Menurut dokter umum DD Klinik Rorotan dr Ridho Andriansyah, dua pasien tersebut sempat berobat di kliniknya beberapa waktu lalu.
Namun, kondisi mereka saat itu belum mengindikasikan gejala gagal ginjal akut.
"Kalau untuk kunjungan awal di klinik, tidak ada indikasi yang mengarah ke keluhan di gangguan buang air kecil, seperti retensi urine atau nyeri buang air kecil atau pendarahan di urine," ucap Ridho saat ditemui Kompas.com di DD Klinik Rorotan, Rabu (26/10/2022).
Kondisi Fatimah Az-Zahratullah, yang datang didampingi orangtuanya, mengeluhkan kulit kemerahan di bagian kaki pada 1 September 2022. Kala itu, dokter mendiagnosisnya dengan selulitis.
"Karena diagnostik selulitis, kami memberikan terapi sesuai dengan selulitis, pemberian antibiotik, kemudian pemberian analgetik dan antipiretik, obat demam, karena suhunya pada saat itu sedikit demam 37,6 derajat celsius," kata dia.
Sementara itu, pasien kedua, yakni Fatimah Az Zahra, datang dengan keluhan sakit tenggorokan atau faringitis pada 21 September 2022.
Ridho mengaku baru mengetahui keduanya meninggal dunia setelah pihak Polres Metro Jakarta Utara mendatangi klinik tempatnya bekerja.
Kunjungan itu, kata dia, untuk mengonfirmasi bahwa pasien pernah ditangani oleh klinik tersebut.
"Kasus yang selulitis ini sempat dirujuk ke RS rujukan di wilayah Jakarta Utara, namun info penanganan lanjutan di rumah sakit tersebut saya belum mendapat informasi lanjutannya lebih detail," jelas dia.
Menurut penuturan Muhamad Rifai (35), ayah Fatimah Az-Zahratullah, putrinya meninggal dunia Sabtu (17/9/2022) pukul 21.21 WIB.
Sebelum mengembuskan napas terakhirnya, anak kedua dari empat bersaudara itu dirawat di Rumah Sakit Umum Pekerja dan Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM).
Ketika dirujuk ke RSCM, kondisi Fatimah sudah tak sadarkan diri. Ia kemudian dirawat selama sepekan.
"Udah enggak sadarkan diri dari awal, ditambah ada pembengkakan di bagian leher," ujar Rifai.
Sementara itu, Hasan Basri (38), ayah Fatimah Az Zahra, menuturkan bahwa anaknya meninggal pada Senin (3/10/2022). Pasien sempat mengalami muntah-muntah lalu dibawa ke klinik.
"Enggak ada yang bisa masuk perut, makanan jadi dimuntahin terus. Kami baru berobat lagi ke dokter Robi, dokter praktik umum," ucap Hasan.
Setelah tak ada perubahan, Fatimah Az Zahra dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cilincing dan dirawat inap. Tak lama berselang, ia dirujuk ke RSUD Pasar Rebo.
"Di RSUD Pasar Rebo langsung dicek dan langsung masuk ruang ICU anak. Sampai hari Senin itu udah enggak ada, meninggal pada hari Senin 3 Oktober," sebut Hasan.
Adapun kasus gagal ginjal akut di DKI Jakarta terus bertambah. Data terbaru, terdapat 95 kasus per Selasa (25/10/2022) dari yang sebelumnya 90 kasus pada Senin (24/10/2022).
Penambahan kasus itu diketahui berdasarkan penyisiran di rumah sakit di DKI Jakarta.
https://megapolitan.kompas.com/read/2022/10/26/18093091/2-anak-di-cilincing-meninggal-usai-idap-gagal-ginjal-akut-misterius