Salin Artikel

Sudah Diasuh Ibunya, Balita yang Disandera Ayah di Depok Tetap Dapat Pendampingan Psikologis

Kendati demikian, Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Depok tetap memberikan pendampingan psikologis kepada korban dan ibu kandungnya.

Kepala DP3AP2KB Kota Depok Nessi Annisa Handayani mengatakan, pendampingan itu diberikan untuk memonitor tumbuh kembang bocah tersebut.

Sebab, saat penyekapan itu, R diasuh oleh ayah kandung yang terindikasi mengalami gangguan kejiwaan.

"Saat ini, ibu dan anak masih dalam pendampingan. Kami akan lakukan pendalaman lebih jauh terkait anak ini untuk melihat tumbuh kembangnya," kata Nessi saat dikonfirmasi, Selasa (31/1/2023).

Nessi berujar, pendampingan kepada bocah tersebut tak dilakukan setiap hari, melainkan hanya dua kali seminggu.

"Kami terus melakukan pendampingan psikologis. Sekarang tidak setiap hari, seminggu bisa bertemu sekali atau dua kali," ujar dia.

Adapun R telah dipertemukan dan diasuh oleh ibu kandungnya sejak 17 Januari 2023.

Usai penyanderaan pada 10 Januari 2023, awalnya R dititipkan dan diasuh oleh pamannya, karena keberadaan sang ibu belum diketahui.

"Sebelumnya (R) tinggal bersama pamannya, tapi sejak 17 Januari sudah diasuh oleh ibunya," kata Nessi.

Adapun penyanderaan pada 10 Januari itu terjadi di rumah YW di kawasan Sukamaju, Cilodong, Depok.

YW yang sudah bercerai dengan sang istri hanya tinggal berdua dengan R di rumah itu.

Penyanderaan berawal saat YW berbuat onar di lingkungan rumahnya.

Ketua RW 024, Sukamaju, Cilodong, Depok, Sukartono menjelaskan bahwa YW berbuat onar pada Selasa (10/1/2023), seusai isya, sekitar pukul 19.30 WIB.

"Awalnya dia (YW) membawa senapan angin. Warga mau ditembakin sama dia," kata Sukartono di sekitar lokasi penyekapan, Rabu (11/1/2023) dini hari.

Karena gerah dan terancam, warga sekitar lantas berbondong-bondong mendatangi kediaman YW.

Personel polisi dari satuan Pembinaan Masyarakat (Binmas) Polsek Cilodong ikut bersama-sama warga. Namun, YW menolak menyerahkan diri dan bertanggung jawab atas aksi onar yang telah dilakukan.

"Pas warga datang, dia (YW) bilang, 'Ngapain ke sini? Urusin warga saja,' gitu katanya," ujar Sukartono menirukan perkataan pelaku.

Di tengah percakapan itu, YW merasa tersudutkan. Sebab, warga yang datang begitu ramai, yakni sekitar 50 orang.

Ketika warga dan polisi hendak menangkapnya, YW melarikan diri ke dalam rumah. YW kemudian masuk ke kamar anaknya.

"Keadaannya begitu ramai. Pas mau disergap langsung lari ke dalam kamar," ujar Sukartono.

Di dalam kamar, pelaku menjadikan sang anak sebagai sandera agar ia tak diringkus.

YW sempat mengambil sebilah sangkur dan menodongkannya ke kepala sang putri yang dibekapnya dari belakang.

Di hadapan warga dan polisi, YW berteriak mengancam akan membunuh anaknya sendiri bila terus dikejar-kejar.

https://megapolitan.kompas.com/read/2023/01/31/12310961/sudah-diasuh-ibunya-balita-yang-disandera-ayah-di-depok-tetap-dapat

Terkini Lainnya

Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Megapolitan
Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Megapolitan
Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Megapolitan
Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Megapolitan
Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Megapolitan
Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Megapolitan
Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Megapolitan
Aditya Tak Tahu Koper yang Dibawa Kakaknya Berisi Mayat RM

Aditya Tak Tahu Koper yang Dibawa Kakaknya Berisi Mayat RM

Megapolitan
Kadishub DKI Jakarta Tegaskan Parkir di Minimarket Gratis

Kadishub DKI Jakarta Tegaskan Parkir di Minimarket Gratis

Megapolitan
Koper Pertama Kekecilan, Ahmad Beli Lagi yang Besar untuk Masukkan Jenazah RM

Koper Pertama Kekecilan, Ahmad Beli Lagi yang Besar untuk Masukkan Jenazah RM

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke