Salin Artikel

Ketika Remaja Citayam Bersalin Rupa Bak Anak Gaul Jaksel di Terowongan Kendal

JAKARTA, KOMPAS.com - Terowongan Kendal di Dukuh Atas, Menteng, Jakarta Pusat, belakangan menjadi perbincangan di media sosial.

Seperti diketahui, terowongan ini menghubungkan tiga moda transportasi, yaitu moda raya terpadu (MRT), kereta rel listrik (KRL) commuter line dan bus Transjakarta.

Lokasi ini pun kemudian menjadi salah satu tongkrongan yang sedang hits di Ibu Kota, termasuk bagi remaja dari luar Jakarta seperti warga Depok dan Citayam.

Satu per satu mereka datang, bahkan tak jarang bergerombol. Para remaja itu pun mengeluarkan telepon pintarnya demi mengabadikan diri dengan berfoto atau membuat video aktivitas masing-masing.

Tak lengkap rasanya apabila berfoto tanpa bersolek. Muda-mudi itu pun tampak lihai memadupadankan pakaian dengan gaya hits masa kini layaknya anak gaul Ibu Kota.

Tak mau ketinggalan pengalaman sensasional itu, remaja itu rela jauh-jauh datang dari Depok, Citayam, hingga Jawa Barat, untuk mengambil foto hingga video di Terowongan Kendal, salah satunya Abdi (18).

Dalam kunjungannya, Abdi mengajak saudara perempuannya, Laras, dan teman-temannya yakni Vanda serta Aldi, untuk nongkrong di Terowongan Kendal.

"Iya, (tahu Terowongan Kendal terkenal) dari buku tahunan, yearbook," ungkap Abdi saat ditemui di Terowongan Kendal, Jumat (1/7/2022).

Dalam kesempatan itu, Abdi memang mengakui bahwa dirinya dan teman-temannya jauh-jauh dari Citayam ke Terowongan Kendal untuk mengambil foto dan video.

Kemudian ada pula remaja asal Rangkasbitung, Indah (13), yang sering ke lokasi tersebut bersama teman seusianya, apalagi saat akhir pekan.

"Sering ke sini. Sampai malam sampai habis maghrib. Rekomendasi sih soalnya murah. Enggak bayar. Enggak panas juga," ujar Indah di lokasi, Sabtu (2/7/2022).

Tak sekedar pengabdi konten

Tak semua remaja yang datang dari pinggiran kota hanya untuk berburu spot yang cocok bagi kontennya di media sosial.

Rehan (15) dan kawan-kawannya contohnya. Mereka berangkat dari Parung, Bogor, sekitar pukul 08.00 WIB lalu bertemu dengan teman-teman lainnya untuk latihan skateboard.

Setiap hari Sabtu atau akhir pekan, Rehan dan teman tongkrongannya menghabiskan waktu di Terowongan Kendal. Di situ, Rehan bertemu dengan teman-teman lainnya untuk sama-sama latihan skateboard.

"Ketemu di grup Facebook terus ngajak ngopi ketemuannya di sini," ujar Rehan ditemui di lokasi, Sabtu (2/7/2022).

Adapun Ola (23) bersama tiga teman lainnya justru memanfaatkan Terowongan Kendal menjadi tim kreatif untuk membuat konten atau syuting video promosi sebuah kafe.

"Memang khusus kafe, cuma karena digital membludak, jadi mau bikin liputan, bikin-bikin movie untuk promosi kafe," ujar Ola di lokasi, Sabtu (2/7/2022).

Bersalin rupa bak remaja "Jaksel"

Pengamat perkotaan dari Universitas Trisakti, Yayat Supriatna, mengamati fenomena ini tak lepas dari kian populernya istilah "anak Jaksel" atau anak yang kerap nongkrong di wilayah Jakarta Selatan.

"Ini ibaratnya (anak) Citayam rasa anak Jaksel. Anak Jaksel identik dengan status yang lebih tinggi, modern, dan suka bicara dengan bahasa campuran dengan bahasa Inggris," ujar Yayat kepada Kompas.com, Minggu (3/7/2022).

Gaya hidup "anak Jaksel" ini pun semakin populer di media sosial. Hal ini membuat banyak orang berlomba-lomba agar populer seperti anak Jaksel, termasuk warga pinggiran kota.

"Kawasan Stasiun BNI itu seperti halaman muka dari Citayam dan Depok. Karena mereka hanya naik KRL (kereta rel listrik) commuter line. Dengan biaya murah, mereka langsung bisa itu menjangkau," ujar Yayat.

Menurut Yayat, wilayah sekitar Depok, Citayam, Bojong Gede, hingga Bogor sebetulnya sudah bisa dikatakan sebagai kawasan perkotaan. Namun, daerah ini belum menjadi kota.

Dengan demikian, kata Yayat, fenomena ini menunjukkan adanya keinginan anak remaja tersebut untuk menjadi orang kota dalam konteks kehidupan remaja.

"Kehidupan sebagai remaja dengan adanya media sosial menuntut mereka untuk menjadi sesuatu yang lebih. Tetapi, (ruang) ini tidak ada di Citayam ataupun Bojong gede," ujar Yayat.

Minimnya ruang ekspresi

Yayat juga berpandangan Terowongan Kendal yang diserbu remaja pinggiran kota itu dipicu oleh minimnya ruang publik di tempat tinggalnya.

"Mereka butuh bermain, status, serta ruang aktivitas. Jadi itu fenomena yang wajar karena adanya dinamika apalagi yang berhubungan dengan status (sosial)," ujar Yayat.

Yayat menjelaskan wilayah Depok-Citayam itu ibarat wilayah rural-urban, yaitu kawasan transisi yang menyinggung sedikit wilayah perkotaan tetapi belum menjadi kota.

Sementara itu, Terowongan Kendal yang berada di wilayah sekitar Stasiun MRT Jakarta Dukuh Atas dinilai menjadi simbol status poin utama kota Jakarta.

Terlebih, wilayah tersebut langsung menuju ke jantung kota, salah satunya Jalan MH Thamrin dan Jalan Jenderal Sudirman.

Bagi remaja tersebut, tutur Yayat, dalam konteks media sosial, itu akan berdampak luar biasa bagi status sosialnya setiap kali mereka mengunggah konten.

"Jadi, akan terasa anak kota dan modernnya. Sementara, rasa itu tidak ada di Citayam Depok atau di Bojong Gede. Mereka kekurangan ruang ekspresi," ujar Yayat.

Di samping itu, dalam konteks informasi dan teknologi, sebagian besar remaja juga sudah berada pada level mapan. Artinya, mereka bakal merasa dituntut untuk memiliki ruang yang sama di media sosial.

(Penulis: Annisa Ramadani Siregar, Muhammad Naufal, Larissa Huda)

https://megapolitan.kompas.com/read/2022/07/03/23435531/ketika-remaja-citayam-bersalin-rupa-bak-anak-gaul-jaksel-di-terowongan

Terkini Lainnya

Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Megapolitan
Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Megapolitan
Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Megapolitan
Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Megapolitan
Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Megapolitan
Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke