JAKARTA, KOMPAS.com - Arif Hidayat (27) duduk berjongkok di atas dinding sebuah rumah yang dipenuhi jelaga pada Selasa (26/7/2022).
Di gang sempit itu, wajah pria itu tampak kusut.
Bekas-bekas kelelahan masih terlihat dari wajah pemuda berkumis itu.
Ia turut berjibaku membantu warga lainnya memadamkan kobaran api yang mengamuk semalaman.
Kedua mata Arif masih meratapi sisa-sisa kebakaran yang melanda permukiman di RT 005 RW 008, Jembatan Besi, Tambora, Jakarta Barat.
Di hadapannya, hanya terlihat beberapa potongan kayu yang telah menjadi arang.
Jalan setapak yang menuju rumah Arif sudah dipenuhi tumpukan sisa-sisa barang yang kebanyakan sudah jadi serpihan abu dan arang.
Perasaan pilu masih begitu terasa dalam diri Arif dan warga sekitarnya.
Saat api mendadak membesar, Arief kebetulan masih terlelap di alam mimpi.
Namun, tiba-tiba saja, ia merasakan tubuhnya panas. Dinding-dinding di dalam rumahnya seketika mendidih bak sauna.
Setelah terbangun, pengendara ojek online itu mendengar suara keramaian dari luar.
Begitu sadar, api sedang tanpa ampun membakar permukimannya, ia sontak buru-buru memanggil petugas damkar di pos terdekat.
"Langsung manggil blangwir (petugas damkar) ke seberang," katanya dilansir dari TribunJakarta.com, Selasa (26/7/2022).
Sebelum petugas damkar tiba, warga bersama-sama mencoba memadamkan api.
Namun, api tak kunjung bisa ditaklukkan.
Api cepat merembet lantaran sebagian konstruksi rumah mereka kebanyakan berasal dari kayu.
Kebakaran baru benar-benar lenyap setelah warga dan petugas damkar berusaha memadamkan api selama kurang lebih 3 jam lamanya.
Tak ada barang yang bisa diselamatkan pemuda itu.
Sepeda motornya sebagai senjata untuk mencari nafkah sebagai sopir ojek online pun turut hangus.
"Habis semua sih. Harta semua habis enggak ketolong," ujarnya.
Ia berharap pemerintah memberikan bantuan untuk memulihkan lagi kondisi rumah Arif dan warga lainnya.
Camat Tambora, Bambang Sutarna, mengatakan setidaknya ada dua RT yang terimbas kebakaran yaitu RT 004 RW 008 dan RT 005 RW 008.
"Yang terdampak itu ada 48 rumah, 75 Kartu Keluarga (KK) dan 300 jiwa," tambahnya.
Para korban yang terdiri dari orang tua, anak-anak dan lansia diungsikan ke posko di Kelurahan Jembatan Besi.
Sementara itu pihak kepolisian telah memasang garis kuning di rumah yang diduga lokasi asal munculnya api.
Kapolsek Tambora, Kompol Rosana Albertina Labobar mengatakan pihaknya masih mendalami penyebab kebakaran ini.
"Masih diduga rumah itu (yang dipasangi garis polisi) menjadi penyebab kebakaran. Diduga karena korsleting listrik," kata Rosana.
"Korban luka ada tiga orang tapi luka ringan," sambungnya.
Artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul "Kisah Pilu Korban Kebakaran di Tambora: Terbangun Gara-gara Merasakan Panasnya Dinding Rumah"
https://megapolitan.kompas.com/read/2022/07/26/15145551/kisah-pilu-pengemudi-ojol-korban-kebakaran-tambora-sepeda-motor-hangus