Salin Artikel

"Kalau Tarif Ojek Online Naik, Pemerintah Juga Harusnya Menaikkan Upah Minimum..."

Seorang pekerja salah satu media online yang kerap menggunakan jasa ojek online, Ade Nasihudin (26), menyayangkan kenaikan tarif ojol tersebut.

"Tentunya sangat disayangkan karena ojol itu merupakan transportasi utama saya yang tidak terlalu mengerti soal jalan-jalan di Jakarta, kalau naik ojol kan lebih praktis. Kalau biayanya naik akan sangat terasa oleh saya," ungkap Ade kepada Kompas.com, Kamis (8/9/2022).

Ade berharap kenaikan tarif ojol dibarengi dengan kenaikan gaji karyawan. Apabila memang tarif ojol harus dinaikkan, kata dia, pemerintah juga perlu menyesuaikan upah pekerja.

"Semoga dengan naiknya harga (tarif ojol) ini, penghasilan kami warga Indonesia ikut naik juga," kata Ade.

Zaqia (26) juga merasa kecewa karena tarif transportasi kian mahal. Senada dengan Ade, Zaqia menuturkan, kenaikan tarif ojek online seharusnya diikuti dengan naiknya upah para pekerja. 

"Kalau memang (tarif ojol) harus dinaikkan harganya, pemerintah juga harusnya bisa menyesuaikan upah minimum," ujar Zaqia saat dihubungi secara terpisah.

Perempuan yang bekerja di bidang distribusi dan logistik di wilayah Grogol, Jakarta Barat, itu mengeluarkan sekitar Rp 28.000 per hari untuk pergi ke kantor.

Zaqia mengaku lebih memilih untuk mencari alternatif transportasi lain, terutama jika tarif ojol melonjak tajam.

"Jika naiknya sangat signifikan, sepertinya saya akan mencari alternatif lain seperti angkot atau busway, walaupun akan memakan waktu sedikit lebih lama," ucap Zaqia. 

Sementara itu, Ade biasanya mengeluarkan ongkos untuk ojol sebesar Rp 40.000 per hari, mengingat mobilitasnya sebagai pekerja media cukup tinggi. Artinya, saat tarif ojol naik, dia perlu merogoh kocek lebih banyak.

Meskipun demikian, Ade mengaku akan tetap menggunakan jasa ojek online untuk menjangkau lokasi yang tak diketahuinya. Namun, sesekali Ade juga akan menggunakan transportasi lain untuk bekerja.

"Kalau emang tidak memungkinkan dan aku enggak tahu tempatnya di mana, pasti mau enggak mau pakai ojol walaupun agak mahal," kata Ade.

Ade pun berharap kenaikan tarif ojek online tidak terlalu tinggi agar tak memberatkan masyarakat.

Sebelumnya, Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub Hendro Sugiatno mengatakan, besaran biaya sewa aplikasi ojek online (dipotong dari tarif driver) ditetapkan menjadi 15 persen dari semula 20 persen.

"Biaya sewa pengguna aplikasi ditetapkan paling tinggi 15 persen, ada penurunan dari 20 persen menjadi 15 persen biaya sewa aplikasi," jelas Hendro mengutip pemberitaan Kompas.com, Rabu (7/9/2022).

Hendro mengatakan, penyesuaian biaya jasa ojek online dilakukan dengan mempertimbangkan beberapa hal, seperti harga bahan bakar minyak (BBM), upah minimum regional (UMR), dan perhitungan jasa lainnya.

https://megapolitan.kompas.com/read/2022/09/09/07151211/kalau-tarif-ojek-online-naik-pemerintah-juga-harusnya-menaikkan-upah

Terkini Lainnya

Harapan Masyarakat untuk RTH Tubagus Angke, Nyaman Tanpa Praktik Prostitusi...

Harapan Masyarakat untuk RTH Tubagus Angke, Nyaman Tanpa Praktik Prostitusi...

Megapolitan
Jadwal LRT Jabodebek Terbaru Mei 2024

Jadwal LRT Jabodebek Terbaru Mei 2024

Megapolitan
Nahas, Balita di Matraman Tewas Terperosok ke Selokan Saat Main Hujan-hujanan

Nahas, Balita di Matraman Tewas Terperosok ke Selokan Saat Main Hujan-hujanan

Megapolitan
Proyek Pengembangan Stasiun Tanah Abang Ditargetkan Rampung Akhir 2024

Proyek Pengembangan Stasiun Tanah Abang Ditargetkan Rampung Akhir 2024

Megapolitan
Polisi Bakal Pertemukan Perwakilan Warga Klender dan Cipinang Muara demi Atasi Tawuran di Pasar Deprok

Polisi Bakal Pertemukan Perwakilan Warga Klender dan Cipinang Muara demi Atasi Tawuran di Pasar Deprok

Megapolitan
Ketika Si Kribo Apes Usai 'Diviralkan' Pemilik Warteg karena Bayar Makan Sesukanya...

Ketika Si Kribo Apes Usai "Diviralkan" Pemilik Warteg karena Bayar Makan Sesukanya...

Megapolitan
3 Orang Tewas akibat Kebakaran Kapal di Muara Baru

3 Orang Tewas akibat Kebakaran Kapal di Muara Baru

Megapolitan
PPKUKM Akui Tumpukan Sampah 3 Ton Jadi Faktor Utama Sepinya Lokbin Pasar Minggu

PPKUKM Akui Tumpukan Sampah 3 Ton Jadi Faktor Utama Sepinya Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
3 Kapal Nelayan di Muara Baru Terbakar akibat Mesin Pendingin Ikan Meledak

3 Kapal Nelayan di Muara Baru Terbakar akibat Mesin Pendingin Ikan Meledak

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, Demokrat Ungkap Kriteria yang Cocok Jadi Cagub Jakarta

Jelang Pilkada 2024, Demokrat Ungkap Kriteria yang Cocok Jadi Cagub Jakarta

Megapolitan
Upaya Mencari Titik Terang Kasus Junior Tewas di Tangan Senior STIP

Upaya Mencari Titik Terang Kasus Junior Tewas di Tangan Senior STIP

Megapolitan
Pelaku Pembunuhan Kakak Tiri di Medan Serahkan Diri ke Polresta Bogor

Pelaku Pembunuhan Kakak Tiri di Medan Serahkan Diri ke Polresta Bogor

Megapolitan
Cerita Warga Trauma Naik JakLingko, Tegur Sopir Ugal-ugalan Malah Diteriaki 'Gue Orang Miskin'...

Cerita Warga Trauma Naik JakLingko, Tegur Sopir Ugal-ugalan Malah Diteriaki "Gue Orang Miskin"...

Megapolitan
Pendisiplinan Tanpa Kekerasan di STIP Jakarta Utara, Mungkinkah?

Pendisiplinan Tanpa Kekerasan di STIP Jakarta Utara, Mungkinkah?

Megapolitan
STIP Didorong Ikut Bongkar Kasus Junior Tewas di Tangan Senior

STIP Didorong Ikut Bongkar Kasus Junior Tewas di Tangan Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke