JAKARTA, KOMPAS.com - Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono mengangkat Tuhiyat sebagai Direktur Utama PT Mass Rapid Transit (MRT).
Tuhiyat menggantikan M Aprindy yang baru menjabat sebagai Dirut MRT selama tiga bulan atau sejak 22 Juli 2022.
Heru Budi mengatakan, penunjukan ini dilakukan karena Tuhiyat memahami seluk-beluk PT MRT.
"Pak Tuhiyat ditunjuk sebagai dirut itu kan tentu (karena) beliau sejak awal berdirinya PT MRT sudah paham," ujar Heru, Kamis (27/10/2022) kemarin.
Tuhiyat bukan orang baru di PT MRT Jakarta.
Ia pernah menjabat sebagai Direktur Keuangan dan Manajemen Korporasi PT MRT Jakarta.
Sementara itu, jabatan terakhirnya adalah Dirut PT Moda Integrasi Transportasi Jabodetabek (MITJ), perusahaan patungan antara PT MRT Jakarta dan PT KAI yang bertugas mengintegrasikan transportasi di Jakarta dan wilayah penyangga.
Heru pun meyakini, Tuhiyat merupakan pihak yang lebih mengetahui soal detail program PT MRT ke depan.
Dia diharapkan bisa lebih berkomunikasi dengan cepat ke Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dan instansi lain.
"Sesuai dengan rencana, tetapi Pak Tuhiyat lebih tahu detailnya dari awal. Jadi sehingga bisa lebih cepat running-nya, bisa lebih cepat komunikatif ke Kemenhub, dan seterusnya," ujar Heru.
Plt Kepala Badan Pembinaan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) DKI Fitria Rahadiani mengatakan, Tuhiyat dipilih karena berpengalaman dalam bidang corporate financing.
"Diharapkan dapat memperkuat proses kooordinasi antara Pemprov DKI Jakarta, Kementerian Perhubungan, Bappenas, dan juga Kementerian Keuangan serta para stakeholders PT MRT Jakarta dalam upaya pemenuhan pendanaan," ujar Fitria, Rabu (26/10/2022).
Disorot DPRD
Anggota Fraksi PDI-P DPRD DKI Jakarta Gilbert Simanjuntak menyoroti penggantian Dirut PT MRT ini.
Gilbert mempertanyakan apa dasar Badan Pembinaan BUMD DKI mengangkat M Aprindy sebagai Dirut PT MRT lalu menggantinya dalam waktu singkat.
"Detailnya alasan mengganti (Direktur Utama PT MRT), saya belum tahu. Apa dasar BP BUMD dulu mengajukan Pak M Aprindy, lalu dalam waktu singkat menggantinya," tutur Gilbert, Rabu.
Ia lantas membandingkan pencopotan Aprindy dengan pencopotan Direktur Utama PT MRT sebelumnya, yakni William Sabandar.
Gilbert menilai, kinerja William Sabandar saat itu tergolong baik, namun justru digantikan oleh M Aprindy..
"Pak William Sabandar yang dulu bekerja (dengan) baik malah diganti," sebut Gilbert.
Muluskan Akuisisi PT KCI?
Adapun berdasar latar belakangnya, pengangkatan Tuhiyat sebagai Dirut PT MRT diduga berkaitan erat dengan rencana akuisisi PT Kereta Commuter Indonesia (KCI), anak perusahaan PT Kereta Api Indonesia (KAI).
Hal itu disampaikan Wakil Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Gerindra DKI Jakarta sekaligus anggota Fraksi Gerindra DKI Jakarta Syarif.
"Saya bisa mengatakan, itu (terpilihnya Tuhiyat berkaitan dengan rencana akuisisi) salah satunya," kata Syarif.
Baru-baru ini, Pemprov memang mewacanakan akuisisi itu guna mempermudah integrasi moda MRT, LRT Jakarta, serta KRL Jabodetabek yang dioperasikan PT KCI.
Berbeda dengan Gilbert, Syarif menyebut bahwa pergantian direktur MRT merupakan hal yang wajar.
Sebab, kata Syarif, tantangan yang harus dihadapi PT MRT ke depan diyakini akan semakin berat.
Karena itu, penyegaran perlu dilakukan di dalam struktur direksi PT MRT.
"Tantangan MRT itu makin hari makin berat, perlu adanya penyegaran. Dari sudut kepentingan Pak Pj Guberbur (Heru) ya seperti itu, tantangannya sudah berubah, harus diubah juga pengurus-pengurus di MRT," urai Syarif.
https://megapolitan.kompas.com/read/2022/10/28/10371591/langkah-heru-budi-ganti-pucuk-pimpinan-mrt-untuk-muluskan-akuisisi-pt-kci