Salin Artikel

Korban Kebakaran di Simprug Akan Pasang Terpal sebagai Tempat Tinggal, "Mau Ngontrak, Tidak Ada Duit,,,"

JAKARTA, KOMPAS.com - Korban kebakaran yang terjadi di Jalan Simprug Golf II, Grogol Selatan, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Senin (28/8/2022), masih berada pengungsian.

Kini, sudah sepekan mereka menjalani kehidupan sehari-hari di tenda yang didirikan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta sebagai tanggap darurat.

Narso, warga setempat yang juga menjadi korban kebakaran mengatakan, selama tinggal di pengungsian, berbagai rencana dibahas oleh keluarga, termasuk anak dan istri.

Salah satu yang menjadi pembahasan yakni soal soal kehidupan ke depan setelah masa tanggap darurat.

"Rencana kita akan pasang terpal di sini. Di atas tanah rumah kita ini. Beberapa warga yang tidak bisa bayar kontrakan juga begitu," ujar Narso saat ditemui, Senin.

Narso mengatakan, rencana memasang terpal di atas lahan miliknya itu untuk kembali menjalani kehidupan seperti hal tinggal di rumah sebelum terjadi insiden kebakaran.

Ia menyebut akan membangun kembali rumah dengan menyicil bahan-bahan bangunannya.

"Karena itu kita berharap bantuan itu berupa material bangunan. Kalau pakaian dan makanan itu sudah berlimpah," ucap Narso.

Korban kebakaran lain, Sarkum juga berencana akan mendirikan terpal di atas lahan tempat tinggalnya yang kini hanya tersisa atap teras akibat kebakaran.

Sarkum mengaku, langkah tersebut diambil karena tidak ada cara lain untuk mencari tempat tinggal setelah masa tanggap darurat berakhir.

"Abis mau ngontak juga tidak ada duit. Duit yang ada terbakar. Makannya itu ada atap teras sedikit rencananya saya mau pasang terpal, kalau di sini (pengungsian) sudah tidak boleh," kata Sarkum.

Sarkum berencana akan tinggal di bawah terpal yang dibangun seiring membangun kembali rumah untuk tempat tinggal yang layak.

"Makannya saya tidak bongkar semua ini. Ini tempat saya juga sudah dibersihkan. Dan yang dibutuhkan saat ini adalah listrik. Karena buat warga lain juga yang nanti tinggal di sini," ucap Sarkum.

Sebelumnya diberitakan, kebakaran melanda permukiman warga di Jalan Simprug Golf II, Kebayoran Lama pada Minggu (21/8/2022) sekitar pukul 10.00 WIB.

Beberapa unit mobil pemadam diterjunkan ke lokasi untuk memadamkan api dan mengevakuasi warga.

Kepala Seksi Operasi (Kasiops) Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Jakarta Selatan, Ruwanto mengatakan, kebakaran terjadi diduga akibat korsleting listrik di salah satu rumah warga.

"Dugaan penyebab kebakaran itu karena korsleting listrik," ujar Ruwanto, Minggu (21/8/2022).

Api diketahui muncul pertama kali dari salah satu rumah warga sekitar pukul 10.00 WIB dan baru berhasil dipadamkan sekitar pukul 14.30 WIB.

Total ada 398 jiwa dari 133 KK yang terdampak dalam insiden kebakaran yang menghanguskan sekitar 100 rumah.

https://megapolitan.kompas.com/read/2022/08/29/17131841/korban-kebakaran-di-simprug-akan-pasang-terpal-sebagai-tempat-tinggal-mau

Terkini Lainnya

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke