Salin Artikel

Masih Banyak Tawuran, Perlukah Ambarita dan Jacklyn Choppers Kembali ke Jalan?

Bentrokan antarkelompok maupun antarpelajar di berbagai daerah terus meningkat, tanpa terkecuali di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek).

Sejumlah kelompok pemuda yang sebagian besar pelajar masih kerap terlibat bentrok di jalanan. Tidak jarang kedua kelompok atau lebih yang terlibat tawuran akan saling serang dengan senjata tajam.

Aksi yang dilakukan para pelaku tawuran tidak hanya mengancam dirinya sendiri, tetapi nyawa orang lain, entah itu musuhnya, ataupun warga yang sedang lewat di lokasi bentrokan.

Bidang Advokasi Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) Sunarto menilai, perlu ada anggota Tim Presisi yang menjadi penengah atau sosok disegani oleh pelaku tawuran.

Dulu, kata Sunarto, ada dua sosok yang mencuri perhatian. Mereka adalah Ambarita dan Jacklyn Choppers.

Keduanya merupakan anggota kepolisian yang sering menjadi buah bibir masyarakat karena aksinya yang kerap melawan tindak kekerasan jalanan dan cenderung berbahaya.

Aipda MP Ambarita adalah polisi Sabhara sekaligus pentolan Tim Raimas Backbone Polres Metro Jakarta Timur.

Nama Ambarita kerap membuat ciut nyali pemuda-pemuda di Jakarta Timur yang akan bertindak kriminal.

Kucing-kucingan dengan pemuda yang akan tawuran adalah pekerjaan sehari-harinya. Tak jarang juga, ia bersama timnya kejar-kejaran dengan penjahat.

Sementara, Jack atau yang juga akrab disapa Jacklyn Choppers, dia merupakan anggota Subdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya.

Mulai dari perampokan sadis di Pulomas, kasus mutilasi Ryan Jombang, hingga kasus pembunuhan yang dilakukan John Kei, pemilik nama asli Jakaria ini tak pernah absen ambil bagian dalam mengungkap kasus-kasus berbahaya itu.

Karena berbagai alasan, keduanya pun dimutasi menjadi Bintara Bidang Hubungan Masyarakat (Humas) Polda Metro Jaya, sehingga mereka sudah tidak lagi berteman dengan berbagai kegiatan bahaya di jalanan.

Sunarto menjelaskan, sosok seperti Ambarita dan Jacklyn Choppers sangat diperlukan kembali ke jalanan untuk membantu menekan kasus tawuran remaja.

"Iya perlu itu (Ambarita dan Jacklyn Choopers kembali ke jalanan)," kata Sunarto kepada Kompas.com, Kamis (3/11/2022).

Ia menambahkan, sosok dua orang itu dapat membantu penanganan tawuran mulai dari akar permasalahannya.

Sehingga, pihak kepolisian tidak terlambat mengatasi tawuran saat aksi sudah terjadi.

"Karena penanganan persoalan -persoalan seperti itu (tawuran) harus langsung penanganan ataupun sentuhan langsung," ujar Sunarto.

"Enggak boleh bimbingan-bimbingan, khotbah-khotbah saja, enggak bisa. Harus kerja bener, begitu," tambah dia.

Jika bukan kedua orang tersebut, Sunaryo menyarankan ada satu atau dua polisi yang harus berada di daerah rawan tawuran, berteman dengan masyarakat dan para remaja yang rentan melakukan aksi tersebut.

"Dan juga polisi minimal tingkat Polsek-lah yang terdekat dengan masyarakat itu harus ada ditunjuk satu atau dua polisi yang dikorbankan di daerah tawuran begitu atau di semua daerah lah, langsung menyatu dengan rakyat dengan cara apapun," jelasnya.

Pihak kepolisian bisa menunjuk anggotanya yang berkompeten untuk menjalankan tugas atau sasaran program mengatasi kalas tawuran ini.

https://megapolitan.kompas.com/read/2022/11/03/14441911/masih-banyak-tawuran-perlukah-ambarita-dan-jacklyn-choppers-kembali-ke

Terkini Lainnya

Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antar Pribadi

Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antar Pribadi

Megapolitan
Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat dalam Koper di Cikarang

Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat dalam Koper di Cikarang

Megapolitan
Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Megapolitan
Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Megapolitan
Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Megapolitan
Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

Megapolitan
Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

Megapolitan
Mendag Tegaskan Rumah Potong Ayam Harus Bersertifikat Halal Oktober 2024, Tidak Ada Tawar-tawar Lagi

Mendag Tegaskan Rumah Potong Ayam Harus Bersertifikat Halal Oktober 2024, Tidak Ada Tawar-tawar Lagi

Megapolitan
Mobil Mahasiswa Tabrak Bus Kuning UI, Saksi: Penumpangnya 3, Cowok Semua

Mobil Mahasiswa Tabrak Bus Kuning UI, Saksi: Penumpangnya 3, Cowok Semua

Megapolitan
Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper: Setubuhi dan Habisi Korban, lalu Curi Uang Kantor

Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper: Setubuhi dan Habisi Korban, lalu Curi Uang Kantor

Megapolitan
Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Pernah Mengaku Capek Terlibat Narkoba, Rio Reifan Ditangkap Lagi Usai 2 Bulan Bebas Penjara

Pernah Mengaku Capek Terlibat Narkoba, Rio Reifan Ditangkap Lagi Usai 2 Bulan Bebas Penjara

Megapolitan
Senior Aniaya Siswa STIP hingga Tewas, 5 Kali Pukul Bagian Ulu Hati

Senior Aniaya Siswa STIP hingga Tewas, 5 Kali Pukul Bagian Ulu Hati

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper: Korban Ternyata Minta Dinikahi | Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak

[POPULER JABODETABEK] Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper: Korban Ternyata Minta Dinikahi | Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke