Salin Artikel

Menguak Riwayat Perjuangan M.H Thamrin dari Balik Tembok Museum

JAKARTA, KOMPAS.com - Di telinga warga Jakarta pada umumnya, M.H Thamrin tentu bukanlah sebuah nama yang asing.

MH Thamrin adalah nama sebuah jalan sepanjang 2,5 kilometer di Jakarta Pusat, di mulai dari bundaran Bank Indonesia hingga Monumen Selamat Datang.

Namun tidak banyak warga Jakarta yang tahu siapa pemilik nama M.H Thamrin sebenarnya. Nama jalan tersebut diambil dari sosok pahlawan nasional bernama lengkap Mohammad Husni Thamrin.

Riwayat hidup tokoh asli Betawi ini diabadikan di sebuah museum yang juga menggunakan namanya, di Jalan Kenari 2 Nomor 15. Kecamatan Senen Jakarta Pusat.

Museum M.H Thamrin dulunya merupakan “markas” para pejuang kemerdekaan. Berdasarkan informasi dalam situs museumjakarta.com. MH Thamrin membeli gedung tersebut dari seseorang yang berkebangsaan Belanda, yaiu Meneer De Has.

Bangunan ini dulunya digunakan sebagai sekretariat organisasi Pemufakatan Pehimpunan Politik Kebangsaan Indonesia (PPPKI). Kala itu, gedung ini diberi nama Gedung Pemufakatan Indonesia.

Waktu operasional dari Museum MH Thamrin adalah Selasa hinggai Minggu pukul 09.00 sampai dengan 15.00, dengan harga tiket masuk per orang sebesar Rp 2.000 untuk anak, Rp 3.000 untuk pelajar dan Rp 5.000 untuk dewasa.

Menelusuri Museum M.H Thamrin

Berdasarkan arsip harian Kompas, di ruangan muka dari museum ini terdapat perabot peninggalan keluarga MH Thamrin: kursi meja tamu, radio, meja rias, lemari pakaian, dan belangkon gaya Solo.

Di sisi kiri tergantung beberapa foto tokoh Betawi berikut keterangannya. Ada musisi Ismail Marzuki, jagoan Entong Gendut pemimpin pemberontakan di Condet melawan Hindia Belanda pada 5 April 1916.

Terdapat juga foto dari tokoh NU pendiri Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia dan anggota DPR hasil Pemilu 1955, Mahbub Djunaidi; pahlawan nasional Haji Noer Alie dari Bekasi, dan Syeikh Usman.

Di tengah ruangan tertata puluhan kursi pengunjung berikut perangkat musik Betawi, gambang kromong, dan tanjidor. Di etalase kaca terpasang penjelasan tentang kesenian Betawi, seperti tari cokek dan tari topeng.

Selanjutnya, dari sisi kanan museum hingga menjelang pintu keluar, tampak sederetan poster di etalase kaca, yang mengisahkan peran bermacam kelompok pergerakan dalam meraih kemerdekaan RI. 

Jelang pintu keluar, ada replika kereta jenazah yang membawa MH Thamrin menuju pemakaman Karet Bivak. Kala itu, masyarakat berduyun-duyun mengantar kepergian tokoh ikon Kota Jakarta tersebut.

Riwayat perjuangan MH Thamrin

Salah satu poster di Museum MH Thamrin menjelaskan, Ir Soekarno memelopori berdirinya satu federasi partai politik, yakni PPPKI dalam pertemuan di Bandung, 17-18 Desember 1927.

Pertemuan dihadiri perwakilan organisasi, antara lain Syarikat Islam, Boedi Oetomo, PNI, Pasundan, Sumatera Bond, Kaum Betawi, dan kelompok studi Indonesia.

Dua tokoh penting PPPKI adalah Soekarno (PNI), simbol nasionalisme kiri nonkooperatif, dan MH Thamrin, wakil Perkumpulan Kaum Betawi simbol nasionalisme kanan kooperatif.

Pada tahun itu, lewat Perkumpulan Kaum Betawi, MH Thamrin menjadi anggota Dewan Rakyat. Bersama organisasi kedaerahan lainnya, Perkumpulan Kaum Betawi bersatu dalam Partai Bangsa Indonesia.

Jejak kepartaian, MH Thamrin dimulai saat mengetuai Partai Indonesia Raya (Parindra) sejak Mei 1938, menggantikan Dr Soetomo yang meninggal. Parindra adalah peleburan kelompok Boedi Oetomo dan Persatuan Bangsa Indonesia.

Pada 21 Mei 1939, MH Thamrin memelopori pendirian Gabungan Politik Indonesia (Gapi), yang pertemuannya di gedung PPPKI. Gapi gabungan partai, seperti Partai Sarekat Islam Indonesia, Partai Gerindo, Partai Persatuan Minahasa, Partai Katolik, dan Partai Pasundan.

