Salin Artikel

Perploncoan Pelajar SMAN 6 Jakarta, Tradisi Kekerasan demi Dapatkan Jaket Angkatan...

JAKARTA, KOMPAS.com - Aksi perploncoan kembali terjadi. Kali ini dialami oleh sejumlah pelajar dari SMAN 6 Jakarta oleh alumni di RT 09 RW 03 Jalan H Rohimin, Ulujami, Pesanggrahan, Jakarta Selatan, Sabtu (14/1/2023) malam.

Video yang memperlihatkan aksi perploncoan itu beredar di media sosial karena sempat disiarkan secara langsung oleh akun Instagram @swiss53gangs_. Namun, video itu saat ini telah hilang.

Tampak dalam video yang beredar, dua pelajar tengah adu jotos lalu ditonton oleh beberapa orang yang diduga alumni.

Adapun sejumlah pelajar tampak berbaris dengan posisi tiarap dan bertelanjang dada di pinggir jalan.

"Algojo gue mana algojo gue," teriak seseorang yang terdengar dalam video.

Kapolsek Pesanggrahan Kompol Nazirwan mengonfirmasi aksi perploncoan pelajar itu terjadi di wilayahnya.

Lima orang diamankan, dua di antaranya adalah alumni yang melakukan perploncoan.

"Dari keterangan mereka sendiri, iya (pelajar SMAN 6 Jakarta)," ujar Nazirwan.

Nazirwan menyebutkan, total pelajar yang terlibat perploncoan itu berjumlah 25 orang.

"Dua alumni terlibat, dia menyelenggarakan kegiatan tersebut," ujar Nazirwan.

 

Tradisi sejak 2008

Polisi menyatakan, berdasarkan keterangan para pelajar dan dua alumni yang diamankan, aksi perploncoan adalah salah satu tradisi turun menurun di SMAN 6 Jakarta sejak tahun 2008.

"Setelah kita mintai keterangan dari pihak-pihak yang kita amankan bahwa kegiatan itu sifatnya tradisi," ujar Nazirwan.

"Sejauh informasi yang kita dapat dari saksi yang sudah kita mintai keterangan, ini sudah berlangsung dari tahun 2008," sambung Nazirwan.

Nazirwan mengemukakan, aksi perploncoaan itu dilakukan oleh alumni kepada adik kelasnya yang masih duduk di bangku kelas XII.

Adapun aksi perploncoan itu merupakan adu fisik untuk mendapatkan jaket angkatan di SMAN 6 Jakarta itu.

"Dengan konsekuensi begitu jaket tidak didapat, ada di situ aksi aksi yang mungkin kurang pas atau kurang pantas yaitu berupa namanya switch tampar," ucap Nazirwan.

Namun ada aksi yang lebih parah dilakukan alumni kepada adik kelasnya. Mereka akan melakukan perbuatan yang lebih kejam apabila para juniornya yang diminta berkelahi sesama itu kalah.

"Bagi yang kalah itu selain terkena tamparan juga ada sanksi berupa olesan balsem lalu termasuk diberi bubuk cabai di punggung mereka yang dinyatakan kalah," kata Nazirwan.

Plonco di dekat rumah alumni

Nazirwan mengatakan, lokasi perploncoan yang dialami oleh pelajar SMAN 6 Jakarta itu ada di  area lapang itu dipilih karena biasa dijadikan tempat nongkrong sehari-hari.

"Kalau dari keterangan mereka, lokasinya itu memang biasa menjadi tempat nongkrong. Lokasinya di pinggir kali, ada lahan yang luas," ujar Nazirwan

Area itu sering dijadikan tempat berkumpul alumni dan siswa SMAN 6 Jakarta karena salah satu alumni tinggal dekat sana.

Tidak heran banyak siswa SMAN 6 Jakarta yang sering nongkrong di sana sehabis pulang sekolah.

Selain itu, area tersebut terbilang sepi karena terletak cukup jauh dari permukiman warga. Sekalipun ada yang melintas, area itu tidak menjadi pusat perhatian warga.

Nazirwan mengakui saat aksi perploncoan dilakukan, ada warga setempat yang datang dan menontonnya secara langsung.

"(Warga sekitar) hanya berada (menonton) di lokasi itu. Sementara, itu keterangannya," ujar Nazirwan.

Berdasarkan pantauan Kompas.com di lokasi Selasa (17/1/2023), tempat perploncoan para pelajar itu dilakukan di tengah jalan buntu.

Lokasi jalan tersebut tampak sepi. Hanya ada beberapa kandang kambing dan ayam milik warga sekitar.

Tempat perploncoan itu juga berada di tepi Kali Pesanggrahan. Tidak banyak warga yang melintas di jalan tersebut.

Selain itu, tempat perploncoan pelajar SMAN 6 Jakarta juga dipenuhi pepohonan rindang yang menambah kesan tempat ini jarang dilalui masyarakat.

"Iya kejadian kemarin di sini. Itu baru pertama. Sebelum-sebelumnya tidak ada kejadian," kata Jamal, salah satu warga di lokasi.

 

Kesaksian warga

Jamal mengatakan, setidaknya sudah dua kali menyaksikan aksi perploncoan itu. Namun, ia tidak dapat memastikan apakah siswa yang mengikuti dua kali perploncoan itu merupakan orang yang sama.

"Sudah dua kali. Yang pertama itu hari Sabtu juga, tapi seminggu sebelum kejadian yang (viral) ini," ujar Jamal.

Perploncoan yang pertama kali disaksikan Jamal itu tepatnya terjadi pada Sabtu, 7 Januari 2023.

Jamal mengatakan, jumlah pelajar yang diduga mengalami perploncoan saat itu jauh lebih sedikit dibanding aksi kedua pada Sabtu, 14 Januari.

Namun, ia menilai perploncoan pada 7 Januari itu lebih parah karena ada siswa yang sampai tak sadarkan diri.

"Itu sampai pingsan," kata Jamal.

Jamal menambahkan, para pelajar itu dipukul oleh benda seperti pelepah pisang, kayu, dan besi.

"Sebetulnya ngelihat kemarin itu tidak tega. Orang apaan aja barang yang ada si sana (dekat mereka) itu dibuat senjata. Besi buat mukul, kayu, pelepah pisang," kata Jamal.

Sejumlah orang diduga alumni yang melakukan perploncoan juga menaburkan bubuk cabai kepada para pelajar SMAN 6 Jakarta.

"Ada yang habis berantem, pada berdarah, dikasih bon cabe, dikasih apalah, kan perih itu. Terus dia (para pelajar) punya kaus itu kan dikumpulkan di bawah tiang, lalu diberikan seperti apa gitu," ucap Jamal.

Jamal yang melihat itu sempat geram. Namun, ia tak dapat melakukan apa pun karena tak ingin mengambil risiko lantaran jumlah pelaku cukup banyak.

"Kami mau dekati tapi malas jadi panjang aja, bukannya kami masa bodo atau lepas tanggung jawab atau apa, bukan," ucap Jamal.

 

Pernah ada kasus plonco

Sementara itu, Wakil Kepala Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 6 Jakarta, Suartono tak menampik aksi perploncoan yang dialami siswa oleh alumni pernah terjadi beberapa tahun lalu.

Namun, ia mengklaim aksi perploncoan itu tidak terjadi lagi belakangan ini.

Oleh karena itu, ia mengaku kaget saat mendengar kabar kembali terjadinya perploncoan di Jalan H Rohimin, Ulujami, Pesanggrahan, Jakarta Selatan, Sabtu (14/1/2023) malam.

"Ini yang menjadi kita tergagap ya. Kaget lagi. Karena memang sudah tidak ada hal yang seperti ini. Kegiatan itu sudah tidak ada lagi dilakukan oleh anak anak alumni terhadap adiknya," ujar Suartono, Selasa.

Suartono mengatakan, perploncoan itu dapat diantisipasi setelah sejumlah alumni sepakat untuk menjaga nama SMAN 6 Jakarta. Bahkan, kata Suartono, para alumni juga telah menganggap juniornya sebagai adik.

"Karena anak anak alumni itu menganggap adiknya itu adalah saudara. Saya melihat secara umum di semua sekolah kan praktik seperti ini kan bisa saja terjadi tetapi saya pastikan bahwa yang saya katakan tidak ada setelah saya diminta untuk membantu kepala sekolah," ucap Suartono.

Suartono mengatakan, saat ini tengah mendalami informasi dugaan perploncoan yang dialami para pelajar SMAN 6 oleh alumninya.

"Informasi yang menyebutkan bahwa anak kami yang disebutkan bahwa perploncoan dialami anak anak kita, saat ini kami melakukan pendalaman," ujar Suartono.

Saat ini sekolah tengah bekerjasama dengan alumni untuk melakukan pendalaman guna memastikan apakah siswa yang menjadi korban dugaan aksi perploncoan itu merupakan siswa SMAN 6.

"Di mana kami bekerja sama dengan alumni dan yang alumni yang kami ajak kerjasama ini adalah memang selalu membantu sekolah dalam bidang apapun. Dan alhamdulillah alumni-alumni kita itu selalu kooperatif," kata Suartono.

Suartono mengatakan, SMAN 6 Jakarta akan melakukan pembinaan kepada para siswanya jika terbukti mereka yang menjadi korban perploncoan oleh alumni.

"Dalam video itu memang tidak ada muka-muka anak-anak kita. Insya Allah kita akan melakukan pembinaan untuk anak anak kita semua," ujar Suartono.

"Kalaupun nanti kepastian ada anak kita yang mengalami itu maka tentu akan kita lakukan pembinaan itu tadi," sambung Suartono.

Sejauh ini sekolah baru mendapatkan informasi dari Kepolisian terkait siswa yang menjadi korban perploncoan itu merupakan pelajar SMAN 6 Jakarta.

Namun, SMAN 6 Jakarta bersama alumni tengah melakukan pendalaman terkait kebenaran informasi tersebut.

"Secara garis besar, itu informasi dari kepolisian bahwa ini ada alumni melakukan perploncoan tadi kepada adiknya. Nah, itu yang sedang kami dalami," ucap Suartono.

https://megapolitan.kompas.com/read/2023/01/18/08083611/perploncoan-pelajar-sman-6-jakarta-tradisi-kekerasan-demi-dapatkan-jaket

Terkini Lainnya

Menyusuri Jalan yang Dilalui Para Korban Tragedi 12 Mei 1998...

Menyusuri Jalan yang Dilalui Para Korban Tragedi 12 Mei 1998...

Megapolitan
Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Megapolitan
Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Megapolitan
Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Megapolitan
Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Megapolitan
3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

Megapolitan
Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Megapolitan
Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Megapolitan
Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Megapolitan
Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Megapolitan
Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Megapolitan
Gelar 'Napak Reformasi', Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Gelar "Napak Reformasi", Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Megapolitan
Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Megapolitan
Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Megapolitan
Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke