Salin Artikel

Proses Berliku Warga Kampung Bayam Tempati Rusunawa yang Dijanjikan Pemprov DKI

JAKARTA, KOMPAS.com - Sudah sejak tiga tahun lalu Warga Kampung Bayam tergusur dan dipaksa pindah dari kampung mereka.

Mereka berbondong meninggalkan kampungnya setelah Pemprov DKI Jakarta mengubah wajah kampung itu menjadi kompleks Jakarta Internasional Stadium (JIS)

Proses relokasi warga sebenarnya berlangsung secara kondusif.

Pasalnya, selain memberikan uang kerahiman, Pemprov DKI di era Gubernur Anies Baswadan saat itu juga berjanji membangun kembali hunian warga yang letaknya tak jauh dari JIS.

Kompas.com mencatat, proses pembangunan itu pun selalu melibatkan warga. Para calon penghuni diminta turut memberi saran, masukan, bahkan menyumbang pemikiran tentang model hunian yang diinginkan.

Luas unit, dapur, hingga letak kamar pun berkali-kali dibahas bersama warga.

Tujuannya saat itu hanya satu, agar warga nyaman tinggal saat hunian itu rampung dan ditempati.

"Kami berjanji kepada mereka (warga Kampung Bayam) untuk kembali membangun permukiman," kata Anies saat peletakan batu pertama Kampung Susun Bayam, Sabtu (7/5/2022), dilansir dari Antara.

"Permukiman ini tetap akan membuat mereka yang selama ini berprofesi sebagai petani tetap bisa berkegiatan pertanian dan itu disiapkan rancangannya, disiapkan lahannya," lanjut Anies.

Penantian panjang warga

Namun bak panggang jauh dari api, warga Kampung Bayam yang tergusur megaproyek JIS, tak semudah itu menempati Kampung Susun Bayam yang telah dijanjikan untuk mereka.

Sejak diresmikan Anies pada 12 Oktober 2022, PT Jakarta Propertindo (Jakpro) selaku operator tak kunjung membiarkan Kampung Susun Bayam dihuni karena berbagai masalah administratif.

Community Development Specialist PT Jakpro Hifdzi Mujtahid, menyebutkan dalam hal administrasi, Kampung Susun Bayam, sedikit berbeda dengan administrasi rusunawa lain yang sudah dijadikan tempat relokasi warga.

Hifdzi mengatakan Jakpro dan Pemprov DKI Jakarta masih perlu mematangkan sejumlah skema, salah satunya, penetapan tarif sewa Kampung Susun Bayam.

"Kalau pakai tarifnya BUMD, BUMD kan harus untung. Kalo kita merencanakan sesuatu hal (tarif sewa rendah), yang rugi nanti temuan kita di akhir," kata Hifdzi kepada TribunJakarta.com.

Demonstrasi dari warga Kampung Bayam yang merasa diberikan harapan palsu pun tak terelakkan.

Puluhan warga melakukan aksi demonstrasi di depan gerbang masuk Kampung Susun Bayam pada Senin (21/11/2022). Beberapa di antaranya bahkan menginap di sana sampai Rabu (23/11/2022).

Musyawarah berliku

Jakpro bersama Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pada Rabu malam menggelar musyawarah bersama puluhan warga Kampung Bayam, untuk yang kesekian kali.

Musyawarah ini sebagai upaya dialog dalam menyelesaikan polemik relokasi warga ke hunian Kampung Susun Bayam di dekat Stadion Internasional Jakarta (JIS).

Melalui keterangan tertulis, Jakpro sebagai operator Kampung Susun Bayam mengklaim bahwa pertemuan di Kantor Lurah Papango telah menghasilkan kesepakatan.

Vice Presiden Corporate Secretary Jakpro Syachrial Syarif menyebutkan, dari musyawarah tersebut, muncul kesepakatan Kampung Susun Bayam dapat segera ditempati.

Namun hal ini hanya dapat dilakukan untuk warga atau calon penghuni yang telah menandatangani kontrak untuk masa transisi selama enam bulan ke depan.

"Jakpro mempercepat proses administrasi internal dan koordinasi bersama dinas terkait. Komunikasi dengan warga dilakukan secara intensif dan maraton," ujar Syarif.

Proses penetapan pengelolaan juga akan didiskusikan dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta hingga Jumat ini.

"Tahapan koordinasi yang perlu dilalui ini cukup panjang. Sambil menunggu proses transisi pengelolaan ke Pemprov DKI Jakarta, kami mengupayakan agar warga dapat segera menempati huniannya," papar Syachrial.

Belum ada kesepakatan

Namun hal berbeda justru disampaikan warga. Asep Suwanda, salah seorang calon penghuni Kampung Susun Bayam mengatakan belum ada kesepakatan antara warga dengan Jakpro terkait relokasi.

Bahkan Ketua Kelompok Tani Warga Kampung Bayam Madani, M Furkhon, mengaku penetapan harga sewa sebesar Rp 1,5 juta per bulan sangat tinggi dan memberatkan bagi warga.

"Kami kaget. Bagaimana dengan kemampuan kami," kata Furkhon kepada Kompas.com, Jumat (25/11/2022).

"Semestinya dalam tiga tahun ini sudah ada kepastian buat kami. Kemampuan ekonomi kami sudah jelas tak mampu. Ada pemulung, serabutan, dan sampai penganggur," lanjutnya.

(Kompas.com: Zintan Prihatini, Retno Ayuningrum | Antara: Abdu Faisal | TribunJakarta.com: Dionisius Arya Bimasuci)

https://megapolitan.kompas.com/read/2022/11/25/21302041/proses-berliku-warga-kampung-bayam-tempati-rusunawa-yang-dijanjikan

Terkini Lainnya

Lindungi Mahasiswa yang Dikeroyok saat Beribadah, Warga Tangsel Luka karena Senjata Tajam

Lindungi Mahasiswa yang Dikeroyok saat Beribadah, Warga Tangsel Luka karena Senjata Tajam

Megapolitan
Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Pengamat: Mungkin yang Dipukulin tapi Gak Meninggal Sudah Banyak

Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Pengamat: Mungkin yang Dipukulin tapi Gak Meninggal Sudah Banyak

Megapolitan
Cegah Prostitusi, 3 Posko Keamanan Dibangun di Sekitar RTH Tubagus Angke

Cegah Prostitusi, 3 Posko Keamanan Dibangun di Sekitar RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Kasus Berujung Damai, Pria yang Bayar Makanan Sesukanya di Warteg Dibebaskan

Kasus Berujung Damai, Pria yang Bayar Makanan Sesukanya di Warteg Dibebaskan

Megapolitan
Kelabui Polisi, Pria yang Bayar Makan Sesukanya di Warteg Tanah Abang Sempat Cukur Rambut

Kelabui Polisi, Pria yang Bayar Makan Sesukanya di Warteg Tanah Abang Sempat Cukur Rambut

Megapolitan
Menanti Keberhasilan Pemprov DKI Atasi RTH Tubagus Angke dari Praktik Prostitusi

Menanti Keberhasilan Pemprov DKI Atasi RTH Tubagus Angke dari Praktik Prostitusi

Megapolitan
Asrama Haji Embarkasi Jakarta Pastikan Beri Pelayanan Khusus bagi Calon Jemaah Haji Lansia

Asrama Haji Embarkasi Jakarta Pastikan Beri Pelayanan Khusus bagi Calon Jemaah Haji Lansia

Megapolitan
Asrama Haji Embarkasi Jakarta Siapkan Gedung Setara Hotel Bintang 3 untuk Calon Jemaah

Asrama Haji Embarkasi Jakarta Siapkan Gedung Setara Hotel Bintang 3 untuk Calon Jemaah

Megapolitan
Polisi Selidiki Dugaan Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel Saat Sedang Ibadah

Polisi Selidiki Dugaan Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel Saat Sedang Ibadah

Megapolitan
Mahasiswa di Tangsel Diduga Dikeroyok Saat Beribadah, Korban Disebut Luka dan Trauma

Mahasiswa di Tangsel Diduga Dikeroyok Saat Beribadah, Korban Disebut Luka dan Trauma

Megapolitan
Kasus Kekerasan di STIP Terulang, Pengamat: Ada Sistem Pengawasan yang Lemah

Kasus Kekerasan di STIP Terulang, Pengamat: Ada Sistem Pengawasan yang Lemah

Megapolitan
Kasus Penganiayaan Putu Satria oleh Senior, STIP Masih Bungkam

Kasus Penganiayaan Putu Satria oleh Senior, STIP Masih Bungkam

Megapolitan
Beredar Video Sekelompok Mahasiswa di Tangsel yang Sedang Beribadah Diduga Dianiaya Warga

Beredar Video Sekelompok Mahasiswa di Tangsel yang Sedang Beribadah Diduga Dianiaya Warga

Megapolitan
Tegar Tertunduk Dalam Saat Dibawa Kembali ke TKP Pembunuhan Juniornya di STIP...

Tegar Tertunduk Dalam Saat Dibawa Kembali ke TKP Pembunuhan Juniornya di STIP...

Megapolitan
Rumah Warga di Bogor Tiba-tiba Ambruk Saat Penghuninya Sedang Nonton TV

Rumah Warga di Bogor Tiba-tiba Ambruk Saat Penghuninya Sedang Nonton TV

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke