JAKARTA, KOMPAS.com - Masjid Jakarta Islamic Centre (JIC) disebut masih menimbulkan hawa panas, satu hari usai kubah masjid terbakar dan roboh pada Rabu (19/10/2022).
Menyikapinya, Perwira Piket David Zulkarnaen mengatakan petugas berupaya mendinginkan puing-puing dengan menggunakan cairan khusus bernama teepol.
"Solusi dari kami melakukan penyelimutan dengan teepol. Teepol itu bahan kimia khusus penanganan glasswool satu ini. Dan juga bahan cair, minyak, itu pakai teepol, " jelas David di JIC, Kamis (20/10/2022).
Cairan tersebut kemudian disemprotkan ke arah puing oleh petugas dari berbagai penjuru, termasuk dari atap gedung.
"Kami menyemprotkan dari beberapa titik. Satu dari top floor, satu dari sisi timur, dan dua dari sisi selatan," ungkap David.
Ia mengatakan kembalinya damkar dalam melakukan pendinginan bukan lantaran nyalanya api, melainkan munculnya bara api.
"Sebenarnya bukan penyalaan api, tapi timbul bara," sebut dia.
Bara yang muncul di dalam masjid tersebut, lanjut David, berpotensi kembali menimbulkan api jika angin bertiup dengan kuat.
"Bara kalau kena angin, bisa menimbulkan api lagi. Glasswool itu kan mudah terbakar, tapi jadi awalnya enggak langsung besar, karena ada pengatur panas bagus di batu bara lalu timbul api," imbuh David.
Sementara itu, sekitar pukul 14.51 WIB, 4 unit kendaraan pemadam kebakaran tiba di depan gedung masjid utama.
30 personel langsung berlari dan naik tangga, sembari menggotong gulungan selang air menuju area lantai 2 masjid.
Sebelumnya, tim Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Mabes Polri dan jajaran Polres Jakarta Utara, mengatakan masih merasakan hawa panas saat memasuki area reruntuhan kubah yang roboh.
"Keadaan di dalam masih panas, masih berasap, sisa-sisa asap juga ya. Hawa panas muncul dari puing di atas maupun yang sudah jatuh ke bawah," kata Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Utara AKBP Febri Isman Jaya di JIC, Kamis.
https://megapolitan.kompas.com/read/2022/10/20/19032521/pendinginan-puing-kubah-masjid-jic-damkar-siram-cairan-khusus-dari