Sejak GAPI terbentuk, 4 Juli 1939, gedung PPPKI tak pernah tidur lagi. Apalagi, setelah GAPI mendorong terbentuknya Aksi Indonesia Berparlemen.

Salah satu keterangan di museum menyebut, pembangunan Pintu Air Manggarai (1922) juga salah satu ide MH Thamrin.

Keberanian MH Thamrin, termasuk menyoroti politik dalam negeri Belanda, membuat ia diintimidasi. Rumahnya di Sawah Besar digeledah dan diisolir Pemerintah Hindia Belanda.

Perjalanan hidup dan karier MH Thamrin berujung 11 Januari 1941. Suhu tubuhnya tinggi dan hampir tak bisa bicara karena serangan malaria.

(Kompas: Windoro Adi/Kompas.com: Tia Astuti)

https://megapolitan.kompas.com/read/2022/11/02/06050031/menguak-riwayat-perjuangan-mh-thamrin-dari-balik-tembok-museum

Terkini Lainnya

Dua Rumah Kebakaran di Kalideres, Satu Orang Tewas

Dua Rumah Kebakaran di Kalideres, Satu Orang Tewas

Megapolitan
Curhat Pedagang Bawang Merah Kehilangan Pembeli Gara-gara Harga Naik Dua Kali Lipat

Curhat Pedagang Bawang Merah Kehilangan Pembeli Gara-gara Harga Naik Dua Kali Lipat

Megapolitan
PAN Ajak PDI-P Ikut Usung Dedie Rachim Jadi Calon Wali Kota Bogor

PAN Ajak PDI-P Ikut Usung Dedie Rachim Jadi Calon Wali Kota Bogor

Megapolitan
Kelakar Chandrika Chika Saat Dibawa ke BNN Lido: Mau ke Mal, Ada Cinta di Sana...

Kelakar Chandrika Chika Saat Dibawa ke BNN Lido: Mau ke Mal, Ada Cinta di Sana...

Megapolitan
Pemilik Toko Gas di Depok Tewas dalam Kebakaran, Saksi: Langsung Meledak, Enggak Tertolong Lagi

Pemilik Toko Gas di Depok Tewas dalam Kebakaran, Saksi: Langsung Meledak, Enggak Tertolong Lagi

Megapolitan
Sowan ke Markas PDI-P Kota Bogor, PAN Ajak Berkoalisi di Pilkada 2024

Sowan ke Markas PDI-P Kota Bogor, PAN Ajak Berkoalisi di Pilkada 2024

Megapolitan
Penjelasan Pemprov DKI Soal Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI yang Capai Rp 22 Miliar

Penjelasan Pemprov DKI Soal Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI yang Capai Rp 22 Miliar

Megapolitan
Kebakaran Tempat Agen Gas dan Air di Depok, Satu Orang Meninggal Dunia

Kebakaran Tempat Agen Gas dan Air di Depok, Satu Orang Meninggal Dunia

Megapolitan
Banyak Warga Berbohong: Mengaku Masih Tinggal di Jakarta, padahal Sudah Pindah

Banyak Warga Berbohong: Mengaku Masih Tinggal di Jakarta, padahal Sudah Pindah

Megapolitan
Pendaftaran PPK Pilkada 2024 Dibuka untuk Umum, Mantan Petugas Saat Pilpres Tak Otomatis Diterima

Pendaftaran PPK Pilkada 2024 Dibuka untuk Umum, Mantan Petugas Saat Pilpres Tak Otomatis Diterima

Megapolitan
Asesmen Diterima, Polisi Kirim Chandrika Chika dkk ke Lido untuk Direhabilitasi

Asesmen Diterima, Polisi Kirim Chandrika Chika dkk ke Lido untuk Direhabilitasi

Megapolitan
Selain ke PDI-P, Pasangan Petahana Benyamin-Pilar Daftar ke Demokrat dan PKB untuk Pilkada Tangsel

Selain ke PDI-P, Pasangan Petahana Benyamin-Pilar Daftar ke Demokrat dan PKB untuk Pilkada Tangsel

Megapolitan
Polisi Pastikan Kondisi Jasad Wanita Dalam Koper di Cikarang Masih Utuh

Polisi Pastikan Kondisi Jasad Wanita Dalam Koper di Cikarang Masih Utuh

Megapolitan
Cara Urus NIK DKI yang Dinonaktifkan, Cukup Bawa Surat Keterangan Domisili dari RT

Cara Urus NIK DKI yang Dinonaktifkan, Cukup Bawa Surat Keterangan Domisili dari RT

Megapolitan
Heru Budi Harap 'Groundbreaking' MRT East-West Bisa Terealisasi Agustus 2024

Heru Budi Harap "Groundbreaking" MRT East-West Bisa Terealisasi Agustus 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke