Pasalnya, pelanggan kabur karena ketakutan melihat mobil ambulans yang hendak mengantarkan jenazah pasien Covid-19 mengantre di depan warung kelontong Fitri pada periode 2021 hingga 2022.
"Jam 11.00 WIB saja sudah antre 100 ambulans. Petugas saja ada yang sampai cari kantong mayat di sini," ungkap Fitri saat ditemui Kompas.com di rumahnya pada Selasa (21/3/2023).
Berdasarkan pantauan Kompas.com, rumah Fitri hanya berjarak sekitar 20 meter dari gerbang masuk TPU Rorotan, Cilincing, Jakarta Utara.
Rumah Fitri yang berada tepat di pinggir Jalan Rorotan IX dialihfungsikan menjadi warung kelontong. Barang untuk kebutuhan sehari-hari ia jajakan demi kebutuhan ekonomi.
"(Saat itu) sampai saya teleponin langganan saya. 'Kenapa enggak ada yang ke sini?', 'Takut bu, banyak ambulans'. Kayak begitu. Yang tadinya langganan saya banyak, sampai anjlok," ucap Fitri.
Karena untuk menghidupi tiga anak yang dua diantaranya pada saat itu tengah mengemban pendidikan di pondok pesantren, Fitri berupaya mencari uang dengan cara lain.
Salah satu di antaranya dengan memasarkan pakaian melalui siaran langsung media sosial.
"Saya jual pakaian secara daring. Saat Subuh, saya live Facebook, live di media sosial, saya jualan," ujar Fitri.
Tetapi, cara tersebut tidak membuahkan hasil yang maksimal. Pasalnya, Fitri selalu mendapatkan calon pembeli pemberi harapan palsu (PHP).
"Kan enggak langsung transfer. Orang pada suka PHP. Saya pikir, 'Enggak beres nih kalau begini saja, anak gue mau makan apa? Hidup mesti berjalan'" imbuh dia.
Tidak kehabisan akal, Fitri akhirnya menemukan peluang bisnis baru dengan berdagang kembang di depan rumahnya untuk para pelayat atau peziarah TPU Rorotan.
Meski sempat berpikir malu karena mengkhawatirkan omongan tetangga dengan prasangka warung kelontong gulung tikar, Fitri akhirnya dapat melewati hal tersebut.
Sebab, Fitri kini memiliki pendapatan yang terbilang cukup besar. Apalagi, menjelang Ramadhan seperti sekarang ini.
"Kalau hari biasa mah sedikit, paling Rp 200.000. (Jelang puasa) Baru ramai lagi. Bisa Rp 2 juta, atau Rp 1,5 juta satu hari," ucap Fitri.
"(Hari Minggu lalu) hampir Rp 3,5 juta. Itukan ramai banget, sampai macet di sini," kata Fitri lagi.
Sekarang, warung kelontong Fitri terlihat alakadarnya karena ia lebih mengutamakan penjualan kembang tersebut.
"Lebih banyak ini lah (dagang kembang). Asal ada aja ini mah (warung kelontong) sekarang. Ibaratnya mah, memang karena tempatnya sudah di sini, mumpung dekat makam, ya sudah," pungkas Fitri.
https://megapolitan.kompas.com/read/2023/03/21/18213881/kala-pelanggan-fitri-kabur-usai-lihat-ambulans-antre-masuk-tpu-rorotan