JAKARTA, KOMPAS.com - Rudy (40), kurir paket salah satu perusahaan jasa logistik, mengantar paket di salah satu rumah pembeli, Jalan Daksa Piun, Bangka, Jakarta Selatan, Rabu (15/3/2023).
Saat bertemu pemilik rumah, Rudy mengonfirmasi kepada pihak kantor bahwa paket sudah diterima konsumen.
Jaket yang basah bekas air hujan bercampur keringat itu melekat di tubuhnya selama menjadi pekerja lapangan ini.
Rudy pun membagikan sedikit pengalamannya menjadi kurir di sela waktu bekerja. Ia telah menggeluti bidang pekerjaan ini selama tiga tahun.
"Kurang lebih tiga tahun lalu jadi kurir," ujar Rudy saat ditemui.
Di umurnya yang sudah kepala empat, Rudy mengeluh agak susah mencari pekerjaan lain untuk menghidupi dua anak dan istrinya.
Ia mengaku pernah bekerja di salah satu restoran sebelum menjadi kurir paket.
Saat pandemi Covid-19, ia terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) dari restoran tersebut.
"Umur saya sudah 40, untuk kerja yang lain agak susah begitu. Basic (pekerjaan) saya sih di restoran," terang Rudy.
"Dulunya pernah kerja di salah satu restoran, waktu Covid-19, kena PHK. Sekarang mau cari kerja susah, sudah umur segini mana ada yang terima," tambah dia.
Usai bekerja di restoran, Rudy pun pernah mencari beberapa pekerjaan yang bisa ia geluti. Namun terkendala umur, Rudy pun tidak kunjung mendapatkan pekerjaan.
Ia akhirnya mencoba menjadi ojek online. Tetapi, penghasilannya lama kelamaan menurun.
"Setelah keluar, saya sempat jadi ojek online, tapi lama kelamaan menurun pendapatannya, lagi agak sepi," papar Rudy.
"Makanya ketika ada lamaran kurir, ya sudah saya ambil," tutur dia.
Rudy diterima sebagai kurir dengan status mitra di salah satu perusahaan jasa logistik.
Ia juga menjelaskan sistem kerja shift yang diterapkan oleh perusahaannya. Untuk hari ini, ia masuk dalam shift kedua.
"Kalau kami sistem kerjanya shift, ada yang pagi jam 7.00 WIB, sampai jam 17.00 WIB, dan shift kedua jam 10.00 sampai jam 20.00 WIB," kata Rudy.
Dalam sehari, biaya pengiriman yang diterima Rudy sebesar Rp 1.500 per paket. Minimal ia mampu mengantarkan 100 paket setiap harinya.
"Kalau saya mitra statusnya, ya dapat Rp 1.500 per paket. Paling sedikit 100 paket lah kira-kira setiap harinya," jelas Rudy.
Selama ini, Rudy pun sanggup mengantarkan maksimal 200 paket dalam satu hari selama menjadi kurir.
"Pernah sekitar 200 paket dalam sehari lah. maksimal segitu," tutur Rudy.
Selama menjadi kurir, Rudy pun harus mengeluarkan uang total Rp 60.000 dalam sehari, untuk membeli bensin, kopi, dan rokok.
Uang bensin sebesar Rp 20.000 sudah pasti dikeluarkan setiap harinya oleh Rudy untuk mengantar paket.
Tak hanya itu, ia juga harus mengeluarkan uang servis motor setiap bulannya kurang lebih Rp 100.000.
"Kalau servis (motor) setiap bulan sih di atas Rp 100.000 lah kurang lebih. Kalau enggak servis ya berantakan motor saya," lanjut dia.
Rudy juga pernah mendapatkan pengalaman menyenangkan selama jadi kurir.
Hal ini terjadi pada minggu lalu kata dia. Waktu itu keadaan hujan saat ia mengantar paket. Usai mengantarkan paket, Rudy ditawarkan pemilik rumah untuk berteduh dan diberikan makanan.
"Alhamdulillah kadang-kadang ada yang baik pembeli, pernah saya ditawarkan makan di rumahnya. Pas sedang hujan waktu itu, saya disediain makan dan kopi," pungkas dia.
https://megapolitan.kompas.com/read/2023/03/16/05030051/cerita-rudy-pernah-di-phk-restoran-imbas-pandemi-banting-setir-jadi-kurir