Salin Artikel

Tarif Integrasi Berlaku, Masih Banyak Kendala Dirasakan Penumpang

JAKARTA, KOMPAS.com - Mulai 11 Agustus 2022, masyarakat di Jakarta sudah bisa memakai angkutan umum dengan tarif integrasi untuk tiga moda sekaligus, yakni Transjakarta, MRT dan LRT. 

Namun, perjalanan belum sepenuhnya lancar karena banyak kendala yang dihadapi, mulai dari proses pembelian tiket hingga pemindaian barcode di halte. 

Dari penelusuran Kompas, Jumat (12/8/2022), pada perjalanan dari Lebak Bulus ke Monas, proses pembelian tiket melalui aplikasi Jaklingko belum lancar.

Pembayaran tiket dengan pilihan menggunakan QRIS sempat tidak terbaca oleh aplikasi mobile banking.

Saat pembayaran berhasil dilakukan, tiket tertulis dalam proses tetapi tidak ada tiket yang terkirimkan di akun aplikasi.

Akhirnya Kompas mencoba kembali membeli tiket dengan dibantu petugas MRT Jakarta dan berhasil.

Adapun tarif yang dibayarkan Rp 6.500 untuk dua moda, MRT Jakarta dan Transjakarta.

Apabila menggunakan setiap moda tanpa aplikasi Jaklingko, harus membayar Rp 14.000 untuk MRT Jakarta dari Lebak Bulus ke Bundaran HI dan Rp 3.500 dari Bundaran HI ke Monas.

Satu penumpang yang ditemui di Halte BRT Monas juga mengalami kendala yang sama.

Dina Wijaya, warga Pamulang, Tangerang Selatan, Banten, yang kebetulan hendak menuju Monas, juga mengalami kendala serupa.

Dina juga harus dibantu petugas MRT Jakarta untuk membeli tiket dengan QRIS.

”Petugas memotret barcode pembayaran, lalu saya memindai dengan QRIS dari mobile banking saya dan berhasil. Cuma memang butuh waktu,” jelas Dina dilansir dari Kompas.id.

Dalam perjalanan dengan tarif integrasi itu, menurut Dina, yang merepotkan adalah di Transjakarta.

Karena untuk memindai barcode saat tap in ataupun tap out di gerbang pembayaran Transjakarta, alat tidak bisa dengan cepat membaca.

”Tadi saya butuh waktu satu menit untuk barcode di tiket bisa terbaca alat karena alat pembaca di gerbang harus diusap supaya terang membaca,” jelas Dina.

Pemindaian barcode di halte Transjakarta yang tidak lancar juga dialami Putri Zahra.

Jumat siang, warga Grogol, Jakarta Barat, yang berkantor di Kebon Sirih itu melakukan perjalanan dari Halte Bank Indonesia ke Plaza Blok M untuk urusan pekerjaan.

”Saya tertarik dengan aplikasi baru ini, juga dengan tarif integrasi yang ditawarkan. Saat saya memindai barcode tiket di Halte Bank Indonesia, saya sampai harus dibantu petugas halte. Pemindaian itu lama, sekitar dua menit, karena saya mencoba beberapa kali sampai menimbulkan antrean agak panjang,” jelas Zahra.

Dari pengalaman Zahra, di siang hari sinar matahari begitu terang sehingga mesin pemindai tidak bisa bekerja dengan baik. Pencahayaan yang terlalu terang membuat alat pembaca tidak bisa membaca barcode.

Sandi, warga Pulogadung, Jakarta Timur, yang berkantor di Jalan Sudirman, mengatakan, ia mencoba menggunakan aplikasi Jaklingko setelah membaca di berita. Ia naik Transjakarta kemudian berganti MRT di Stasiun Bundaran HI.

”Tapi memesan tiket tarif integrasi menggunakan aplikasi Jaklingko malah membutuhkan waktu ekstra,” jelasnya.

Sandi juga menemukan, di stasiun MRT tidak ada sinyal provider internet yang ia pergunakan.

”Perlu ada WiFi atau penguat sinyal, terutama stasiun bawah tanah,” jelas Sandi.

Dari perjalanan yang dilakukan Dina atau Zahra atau Sandi, ketiganya senada mengatakan, perjalanan dengan tarif integrasi tidak efisien.

”Waktu tempuh semakin lama sehingga tidak bisa untuk pengguna dengan mobilitas tinggi,” jelas Sandi.

Meski keberadaan moda transportasi yang terintegrasi itu cukup membantu, bagi Dina, belum efektif dari sisi waktu tempuh.

Perjalanan dari Tangsel menuju Monas biasa ia tempuh dalam satu jam dengan sepeda motor.

Dengan moda transportasi terintegrasi menggunakan aplikasi Jaklingko ini, diperlukan waktu 1,5 jam.

”Jadi untuk saat ini saya merasa lebih efektif berangkat dari Tangsel ke Jakarta menggunakan kendaraan pribadi ketimbang transportasi umum dengan tarif integrasi,” jelas Dina.

Putri Zahra menilai, penggunaan kartu elektronik lebih tepat ketimbang penggunaan aplikasi.

Sementara Alia, warga Mangga Besar, Jakarta Barat, menyatakan tarif integrasi memang hemat.

Namun, ia mendapati rute perjalanan yang disarankan aplikasi kurang akurat, sistemnya juga tidak konsisten menyarankan rute.

”Jadi jika dicari rute yang sama dari titik keberangkatan dan titik tujuan misal dua atau tiga kali pengulangan, itu rute yang disarankan akan berbeda sehingga perlu mengulang berkali-kali untuk mendapat saran rute dan biaya yang sama jika aplikasi digunakan untuk lebih dari satu orang. Dengan demikian, butuh waktu yang lama untuk mendapatkan tiket perjalanan,” jelas Alia.


Berita ini telah tayang di Kompas.id dengan judul "Tarif Integrasi Berlaku, Sejumlah Kendala Masih Dijumpai"

https://megapolitan.kompas.com/read/2022/08/13/10551641/tarif-integrasi-berlaku-masih-banyak-kendala-dirasakan-penumpang

Terkini Lainnya

Polisi Periksa Selebgram Zoe Levana Terkait Terobos Jalur Transjakarta

Polisi Periksa Selebgram Zoe Levana Terkait Terobos Jalur Transjakarta

Megapolitan
Polisi Temukan Markas Gangster yang Bacok Remaja di Depok

Polisi Temukan Markas Gangster yang Bacok Remaja di Depok

Megapolitan
Polisi Periksa General Affair Indonesia Flying Club Terkait Pesawat Jatuh di Tangsel

Polisi Periksa General Affair Indonesia Flying Club Terkait Pesawat Jatuh di Tangsel

Megapolitan
Progres Revitalisasi Pasar Jambu Dua Mencapai 90 Persen, Bisa Difungsikan 2 Bulan Lagi

Progres Revitalisasi Pasar Jambu Dua Mencapai 90 Persen, Bisa Difungsikan 2 Bulan Lagi

Megapolitan
Pemerkosa Remaja di Tangsel Mundur dari Staf Kelurahan, Camat: Dia Kena Sanksi Sosial

Pemerkosa Remaja di Tangsel Mundur dari Staf Kelurahan, Camat: Dia Kena Sanksi Sosial

Megapolitan
Tersangka Pembacokan di Cimanggis Depok Pernah Ditahan atas Kepemilikan Sajam

Tersangka Pembacokan di Cimanggis Depok Pernah Ditahan atas Kepemilikan Sajam

Megapolitan
Kasus DBD 2024 di Tangsel Mencapai 461, Dinkes Pastikan Tak Ada Kematian

Kasus DBD 2024 di Tangsel Mencapai 461, Dinkes Pastikan Tak Ada Kematian

Megapolitan
Selebgram Zoe Levana Terobos dan Terjebak di 'Busway', Polisi Masih Selidiki

Selebgram Zoe Levana Terobos dan Terjebak di "Busway", Polisi Masih Selidiki

Megapolitan
Terobos Busway lalu Terjebak, Selebgram Zoe Levana Bakal Diperiksa

Terobos Busway lalu Terjebak, Selebgram Zoe Levana Bakal Diperiksa

Megapolitan
Sulitnya Ungkap Identitas Penusuk Noven di Bogor, Polisi: Pelaku di Bawah Umur, Belum Rekam E-KTP

Sulitnya Ungkap Identitas Penusuk Noven di Bogor, Polisi: Pelaku di Bawah Umur, Belum Rekam E-KTP

Megapolitan
Sendi Sespri Iriana Diminta Jokowi Tingkatkan Popularitas dan Elektabilitas untuk Maju Pilkada Bogor

Sendi Sespri Iriana Diminta Jokowi Tingkatkan Popularitas dan Elektabilitas untuk Maju Pilkada Bogor

Megapolitan
Terlibat Jaringan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass, 6 WNI Ditangkap

Terlibat Jaringan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass, 6 WNI Ditangkap

Megapolitan
Bikin Surat Perjanjian dengan Jakpro, Warga Sepakat Tinggalkan Rusun Kampung Susun Bayam

Bikin Surat Perjanjian dengan Jakpro, Warga Sepakat Tinggalkan Rusun Kampung Susun Bayam

Megapolitan
Siswi SLB Diduga Dicabuli di Sekolah hingga Hamil, Orangtua Cari Keadilan

Siswi SLB Diduga Dicabuli di Sekolah hingga Hamil, Orangtua Cari Keadilan

Megapolitan
Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 22 Mei 2024

Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 22 Mei 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke