Salah satu bentuk pengaturan jam kerja yang dimaksud, yakni menerapkan bekerja dari rumah alias work from home (WFH).
Janero (26) salah satunya. Pegawai swasta yang bekerja di bilangan Jakarta Timur itu mengungkapkan dia ia seringkali kesulitan menuju kantor ketika hujan deras melanda Ibu Kota.
"Memang enggak memungkinkan kadang-kadang untuk ke kantor. Mending WFH saja kalau kondisinya hujan atau banjir," ujar Janero kepada Kompas.com, Rabu (26/10/2022).
Selama ini, ketika hujan melanda, Janero yang mengandalkan motor sebagai sarana mobilitas seringkali terhambat perjalanannya. Baik itu saat berangkat kerja, maupun pulang dari kantor.
Situasi semakin tak mengenakkan tatkala ia mesti berhadapan dengan banjir.
Bahkan, pernah suatu ketika, motornya sampai mogok di tengah jalan karena nekat menerobos banjir saat hendak pulang ke rumah.
"Pernah waktu itu (motor) sampai mogok sih saat melawan banjir," kata dia.
Bila sudah begini ceritanya, tinggal perasaan stress yang muncul. Emosi menjadi terkuras, tubuh menjadi lemas. Kerja juga menjadi tidak produktif.
Oleh sebab itu, ia sangat mendukung rencana yang dilontarkan Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono itu.
Meski demikian, ia meminta Pemprov DKI Jakarta benar-benar tegas mengawasi kantor-kantor yang bandel alias tidak menaati aturan itu.
Sebab, selama ini kantor di tempat dia bekerja tidak begitu menerapkan dan memberikan kesempatan pegawainya untuk bekerja dari rumah meski dalam kondisi imbauan pandemi Covid-19.
"Berharapnya sih kalau bisa, dibikin aturan yang bisa diterapkan di semua perusahaan. Karena ada beberapa perusahaan yang tidak bisa WFH malah," ucap Janero.
"Mungkin bisa imbauan dari pemerintah untuk tiap perusahaan atau bahkan dibuat regulasinya," lanjut dia.
Selain Janero, sambutan positif tentang rencana penerapan WFH saat hujan dan banjir di Ibu Kota juga datang dari pekerja lainnya bernama Theresia (30).
Theresia atau yang akrab disapa Rere itu adalah warga Kampung Makasar, Jakarta Timur yang bekerja di kawasan Sudirman Central Business District (SCBD), Jakarta Selatan.
Ia sangat mendukung apabila Pemprov DKI Jakarta mengeluarkan aturan WFH bagi kantor apabila hujan dan banjir melanda.
"Kalau bisa WFH, bagus sih pas hujan dan banjir di Jakarta," kata Theresia.
Sama seperti Jenero, hujan dan banjir di Jakarta ibarat neraka bagi pekerja seperti dirinya. Theresia bisa menghabiskan waktu berjam-jam untuk bisa sampai ke tujuan.
Bahkan, Theresia pernah menghabiskan waktu di perjalanan pulang hampir empat jam karena macet dan banjir.
Situasi ini tentu memengaruhi produktivitas dalam bekerja. Sebab, seringkali Theresia masih bekerja ketika sampai di rumah. Tetapi akhirnya terbengkalai karena tubuh dan pikiran sudah lelah.
Oleh sebab itu, WFH di saat Ibu Kota sedabf tidak baik-baik saja merupakan solusi yang mestinya dipikirkan, baik oleh pemerintah dan perusahaan-perusahaan.
"Untuk pekerjaan yang bisa WFH, sebaiknya WFH saja. Karena (aturan WFH) pasti bakal membantu banget," ujar Rere.
Ia juga berpendapat sama seperti Janero. Pengaturan jam kerja jangan sampai sebatas imbauan. Sebab, bila hanya sebatas imbauan, banyak perusahaan-perusahaan yang bandel.
Diberitakan sebelumnya, Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono melontarkan rencana pengaturan jam kerja bagi pekerja di Ibu Kota pada saat hujan dan banjir.
Bentuk pengaturan jam kerja itu yakni penerapan WFH.
"Kita bisa imbau melalui Wali Kota misalnya, kalau banjir itu genangan di Pejaten misalnya, Pak Wali Kota bisa imbau untuk WFH," kata Heru.
Heru juga meminta jajarannya agar membuat mitigasi banjir saat ada potensi hujan lebat di Ibu Kota.
"Ketika nanti (bulan) Januari-Februari hujan lebat, tolong Kepala BPDB (DKI) untuk merilis, misalnya dengan Dinas Perhubungan," kata Heru.
"Mengimbau, misal dua hari lagi berdasarkan analisa BMKG ada hujan lebat. Maka jika terjadi hujan lebat, tolong warga hindari, kan gitu. Kadishub bersama Kadis SDA, titik-titik mana saja (rawan banjir), sampaikan," lanjut dia.
https://megapolitan.kompas.com/read/2022/10/27/11163481/pekerja-ibu-kota-dukung-heru-budi-bagus-banget-kalau-wfh-saat-banjir