Salin Artikel

Cegah Penggunaan Narkoba dan Jaga Keamanan Pemudik, BNN Gelar Tes Urine di Terminal Kampung Rambutan

Kegiatan tes urine dilakukan untuk mencegah terjadinya penggunaan narkoba sekaligus menjaga keamanan para pemudik.

Kepala Biro Humas Protokol BNN RI Brigjen Sulistyo Pudjo mengatakan, tes urine dilakukan dengan sasaran seluruh sopir bus yang bertugas di terminal.

"Pemilihannya kami ambil secara acak, sopir yang kendaraannya akan berangkat," ujar Sulistyo di lokasi, Selasa.

Dengan kata lain, para sopir tidak disaring secara khusus untuk melakukan tes itu.

Meski dilakukan secara acak, Pudjo mengeklaim bahwa pihaknya juga akan memeriksa sopir bus yang dicurigai menggunakan narkoba.

"Kalau ada informasi seseorang diduga menggunakan narkoba, kami juga akan lakukan pemeriksaan," tegas dia.

Partisipasi PO bus

Kegiatan ini mendapat respons positif PO bus yang menyambut berlangsungnya tes urine sepanjang arus berangkat dan balik mudik.

Mereka mengerahkan para sopir yang ada di terminal untuk melakukan tes urine.

Selanjutnya, para sopir diarahkan ke sebuah ruangan yang mulanya diperuntukkan sebagai ruang menyusui.

Di sana, mereka akan didata berdasarkan keterangan dalam KTP. Lalu, mereka diberikan sebuah wadah untuk tes urine.

"Kemudian, akan dilakukan pemeriksaan oleh BNN," ujar Pudjo.

Hasil tes urine tidak memakan waktu yang lama, kira-kira hanya dua hingga tiga menit saja.

Setelah dinyatakan negatif zat narkoba, para sopir akan diberikan tanda minus yang dilingkari pada salah satu tangan.

Diganti dengan sopir lain

Jika ada sopir bus yang kedapatan sedang atau telah menggunakan narkoba, mereka akan langsung ditangkap.

Selanjutnya, pihak BNN dan Polri akan melacak narkoba yang digunakan oleh sopir bersangkutan untuk mencari tahu dari mana asal narkoba yang dikonsumsi tersebut.

Kendaraan juga akan ditahan sampai PO bus mendapatkan sopir pengganti.

"Mereka harus cari sopir pengganti. Itu tanggung jawab mereka. Ini menyangkut keselamatan para penumpang," ucap Pudjo.

"Para penumpang menggantungkan hidupnya kepada PO bus. Mereka sudah membayar untuk mendapatkan keamanan dan kenyamanan," sambung dia.

Langsung tes kesehatan

Usai diberi tanda minus, para sopir langsung diarahkan menuju meja panjang di depan ruang tes urine untuk melakukan tes kesehatan.

Pudjo menjelaskan, tes kesehatan dilakukan oleh Dinas Kesehatan DKI Jakarta, bukan pihaknya.

"Tes kesehatan dilakukan agar jangan sampai sopir mengantuk atau tekanan darah tinggi, atau punya masalah kesehatan lainnya yang mengganggu penumpang," kata dia.

Jika dinyatakan sehat, para sopir boleh melanjutkan perjalanan mengantar para pemudik ke daerah tujuan masing-masing.

https://megapolitan.kompas.com/read/2023/04/19/06274811/cegah-penggunaan-narkoba-dan-jaga-keamanan-pemudik-bnn-gelar-tes-urine-di

Terkini Lainnya

Pengamat Sebut Anies Akan Berhadapan dengan Sejumlah Nama di Pilgub DKI

Pengamat Sebut Anies Akan Berhadapan dengan Sejumlah Nama di Pilgub DKI

Megapolitan
Tak Setuju Gaji Dipotong Tapera, Pekerja di Jakarta: Gaji Sudah Pas-pasan

Tak Setuju Gaji Dipotong Tapera, Pekerja di Jakarta: Gaji Sudah Pas-pasan

Megapolitan
Pekerja Ini Lebih Setuju Program DP 0 Persen Dikaji Ulang daripada Gaji Dipotong Tapera

Pekerja Ini Lebih Setuju Program DP 0 Persen Dikaji Ulang daripada Gaji Dipotong Tapera

Megapolitan
Pj Wali Kota Bogor Imbau Orangtua Tidak Mudah Percaya Calo Saat Pendaftaran PPDB 2024

Pj Wali Kota Bogor Imbau Orangtua Tidak Mudah Percaya Calo Saat Pendaftaran PPDB 2024

Megapolitan
KASN Terima Dua Laporan Dugaan Pelanggaran Netralitas ASN oleh Supian Suri

KASN Terima Dua Laporan Dugaan Pelanggaran Netralitas ASN oleh Supian Suri

Megapolitan
Soal Tapera, Karyawan Swasta: Mending Pemerintah Perbaiki Administrasi Pencairan BPJS Ketenagakerjaan Dulu

Soal Tapera, Karyawan Swasta: Mending Pemerintah Perbaiki Administrasi Pencairan BPJS Ketenagakerjaan Dulu

Megapolitan
Penjual Konten Video Pornografi Anak di Telegram Patok Tarif Rp 200.000

Penjual Konten Video Pornografi Anak di Telegram Patok Tarif Rp 200.000

Megapolitan
Jual Video Porno Anak via Telegram, Pria Asal Sumenep Ditangkap Polisi

Jual Video Porno Anak via Telegram, Pria Asal Sumenep Ditangkap Polisi

Megapolitan
Iuran Tapera sampai Pensiun, Karyawan Swasta: Siapa yang Mau Cicil Rumah 30 Tahun?

Iuran Tapera sampai Pensiun, Karyawan Swasta: Siapa yang Mau Cicil Rumah 30 Tahun?

Megapolitan
Kekesalan Ketua RT di Bekasi, Tutup Akses Jalan Warga yang Dibangun di Atas Tanahnya Tanpa Izin

Kekesalan Ketua RT di Bekasi, Tutup Akses Jalan Warga yang Dibangun di Atas Tanahnya Tanpa Izin

Megapolitan
Pemetaan TPS pada Pilkada DKI 2024 Pertimbangkan 4 Aspek

Pemetaan TPS pada Pilkada DKI 2024 Pertimbangkan 4 Aspek

Megapolitan
Orangtua Calon Siswa Diwanti-wanti Tak Lakukan Kecurangan Apa Pun pada PPDB Kota Bogor 2024

Orangtua Calon Siswa Diwanti-wanti Tak Lakukan Kecurangan Apa Pun pada PPDB Kota Bogor 2024

Megapolitan
Tak Masalah Pendapatan Dipotong Tapera, Tukang Bubur: 3 Persen Menurut Saya Kecil

Tak Masalah Pendapatan Dipotong Tapera, Tukang Bubur: 3 Persen Menurut Saya Kecil

Megapolitan
Polisi Usut Dugaan TPPO dalam Kasus ART Lompat dari Lantai 3 Rumah Majikan

Polisi Usut Dugaan TPPO dalam Kasus ART Lompat dari Lantai 3 Rumah Majikan

Megapolitan
Setuju Pendapatannya Dipotong untuk Tapera, Tukang Bubur: Masa Tua Terjamin

Setuju Pendapatannya Dipotong untuk Tapera, Tukang Bubur: Masa Tua Terjamin

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke