Salin Artikel

Serba-serbi Pelepasan Mudik Gratis DKI Jakarta, Peserta Hemat Jutaan Rupiah...

Penjabat (Pj) Heru Budi Hartono secara simbolis melepas keberangkatan para peserta mudik gratis.

Saat pelepasan, Heru didampingi Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Karyoto dan Pangdam Jaya Mayjen TNI Mohamad Hasan.

Adapun peserta yang berangkat mudik berjumlah 13.541 orang. Sementara itu, jumlah peserta arus balik berjumlah 10.623 orang.

Dilepas Heru Budi

Heru Budi yang didampingi Kapolda Metro Jaya serta Pangdam Jaya secara simbolis melepas keberangkatan 13.541 pemudik dari Monas.

Heru Budi yang berdiri berjajar bersama Kapolda Metro dan Pangdam Jaya melepas keberangkatan pemudik dengan ditandai pengangkatan bendera warna kotak-kotak putih dan hitam berlogo Dinas Perhubungan.

Pelepasan peserta mudik gratis Lebaran 2023 ini juga dimeriahkan dengan bunyi klakson "telolet basuri".

Tampak sejumlah sopir bus dan penumpang itu kemudian melambaikan tangan ke para pejabat yang melepas program gratis Lebaran 2023.

"Kami, bersama Forkopimda melepas mudik bagi warga Jakarta yang kembali ke kampung halaman masing-masing," ujar Heru di lokasi.

Heru mengatakan, setidaknya ada 284 bus yang berangkat mengantarkan para warga Jakarta kembali ke kampung halaman masing-masing ke 19 kota dan kabupaten di enam Provinsi.

"Total ada 24 ribu warga yang mudik dari target 19.000. Mudah-mudahan apa yang kita harapkan warga Jakarta yang kembali ke kampung halaman bisa sampai dengan selamat dan bersabar di jalan," kata Heru.

13.541 orang mudik

Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta mengungkapkan, terdapat 13.541 peserta mudik gratis yang diberangkatkan dari kawasan Monas, Senin.

Kepala Dishub DKI Jakarta Syafrin Liputo berujar, belasan ribu penumpang itu berangkat menggunakan 284 bus pada Senin kemarin.

"Jumlah penumpang pada hari ini yang akan dilepas 13.541 penumpang dengan 284 bus," ungkapnya di kawasan Monas, Senin.

Belasan ribu pemudik itu serentak berangkat ke 19 kota/kabupaten di Indonesia.

Sementara itu, kata Syafrin, terdapat 10.623 peserta arus balik.

Dengan demikian, total ada 24.164 peserta mudik gratis yang terdiri dari penumpang keberangkatan serta penumpang arus balik.

"Animo masyarakat untuk mudik tahun ini cukup tinggi. Dari hasil verifikasi, terdapat 24.164 penumpang yang akan mudik atau meningkat 25,3 persen dari target," ujar Syafrin.

Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta mengungkapkan, ada pendaftar program mudik gratis yang gagal pulang kampung.

Ada pendaftar gagal berangkat

Di satu sisi, terdapat peserta mudik gratis Pemprov DKI yang gagal pulang kampung karena keterbatasan bus.

Syafrin berujar, ada total 28.605 pendaftar program mudik gratis.

Namun, usai melalui proses verifikasi dan klarifikasi, hanya ada 24.164 orang yang lolos menjadi peserta mudik gratis.

Jumlah tersebut terdiri dari peserta mudik dan peserta arus balik.

Syafrin pun mengakui bahwa tak semua pendaftar program mudik gratis lolos karena keterbatasan bus.

Dishub DKI diketahui menyediakan total 482 bus untuk arus mudik dan arus balik. Dishub DKI kemudian menerima bantuan 13 bus.

Syafrin lantas mengeklaim bahwa warga yang gagal mengikuti program mudik gratis dari pemerintah setempat kemudian beralih ke program mudik dari instansi lain.

"Tidak (semua pendaftar lolos) tentunya karena 28.000 yang mendaftar, tapi tentunya kami Klarifikasi dan verifikasi jadi 24.000 (orang yang berangkat)," urainya.

"(Pendaftar tak lolos) sudah daftar mudik gratis lainnya, ke Kementerian Perhubungan, BUMN, dan juga ke penyelenggara mudik gratis lainnya," lanjut Syafrin.

Hemat jutaan rupiah

Salah seorang warga bernama Rini Hariyani (32) senang mengikuti program mudik Pemprov DKI Jakarta karena bisa berhemat jutaan rupiah.

Ia mengungkapkan, biaya yang dibutuhkan untuk mudik ke kampung halaman suaminya di Malang, Jawa Timur, tergolong besar.

Karena itu, Rini yang merupakan warga asli Ibu Kota memilih mengikuti program mudik gratis Pemprov DKI.

"Iya, memanfaatkan juga lah ada momen kayak begini. Kan biaya besar juga ya kalau mudik," ungkapnya saat ditemui di kawasan Monas.

Ibu tiga anak ini mengakui bahwa sempat menghabiskan Rp 1 juta untuk mudik ke Malang pada tahun 2018. Padahal, kala itu, Rini baru memiliki satu anak.

Rp 1 juta tersebut merupakan tiket kereta pulang pergi Malang-Jakarta untuk tiga orang, yakni Rini, suami, serta satu anaknya.

"Sebelum Covid-19 mudiknya, sekitar 2018. Dulu belum berlima ya, masih bertiga, sekitar Rp 1 juta, naik kereta untuk pulang pergi," urai Rini.

Dengan jumlah anggota keluarga yang bertambah saat ini, ditambah lagi dengan harga tiket kereta api yang makin mahal, maka sudah pasti biaya yang dikeluarkan akan jauh lebih besar.

10 tahun tak mudik

Sementara itu, warga lain bernama Deni Wiryanto (47) mengaku akhirnya bakal pulang kampung setelah 10 tahun tak Lebaran di DI Yogyakarta.

Bapak satu anak ini sejatinya pernah beberapa kali pulang ke kampung halamannya. Namun, Deni tidak pulang saat momen Lebaran.

"Kalau mudik Lebaran, baru ini, karena setelah 10 tahun enggak pernah pulang. Tapi, kalau ke sana (DI Yogyakarta) enggak pernah pas momen lebaran," ungkap Deni di kawasan Monas.

Pria yang tinggal di Pondok Kelapa, Jakarta Timur, ini mengaku terakhir menikmati Lebaran di kampung halamannya 10 tahun lalu.

Kemudian, selain saat Lebaran, Deni terakhir ke DI Yogyakarta pada 2019.

"Lebaran terakhir pulang itu 10 tahun lalu. Tapi, selain lebaran, itu 2019, sebelum Covid-19 (ke DI Yogyakarta)," ucapnya.

https://megapolitan.kompas.com/read/2023/04/18/08522741/serba-serbi-pelepasan-mudik-gratis-dki-jakarta-peserta-hemat-jutaan

Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke