditemukan Tak Bernyawa di Kali Sodong, Efendy Pamit Beli Bensin ke Keluarga

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Prioritaskan Warga Jakarta dalam Rekrutmen PJLP dan Tenaga Ahli

Pemprov DKI Diminta Prioritaskan Warga Jakarta dalam Rekrutmen PJLP dan Tenaga Ahli

Megapolitan
Polisi Kesulitan Identifikasi Pelat Motor Begal Casis Bintara di Jakbar

Polisi Kesulitan Identifikasi Pelat Motor Begal Casis Bintara di Jakbar

Megapolitan
Parkir Sembarangan Depan Toko, Sebuah Mobil Dilakban Warga di Koja

Parkir Sembarangan Depan Toko, Sebuah Mobil Dilakban Warga di Koja

Megapolitan
Terminal Bogor Tidak Berfungsi Lagi, Lahannya Jadi Lapak Pedagang Sayur

Terminal Bogor Tidak Berfungsi Lagi, Lahannya Jadi Lapak Pedagang Sayur

Megapolitan
Duga Ada Tindak Pidana, Kuasa Hukum Keluarga Mayat di Kali Sodong Datangi Kantor Polisi

Duga Ada Tindak Pidana, Kuasa Hukum Keluarga Mayat di Kali Sodong Datangi Kantor Polisi

Megapolitan
Dijenguk Polisi, Casis Bintara yang Dibegal di Jakbar 'Video Call' Bareng Aipda Ambarita

Dijenguk Polisi, Casis Bintara yang Dibegal di Jakbar "Video Call" Bareng Aipda Ambarita

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke