Salin Artikel

Orangtua Anak yang Dikategorikan "Stunting" Bersyukur Ada Program Terapi Wicara

JAKARTA, KOMPAS.com - Salah satu orangtua yang anaknya didiagnosis stunting, Sudarti (43), merasa bersyukur dengan adanya program bantuan pemerintah.

Warga Pondok Labu, Jakarta Selatan itu mengatakan, jika tidak ada bantuan tersebut, anaknya MZ tidak bisa berobat dan melakukan terapi wicara di rumah sakit.

"Alhamdulillah. Banyak manfaat juga ya. Kalau kami enggak ada bantuan itu, belum tentu kami jalan ke rumah sakit," ujarnya saat ditemui Kompas.com, Selasa (4/4/2023).

"Kayak sekarang anak saya terapi wicara, saya juga mikir terapi wicara harus berapa uang keluarnya. Karena sudah ada rujukan dari puskesmas, pelayanan di rumah sakit juga alhamdulillah bagus," tambah dia.

Menurut Sudarti, ia tidak malu jika anaknya mengikuti program "Orangtua Asuh" yang digalakkan Kelurahan Pondok Labu, meski di satu sisi masih banyak yang orangtua merasa malu jika mengikuti program tersebut.

"Karena ada yang enggak mau juga karena orangtuanya merasa mampu dan malu, kalau saya ya enggak malu emang kondisi anak saya begini, untuk kebaikan anak sendiri," tutur dia.

Karena itu, Sudarti merasa harus mengejar pertumbuhan anaknya sebelum lewat dari usia 5 tahun.

"Karena kalau untuk sekarang masih bisa dikejar, kalau sudah usia 5 tahun ke atas susah. Saya ikuti saja alurnya, saya disuruh terapi ya saya jalanin," kata Sudarti.

Sebelumnya, Sudarti (43), warga yang tinggal di Pondok Labu, Jakarta Selatan, merasa sedih mendengar anaknya yang berusia 3 tahun dikategorikan stunting oleh posyandu setempat.

Ia pun baru mengetahui anaknya terkena stunting pada 2022 lalu.

Sudarti bercerita, pertama kali anaknya MZ divonis stunting oleh Posyandu Jeruk, RW 09, Pondok Labu, karena memiliki tinggi dan berat yang kurang dari anak seumurnya.

Saat itu, suami Sudarti yang mengantarkan MZ untuk berkumpul di RPTRA, tepatnya ketika posyandu mengundang semua orang tua yang mempunyai balita.

"Pertama divonis sama Posyandu Jeruk, terus dari Puskesmas Kelurahan datang ke rumah," ujar Sudarti saat ditemui oleh Kompas.com, Selasa (4/4/2023).

"Terus karena anak saya beratnya kurang tinggi juga kurang untuk usia dia waktu itu masih berumur dua tahun dan beratnya itu cuma 9 kg," kata dia.

https://megapolitan.kompas.com/read/2023/04/05/19373831/orangtua-anak-yang-dikategorikan-stunting-bersyukur-ada-program-terapi

Terkini Lainnya

Gunungan Sampah Longsor, TPA Cipayung Depok Sudah Tutup 2 Hari

Gunungan Sampah Longsor, TPA Cipayung Depok Sudah Tutup 2 Hari

Megapolitan
Soal Wacana Juru Parkir Liar Minimarket Diberi Pekerjaan, Pengamat: Lebih Baik Dijadikan Jukir Legal

Soal Wacana Juru Parkir Liar Minimarket Diberi Pekerjaan, Pengamat: Lebih Baik Dijadikan Jukir Legal

Megapolitan
Walkot Tangsel Sebut “Study Tour” ke Luar Daerah Bisa Diganti Kegiatan Sosial

Walkot Tangsel Sebut “Study Tour” ke Luar Daerah Bisa Diganti Kegiatan Sosial

Megapolitan
Kumpulkan 749.298 Dukungan Warga untuk Pilkada DKI, Dharma Pongrekun: Kuasa Tuhan

Kumpulkan 749.298 Dukungan Warga untuk Pilkada DKI, Dharma Pongrekun: Kuasa Tuhan

Megapolitan
Menurut Pakar, Dua Hal Ini Bikin Cagub Independen DKI Jakarta Sepi Peminat

Menurut Pakar, Dua Hal Ini Bikin Cagub Independen DKI Jakarta Sepi Peminat

Megapolitan
Pelabuhan Tanjung Priok Macet Total Hari Ini, Pengendara: Bikin Stres

Pelabuhan Tanjung Priok Macet Total Hari Ini, Pengendara: Bikin Stres

Megapolitan
Macet Total di Pelabuhan Tanjung Priok-Cilincing, Sopir JakLingko Habiskan 3 Jam Sekali Narik

Macet Total di Pelabuhan Tanjung Priok-Cilincing, Sopir JakLingko Habiskan 3 Jam Sekali Narik

Megapolitan
Kecelakaan SMK Lingga Kencana, Pengamat Transportasi: Insiden Serupa Terjadi Hampir Setiap Hari

Kecelakaan SMK Lingga Kencana, Pengamat Transportasi: Insiden Serupa Terjadi Hampir Setiap Hari

Megapolitan
Sespri Iriana Jokowi Optimistis Maju Cawalkot Bogor meski Belum Ada Partai Pengusung

Sespri Iriana Jokowi Optimistis Maju Cawalkot Bogor meski Belum Ada Partai Pengusung

Megapolitan
Walkot Tangsel Minta Sekolah Tunda Kegiatan 'Study Tour' ke Luar Daerah

Walkot Tangsel Minta Sekolah Tunda Kegiatan "Study Tour" ke Luar Daerah

Megapolitan
Dharma Pongrekun Fokus Perbaiki Syarat Dokumen untuk Maju Cagub Independen DKI Jakarta

Dharma Pongrekun Fokus Perbaiki Syarat Dokumen untuk Maju Cagub Independen DKI Jakarta

Megapolitan
Baik dan Buruk 'Study Tour' di Mata Orangtua Murid, Ada yang Mengeluh Kemahalan...

Baik dan Buruk "Study Tour" di Mata Orangtua Murid, Ada yang Mengeluh Kemahalan...

Megapolitan
Juru Parkir Liar Minimarket Bakal Ditertibkan, Pengamat: Siapa yang Mengawasi Keamanan Kendaraan?

Juru Parkir Liar Minimarket Bakal Ditertibkan, Pengamat: Siapa yang Mengawasi Keamanan Kendaraan?

Megapolitan
Pengemudi Ojol: Banyak Penumpang Batalkan Pesanan karena Macet di Tanjung Priok

Pengemudi Ojol: Banyak Penumpang Batalkan Pesanan karena Macet di Tanjung Priok

Megapolitan
Tak Bisa Masuk Terminal, Antrean Kontainer Masih Mengular di Jalan Raya Cilincing

Tak Bisa Masuk Terminal, Antrean Kontainer Masih Mengular di Jalan Raya Cilincing

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke