Salin Artikel

Lalai Main Ponsel, Sopir Mobil Honda Jazz Picu Kecelakaan Maut di Pancoran Timur

JAKARTA, KOMPAS.com - Kecelakaan diduga akibat kelalaian saat berkendara hingga menyebabkan hilangnya nyawa seseorang kembali terjadi.

Kali ini insiden tersebut terjadi di Jalan Pancoran Timur, Kalibata, Jakarta Selatan, pada Selasa (14/6/2022) sekitar pukul 19.30 WIB.

Peristiwa kecelakaan itu terekam kamera pengawas di sekitar. Video dari rekaman CCTV itu pun beredar di media sosial @lensa_berita_jakarta.

Video itu memperlihatkan detik-detik kecelakaan. Saat itu tampak mobil berwarna putih menabrak pemotor dari arah belakang.

Pemotor itu terpental, sedangkan satu anak yang diboncengnya terjatuh dan terlindas mobil.

Kronologi

Kanit Laka Lantas Polres Metro Jakarta Selatan AKP Sigit menjelaskan, kecelakaan itu melibatkan mobil Honda Jazz yang dikemudikan IAR (34) dengan pengendara motor Honda Vario, MR (28), dan putrinya, AAR (7).

Kecelakaan itu menyebabkan AAR yang sempat masuk ke kolong dan terlindas mobil meninggal dunia setelah sebelumnya mendapatkan perawatan di rumah sakit.

"Iya meninggal dunia di Rumah Sakit Triadipa. Penyebab kecelakaan masih lidik," ujar Sigit saat dikonfirmasi pada Rabu (15/6/2022).

Sigit menjelaskan, berdasarkan keterangan saksi di lokasi, kecelakaan itu berawal saat Honda Jazz yang dikemudikan oleh IAR (34) melintas dari arah timur ke barat di Jalan Pancoran Timur.

Tepat di depan tempat pencucian mobil, pengemudi Honda Jazz itu menabrak pengendara motor dari belakang. Korban saat itu melintas dari arah yang sama.

"Kecelakaan lalu lintas itu mengakibatkan korban luka berat, kerugian materi kerusakan kendaraan," ucap Sigit.

Main ponsel

Belakangan diketahui, kecelakaan tersebut dilatarbelakangi karena kelalaian IAR saat mengemudikan mobil Honda Jazz. Ia disebut bermain ponsel saat berkendara.

Hal itu dikatakan salah satu warga, Yudi, saat ditemui di lokasi kecelakaan, Jumat (17/6/2022).

"Sopir mobil meleng. Dia main handphone. Dia menabrak motor, bapaknya yang bawa motor mental ke samping, anaknya masuk kolong mobil," ujar Yudi.

Yudi mengatakan, sopir Honda Jazz itu mengemudikan kendaraan dengan kecepatan rendah. Namun, kecelakaan terjadi diduga karena pelaku mengemudi sambil bermain ponsel.

"Untuk kecepatan tidak terlalu kencang, sampai dia nabrak motor. Dia (IAR) mengakui juga kalau main handphone. Dia sempat tidak keluar mobil, sepertinya takut karena banyak massa," kata Yudi.

Saat itu, kata Yudi, IAR akhirnya keluar dari mobil dan menyatakan kepada warga dan korban untuk bertanggung jawab atas kecelakaan itu.

"Sedikit lama baru keluar mobil. Dia kemudian bersedia tanggung jawab," ucap Yudi.

Ditetapkan tersangka

Polisi lalu melakukan gelar perkara terkait kecelakaan maut di Pancoran Timur pada Jumat, sore. Gelar perkara dilakukan untuk mendalami unsur kecelakan dan status sopir mobil.

Hasil dari gelar perkara tersebut, IAR ditetapkan sebagai tersangka atas insiden kecelakaan yang menyebabkan satu nyawa terenggut.

Saat ini, penyidik dari Satuan Lalu Lintas Polres Metro Jakarta Selatan telah menahan IAR.

"Sudah ditetapkan sebagai tersangka dan dilakukan penahanan," ujar AKP Sigit.

Sigit mengatakan, tersangka dijerat Pasal 310 ayat (3) dan (4) Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ).

"Penetapan (tersangka) hari (Jumat) ini. Sudah ditahan," kata Sigit.

https://megapolitan.kompas.com/read/2022/06/18/08560231/lalai-main-ponsel-sopir-mobil-honda-jazz-picu-kecelakaan-maut-di-pancoran

Terkini Lainnya

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke