Salin Artikel

Jaga Identitas, "Talent Sleep Call" Pakai Nama Alias hingga Nomor WA Baru

JAKARTA, KOMPAS.com - Bagi talent sleep call atau layanan berbincang via telepon, identitas asli merupakan hal yang paling penting untuk dijaga kerahasiaannya.

Sebab, talent sleep call kemungkinan menjadi sasaran aksi hal-hal yang tak diingingkan, saat identitas aslinya terbongkar.

Satu siasat untuk menutupi identitas asli talent sleep call adalah dengan memakai nama alias atau nama palsu.

Fahrija (20), penyedia layanan sleep call bernama "Sleep Call-Mu", mengaku mewajibkan para talent-nya untuk menyetor nama alias saat mendaftarkan diri sebagai talent di layanan sleep call ini.

Nama alias tersebut yang dipakai selama sang talent bekerja di "Sleep Call-Mu".

"(Saat proses melamar kerja di "Sleep Call-mu"), pelamar mengisi form talent. Di form itu wajib diisi nomor WhatsApp, Instagram, sama nama samaran (calon talent)," urai Fahrija, Rabu (9/11/2022).

Ia menyatakan, selain menggunakan nama palsu, sang talent juga dilarang menggunakan nomor WhatsApp pribadi selama bekerja.

Dengan demikian, setelah baru diterima bekerja, sang talent wajib memiliki nomor WhatsApp baru untuk menghubungi para kliennya.

Kata Fahrija, tak hanya nomor WhatsApp baru saja, talent "Sleep Call-mu" juga diwajibkan memiliki akun pengirim pesan lain yang baru seperti akun Instagram, yang baru.

"Dengan catatan, talent kami pakai (akun) second Instagram atau Instagran baru, jangan pakai Instagram real mereka," tegasnya.

Untuk menjaga privasi talent, Fahrija menegaskan bahwa talent "Sleep Call-mu" juga dilarang memasang display picture WhatsApp masing-masing.

Tak hanya itu, talent di penyedia jasa layanan ini juga dilarang menggunakan fitur video call bersama dengan klien.

Kemudian, setelah sebuah sesi berakhir, talent akan memblokir akun pelanggannya.

Aturan-aturan soal menjaga privasi ini diamini oleh salah satu talent di "Sleep Call-mu", Natasha (21), yang baru saja menjadi talent pada awal November 2022.

Ia menyatakan, ada sejumlah pertanyaan yang dilarang untuk ditanyakan oleh klien berkait privasi talent.

"Mulai dari dari dilarang nunjukkin mukanya (talent), pertanyaan-pertanyaan yang sensitif dan spesifik kayak tempat tinggal di mana atau (klien minta) video call (dengan talent), itu enggak boleh," urai Natasha kepada Kompas.com, Kamis (24/11/2022).

Kemudian, berkait privasi talent, Natasha mengaku terdadapat prosedur yang harus diikuti saat sesudah dan sebelum melayani pelanggan.

Salah satunya, setelah durasi mengobrol atau chat usai, Natasha akan memblokir akun sang pelanggan.

Proses pemblokiran ini pun dilakukan setelah Natasha menyampaikan bahwa dia akan memblokir nomor sang pelanggan.

Dengan demikian, perpisahan antara Natasha dengan para kliennya dilakukan secara baik-baik.

"Kalau sesinya sudah selesai, aku langsung block," ungkap dia.

"Sebelumnya bilang dulu, sesi kita udah selesai, terima kasih, abis itu dia (pelanggan) jawab, baru diblokir. Jadi, kayak berakhir baik-baik," sambungnya.

Sebagai informasi, layanan “Sleep Call-mu” menyediakan layanan bertelepon dan chatting-an dengan tarif bervariasi, mulai dari Rp 5.000-Rp300.000. Rentang harga ini tergantung dari paket yang diambil oleh pelanggan.

Bagi Anda yang tertarik mencoba layanan ini dapat langsung mengunjungi akun Instagram resmi “Sleep Call-mu” yang bernama @sleepcallmu_.

https://megapolitan.kompas.com/read/2022/11/29/08271981/jaga-identitas-talent-sleep-call-pakai-nama-alias-hingga-nomor-wa-baru

Terkini Lainnya

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke