Warga yang khawatir pun melaporkan situasi tersebut kepada Bhabinkamtibmas Jembatan Lima Aiptu Resiani Sagita.
Resiani mengatakan bahwa tubuh W sudah terendam air selokan yang berwarna hitam pekat.
"Saat saya tiba, benar saja W itu ada di dalam selokan di balik beton. Dari ujung selokan, saya senterin (sorot pakai senter), hanya terlihat sebagian kepalanya saja," kata Resiani kepada wartawan, Kamis.
Khawatir melihat kepala W semakin tenggelam, ia kemudian menyenggol tubuh W menggunakan kayu dari ujung selokan.
Beruntung, W masih merespons. W masih hidup meski dalam keadaan lemah.
Resiani dan warga kemudian langsung menarik tubuh W, setelah bernegosiasi terlebih dahulu dengan W.
Setelah dievakuasi, W yang berasal dari Pemalang, Jawa Tengah, itu mengaku berupaya bunuh diri lantaran stres akibat masalah rumah tangga.
"Bilangnya ada masalah keluarga di sana (kampung) sama istrinya, jadi dia datang ke sini, sempat tidur tuh di pos RW, terus dia pindah-pindah hingga akhirnya ingin mengakhiri hidupnya di selokan ini," jelas dia.
Usai dirawat sementara oleh warga, W kemudian dibawa ke Suku Dinas Sosial Jakarta Barat untuk menjalani perawatan.
Kontak bantuan
Bunuh diri bisa terjadi di saat seseorang mengalami depresi dan tak ada orang yang membantu.
Jika Anda memiliki permasalahan yang sama, jangan menyerah dan memutuskan mengakhiri hidup. Anda tidak sendiri.
Layanan konseling bisa menjadi pilihan Anda untuk meringankan keresahan yang ada.
Untuk mendapatkan layanan kesehatan jiwa atau untuk mendapatkan berbagai alternatif layanan konseling, Anda bisa simak website Into the Light Indonesia di bawah ini:
https://www.intothelightid.org/tentang-bunuh-diri/hotline-dan-konseling/
https://megapolitan.kompas.com/read/2022/12/08/21260261/coba-bunuh-diri-pria-asal-pemalang-tenggelamkan-diri-di-selokan-tambora