Salin Artikel

Menengok Masa Lalu Sekaligus Masa Depan di Kota Tua Jakarta yang Baru Saja Direvitalisasi...

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyatakan, kawasan wisata Kota Tua Jakarta merupakan tempat untuk melihat masa depan sekaligus menengok ke masa lalu.

Hal ini dinyatakan Anies ketika membuka Festival Batavia Kota Tua, Jumat (26/8/2022) sore.

Menurut Anies, terdapat bangunan-bangunan bersejarah yang terdapat di tempat wisata tersebut.

Dengan demikian, warga bisa menengok ke masa lalu melalui bangunan di sana.

"Di tempat ini kita melihat bagaimana perjalanan kota ini selama 400 tahun, ditandai dengan bangunan-bangunan yang dibangun sejak tahun 1600-an," tutur Anies ketika memberikan sambutan, Jumat.

"Datang di lokasi ini, kita akan menyaksikan bagaimana ruang ini (Kota Tua) mewakili perjalanan 400 tahun," sambung dia.

Sementara itu, menurut Anies, wajah masa depan di Kota Tua terlihat dari mendominasinya para pejalan kaki di sana.

Kota Tua, katanya, memang memiliki sarana dan prasarana yang dibuat untuk pejalan kaki.

Kemudian, wajah masa depan juga ditunjukkan dari mudahnya akses terhadap transportasi umum bagi pengunjung Kota Tua.

Anies menyebut, tersedianya Stasiun Kota yang terletak di dekat tempat wisata itu merupakan bentuk dari mudahnya akses terhadap transportasi umum bagi pengunjung.

"Yang ketiga, kota masa depan adalah kota yang emisinya rendah, udaranya bersih. Dan di sini lah diterapkan low emission zone, kawasan zona emisi rendah," ujar Anies.

"Jadi di kotu (Kota Tua) ini, kita menemukan pertemuan tahun yang 2022 ke belakang, melihat 400 tahun perjalanan dan ke depan. Kita menyaksikan kota baru yang mewakili Jakarta masa depan," sambungnya.

Anies membuka Festival Batavia Kota Tua di kawasan wisata Kota Tua, Jumat.

Festival tersebut diselenggarakan oleh Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi DKI Jakarta hingga Minggu (28/8/2022).

Adapun Festival Batavia ini diselenggarakan untuk menyambut wajah baru Kota Tua yang baru saja rampung direvitalisasi.

Kini, Kota Tua menjadi semakin terhubung dengan transportasi umum dengan adanya stasiun kereta api commuter line dan halte Transjakarta.

Lalu, ada pula penataan jalur pedestrian yang membuat kawasan tersebut menjadi lebih ramah pejalan kaki.

Trotoar di kawasan Kota Tua kini dilengkapi dengan street furniture, pohon teduh, taman, air mancur, serta guiding block untuk memudahkan pergerakan penyandang tuna netra.

https://megapolitan.kompas.com/read/2022/08/26/19514341/menengok-masa-lalu-sekaligus-masa-depan-di-kota-tua-jakarta-yang-baru

Terkini Lainnya

Menyusuri Jalan yang Dilalui Para Korban Tragedi 12 Mei 1998...

Menyusuri Jalan yang Dilalui Para Korban Tragedi 12 Mei 1998...

Megapolitan
Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Megapolitan
Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Megapolitan
Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Megapolitan
Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Megapolitan
3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

Megapolitan
Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Megapolitan
Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Megapolitan
Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Megapolitan
Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Megapolitan
Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Megapolitan
Gelar 'Napak Reformasi', Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Gelar "Napak Reformasi", Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Megapolitan
Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Megapolitan
Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Megapolitan
Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke