DEPOK, KOMPAS.com - Wali Kota Depok Mohammad Idris menyampaikan usulan penggabungan daerah-daerah penyangga, seperti Bogor, Depok, Bekasi digabungkan dengan Jakarta menjadi Jakarta Raya.
Menurut Idris, usulan tersebut bermula saat ia dimintai pandangan sebagai akademisi terkait nasib Jakarta setelah tak menjadi ibu kota dalam sebuah webinar Masa Depan Jakarta, Pemindahan Ibu Kota dan Tinjauan Dalam Perspektif Pemda se-Jabodetabek, yang digelar Warta Kota.
Kendati demikian, usulan yang Idris lontarkan justru berujung teguran dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar).
Sebab, Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum menilai pernyataan Idris soal Bodebek membuat gaduh.
Namun, Idris mengelak bahwa dirinya mengusulkan ide Jakarta Raya. Terlebih, ia mengklaim Depok sudah menjadi kota yang mandiri meski tidak menjadi bagian dari Ibu Kota.
"Bukan usulan ini. Jadi apalah saya mengusulkan hal-hal (Depok bergabung dengan Jakarta) kayak gitu, Depok sudah mandiri kok," kata Idris di Gedung Pramuka Depok, Rabu (20/7/2022).
Idris minta maaf
Atas pernyataannya yang disebut Wagub Jabar dinilai membuat gaduh, Idris pun menyampaikan permohonan maaf kepada pimpinannya di Jawa Barat.
Idris mengaku salah atas sikapnya tersebut.
"Saya sebagai wali kota tentunya siap salah, kalau orang Sunda bilang 'hampura' kalau ini (isu Jakarta Raya) menjadi sebuah sikap yang salah, tetapi saya sudah klarifikasi," kata Idris.
Idris kemudian menyampaikan klarifikasinya soal isu Depok bergabung dengan Jakarta.
Dia memilih menyampaikan klarifikasi lewat media karena Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum juga menegurnya melalui pemberitaan di media.
"Sudah klarifikasi, jadi Wagub Jabar itu mengatakan (teguran) di media dan sepertinya memang dapat laporan (isu Jakarta Raya) dari media. Karena beliau (menegur) dari media juga, saya juga klarifikasi di media juga dong," ujar Idris.
Klarifikasi soal Depok gabung Jakarta Raya
Selain itu, Idris turut menyampaikan klarifikasinya yang menyangkal mengusulkan wilayah administrasinya bergabung ke Jakarta.
Dia membantah mengusulkan wilayah administrasinya bergabung ke Jakarta.
"Saya katakan bahwa tidak pernah mengusulkan Depok gabung ke Jakarta, tidak pernah (mengusulkan itu)," kata Idris.
"Yang ada adalah tinjauan pandangan saya ketika waktu itu sebagai akademisi dan sebagai kepala daerah ketika ditanya dalam sebuah seminar online tentang masalah Jakarta ke depannya pasca-IKN," sambung dia.
Dalam seminar online tersebut, Idris mengaku memberikan kesimpulan menyeluruh terhadap kemajuan Jakarta beserta daerah-daerah penyangga setelah Jakarta tak menjadi ibu kota negara.
"Yang jadi kesimpulan saya bahwa kajian kompreherensif terhadap eksistensi kemajuan Jakarta pasca-IKN, di antaranya perhatian terhadap kondisi kota penyangga, tidak Depok khusus," papar Idris.
"Saya juga yakin kalau hanya depok misalnya, ke depannya enggak menyelesaikan masalah (Jakarta)," tambah dia.
Puji Pemprov Jabar yang prioritaskan pembangunan Depok
Sementara itu, di akhir-akhir permohonan maaf hingga klarifikasinya tersebut. Idris memuji Pemprov Jabar yang disebutnya telah mendorong pembangunan Kota Depok.
Bahkan, dia mengklaim Pemprov Jabar memprioritaskan pembangunan untuk Kota Depok.
"Sudah banyak sekali, bahkan (Gubernur Jawa Barat) RK (Ridwan Kamil) sudah mengatakan sendiri kalau Depok saya bakal proritaskan," kata Idris.
"Karena Depok etalasenya Jawa Barat. Artinya, kalau Depok-nya jelek, Jawa Barat ikut jelek. Kalau Depoknya cakep, ini loh (karena) gubernurnya hebat," tambah dia.
Berkat dukungan pembangunan dari Pemprov Jabar itu, Idris menuturkan, pendapatan asli daerah (PAD) Depok mengalami kenaikan.
Terlebih, Indeks Pembangunan Manusia (IPM)-nya juga berada di peringkat ketiga se-Jawa Barat.
"PAD kami sudah naik terus. Pembangunan sudah luar biasa, kalau dari sisi IPM nomer tiga se-Jawa Barat setelah Bandung dan Bekasi," ujar Idris.
https://megapolitan.kompas.com/read/2022/07/21/06120301/saat-wali-kota-idris-berkelit-dan-minta-maaf-usai-ditegur-wagub-jabar