Salin Artikel

Obat Sirup Diduga Penyebab Gagal Ginjal Akut, Orangtua Ini Mulai Tak Percaya Dokter

Hal inilah yang dirasakan oleh Eli, warga Ciputat, Tangerang Selatan, yang saat ini memiliki anak balita berusia kurang dari 2 tahun.

Eli mengatakan bahwa sejak temuan kasus gagal ginjal akut dan larangan mengonsumsi obat sirup, di saat yang sama dia juga tidak memberikan obat apapun kepada anaknya karena takut dan kurang yakin dengan obat racikan dokter sekalipun.

“Lagian dokter juga enggak bisa mastiin kan (obatnya benar-benar manjur dan aman untuk anak),” kata Eli kepada Kompas.com, Senin (24/11/2022).

Menurut Eli, mulai berkurangnya rasa percaya kepada dokter terjadi karena banyak hal yang ia temukan sejauh ini.

Pertama mengenai obat sirup yang selama ini aman-aman saja dan boleh-boleh saja diberikan untuk anak, tapi tiba-tiba menjadi pemicu untuk penyakit misterius yang berbahaya seperti gagal ginjal akut yang saat ini merebak.

Ia dan suaminya berpikir bahwa kemungkinan ke depannya akan ada potensi serupa untuk obat-obat jenis lainnya yang berisiko memicu penyakit misterius.

“Maksudnya itu gue sama laki gue mikir, ya jadi ketika sekarang sirup berbahaya, jadi sebenarnya dokter-dokternya juga enggak bisa mastiin dong kalau obat yang dikonsumsi ke anak itu beneran safety (aman) atau enggak gitu,” kata dia.

“Baru ada kejadian kayak gini mereka pada ngoreksi lagi, meriksa lagi,” tambah dia.

Dengan pemikiran itu, Eli dan suaminya saat ini tidak akan membawa anaknya berobat ke rumah sakit atau klinik dokter anak jika anaknya sakit ringan.

“Jadi mending ya sudah kami enggak usah berobat ke dokter sekalipun, gitu, karena enggak menutup kemungkinan masalah nanti tuh bakal kayak gitu lagi,” ucap dia.

Eli kini meragukan kapasitas dokter karena sering melihat konten-konten video atau edukasi beberapa dokter di media sosial.

Menurut dia, selama ini dokter-dokter selalu mengedukasi orantua agar segera membawa anaknya ke rumah sakit atau berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pengobatan yang tepat jika anak-anak sakit.

Namun, setelah adanya kasus gagal ginjal misterius pada anak yang merebak kejadiannya di sejumlah negara termasuk Indonesia, dokter yang ia ikuti akun sosial medianya mulai memberikan edukasi agar tidak segera membawa anaknya berobat ke dokter saat sakit.

“Dulu gue inget banget ketika anak itu sakit ya harus ke dokter anak, harus segera gitu kan,” ujarnya.

Akan tetapi saat ini, dokter yang ia maksud juga justru memberikan edukasi terkait obat-obat tradisional atau racikan alternatif yang bisa dicoba di rumah, jika anak-anak mengalami beberapa gejala sakit.

“Mereka (dokter tersebut) tuh sekarang lebih nganjurin kalau sakit jangan buru-buru panik, lakukan langkah-langkah ini di rumah, misalnya minum ASI dicampur kunyit begitu-begitu,” kata dia.

“Mereka tuh sekarang tuh lebih menyarankan untuk anak-anak sakit, 'Udah lu jangan ke dokter dulu, jangan mikir apa-apa langsung minum obat. Gitu kan sekarang,” tambah dia.

Hal ini juga dirasakan oleh Aini seorang ibu rumah tangga di Kelurahan Grogol Utara, Jakarta Selatan.

Aini mengatakan, saat ini dirinya tidak mau buru-buru membawa anaknya ke rumah sakit atau dokter saat kedua anaknya sakit.

“Paling cek suhu dulu sih. Paling aku kompres (enggak langsung ke dokter),” kata Aini saat dihubungi terpisah.

Dia baru akan ke dokter jika memang anaknya mengalami demam dengan suhu di atas 38 derajat celcius dan tidak kunjung reda dalam beberapa hari.

“Kalau sudah di atas (suhu panas anaknya) 38 (derajat celcius), terus kalau enggak turun-turun, kalau dikompres, ya baru ke dokter,” ucap dia.

Saat ini Aini lebih memilih melakukan beberapa alternatif pengobatan dibandingkan harus segera ke dokter.

https://megapolitan.kompas.com/read/2022/10/24/12260141/obat-sirup-diduga-penyebab-gagal-ginjal-akut-orangtua-ini-mulai-tak

Terkini Lainnya

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

Megapolitan
Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

Megapolitan
Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke