Salin Artikel

Saat Stasiun Tanah Abang Disiapkan Sebagai Kawasan Berorientasi Transit

JAKARTA, KOMPAS.com -  Pemprov DKI Jakarta bersama Kementerian Perhubungan dan Kementerian PUPR akan mengoptimalkan operasionalisasi Stasiun Tanah Abang.

Menurut rencana, bakal ada penambahan jalur kereta, fasilitas penunjang, dan menjadikan kawasan Tanah Abang menjadi stasiun terpadu berorientasi transit.

Rencana ini merupakan bagian dari upaya mengurai kepadatan penumpang, memaksimalkan penggunaan lahan terintegrasi di Stasiun Tanah Abang.

Ini diperlukan karena Dinas Perhubungan DKI Jakarta mencatat, sebagai stasiun tujuan, jumlah penumpang harian mencapai 100.000 orang.

Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono mengatakan pemerintah pusat telah berkomitmen untuk membangun bangunan baru untuk stasiun kereta rel listrik (KRL) Tanah Abang di lahan seluas 2,4 hektar.

"Jadi di Tanah Abang itu ada (lahan) seluas 2,4 hektar (untuk pembangunan stasiun KRL baru). Di dalam (lahan) 2,4 hektare itu akan ada depo seluas 9.000 meter persegi," ucap Heru ditemui di Bekasi, Jawa Barat, Senin (26/12/2022).

Heru menyatakan bahwa pembangunan stasiun baru bakal dikerjakan Pemprov DKI Jakarta bersama Kementerian Perhubungan serta Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

Pemprov DKI, lanjut Heru, bertanggung jawab untuk merapikan fasilitas dan sarana prasarana di sekitar stasiun, di antaranya seperti pelebaran jalan, pembukaan u-turn baru, pembangunan jembatan penyeberangan orang (JPO), dan pembangunan taman.

Adapun untuk bangunan stasiun baru, lanjut Budi, akan disiapkan oleh Kementerian PUPR dan Kementerian Perhubungan.

”Target optimalisasi sesuai arahan Presiden sampai akhir tahun 2023 harus sudah jadi. Kami akan koordinasi dengan kementerian terkait,” ujarnya.

Penataan stasiun terpadu

Stasiun Tanah Abang sebelumnya telah ditata sebagai stasiun terpadu. Penataan kawasan itu merupakan hasil penandatanganan kerja sama antara Dinas Perhubungan DKI Jakarta, PT MRT Jakarta, dan PT Kereta Api Indonesia.

Pada 10 Januari 2020, PT MRT Jakarta dan PT Kereta Api Indonesia membentuk anak perusahaan gabungan, PT Moda Integrasi Jabodetabek, yang salah satu tugasnya mengelola dan menata 72 stasiun.

Untuk tahap awal berjalan penataan Stasiun Juanda, Stasiun Tanah Abang, Stasiun Senen, dan Stasiun Sudirman.

Setelah penataan, di setiap stasiun ada akan pembagian ruang yang jelas untuk setiap moda angkutan umum agar bisa menjemput dan menaikkan penumpang.

Penumpang juga difasilitasi dengan plaza pedestrian atau area pejalan kaki sehingga keluar-masuk lebih lancar.

Sebelumnya, Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo berharap penataan stasiun dalam tataran integrasi secara utuh dapat memberikan tiga aspek layanan dari penyelenggaraan transportasi.

Pertama, keselamatan penumpang dengan bisa menjamin pergerakan dan perpindahan antarmoda tanpa ada hambatan.

Kedua, keamanan di mana penumpang akan terhindar dari gangguan karena akan ada satuan tugas yang melakukan pengawasan terhadap kawasan stasiun.

Sementara ketiga adalah kenyamanan saat keluar-masuk atau beralih moda angkutan.

(Penulis: Muhammad Naufal, Nirmala Maulana Achmad | Editor: Irfan Maullana)

https://megapolitan.kompas.com/read/2022/12/26/20344381/saat-stasiun-tanah-abang-disiapkan-sebagai-kawasan-berorientasi-transit

Terkini Lainnya

Pendaftaran PPK Pilkada 2024 Dibuka untuk Umum, Mantan Petugas Saat Pilpres Tak Otomatis Diterima

Pendaftaran PPK Pilkada 2024 Dibuka untuk Umum, Mantan Petugas Saat Pilpres Tak Otomatis Diterima

Megapolitan
Asesmen Diterima, Polisi Kirim Chandrika Chika Cs ke Lido untuk Direhabilitasi

Asesmen Diterima, Polisi Kirim Chandrika Chika Cs ke Lido untuk Direhabilitasi

Megapolitan
Selain ke PDI-P, Pasangan Petahana Benyamin-Pilar Daftar ke Demokrat dan PKB untuk Pilkada Tangsel

Selain ke PDI-P, Pasangan Petahana Benyamin-Pilar Daftar ke Demokrat dan PKB untuk Pilkada Tangsel

Megapolitan
Polisi Pastikan Kondisi Jasad Wanita Dalam Koper di Cikarang Masih Utuh

Polisi Pastikan Kondisi Jasad Wanita Dalam Koper di Cikarang Masih Utuh

Megapolitan
Cara Urus NIK DKI yang Dinonaktifkan, Cukup Bawa Surat Keterangan Domisili dari RT

Cara Urus NIK DKI yang Dinonaktifkan, Cukup Bawa Surat Keterangan Domisili dari RT

Megapolitan
Heru Budi Harap 'Groundbreaking' MRT East-West Bisa Terealisasi Agustus 2024

Heru Budi Harap "Groundbreaking" MRT East-West Bisa Terealisasi Agustus 2024

Megapolitan
Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Mengaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Mengaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Megapolitan
Kekejaman Nico Bunuh Teman Kencan di Kamar Kos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Kekejaman Nico Bunuh Teman Kencan di Kamar Kos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Megapolitan
Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Megapolitan
Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Megapolitan
Mochtar Mohamad Ajukan Diri Jadi Calon Wali Kota Bekasi ke PDIP

Mochtar Mohamad Ajukan Diri Jadi Calon Wali Kota Bekasi ke PDIP

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal 'Numpang' KTP Jakarta

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal "Numpang" KTP Jakarta

Megapolitan
Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke