SN diketahui ditangkap di rumahnya, Jalan Cempaka, Pondok Pucung, Pondok Aren, Tangerang Selatan, Jumat (20/1/2023).
"Menurut saya sih dia itu baik, cuma itu tadi mungkin dia terlalu berlebihan simpatiknya terhadap itu (habib)," ujar Nurji saat ditemui di rumahnya, Jumat malam.
Mengetahui anaknya merupakan simpatisan seorang habib, Nurji menilai bahwa setiap pilihan tentu memiliki risiko.
"Kalau saya sih ngelihatnya dari semua pekerjaan ada risikonya. Risikonya tergantung kita saja yang nerimanya, kudu tabah, sabar," lanjut Nurji.
SN, kata Nurji, baru tinggal kembali bersama dirinya sekitar setahun lalu.
Saat itu, ibu dari SN baru saja meninggal dunia, sehingga Nurji meminta SN untuk kembali tinggal di rumah mereka.
Selama itu pula Nurji mengaku tidak melihat ada gerak-gerik yang mencurigakan dari anaknya itu.
"Kalau menurut saya sih enggak ada (yang mencurigakan)," jelas Nurji.
Setelah bercerai dan keluar dari bank tempatnya bekerja, SN kemudian beralih profesi sebagai pengemudi ojek online (ojol).
Namun, Nurji mengaku selama ini tidak mengetahui bahwa anaknya terlibat dalam aktivitas terorisme.
"Saya cuma tahunya anak saya simpatisan habib, ke sananya saya enggak ngerti," kata Nurji.
"Enggak tahu kegiatannya (setahun ini) karena bujangan itu. Saya tahunya dia ngegojek, kan pulangnya enggak nentu ya, kadang pulang malam," lanjut Nurji.
Total, ada tiga tersangka teroris yang ditangkap oleh Polri pada Jumat, yaitu AS, ARH, dan SN.
Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan menyebutkan, AS ditangkap di Jakarta Utara. AS berasal dari jaringan teror Negara Islam Indonesia (NII).
Sementara itu, ARH dan SN berasal dari organisasi masyarakat yang dinyatakan terlarang di Indonesia.
"ARH ditangkap di Jakarta Selatan, SN di Tangsel. Nomor 2 dan 3 adalah DPO penangkapan Maret 2021, kelompok FPI Condet," sebut Ramadhan.
https://megapolitan.kompas.com/read/2023/01/20/22173351/ungkap-sosok-tersangka-teroris-di-tangsel-sang-ayah-dia-baik-cuma-rasa