Salin Artikel

Korban Kebakaran Muara Angke Harap Pemerintah Bisa Bangun Kembali Rumahnya: Aksesnya Mudah

Menurutnya, akses di kawasan Tembok Bolong ini sangat strategis untuk bepergian ke mana-mana. Apalagi jalur ini juga dilewati Transjakarta dan Jak Lingko.

"Iya saya berharap begitu (direnovasi) dari pemerintah, diganti jadi baru jangan dipindahkan, pokoknya kami berharap dibangun lagi rumah," ujar dia saat ditemui di posko pengungsian, Minggu (23/4/2023).

"Karena di sini aksesnya gampang mau ke mana pun misalnya kerja ya akses mudah. Karena Transjakarta lewat sini tujuan Pelabuhan Muara Angke ke Kota, JakLingko yang gratis juga lewat, mau ke mana pun gampang," kata Parmi.

Rumah gubuk Parmi diketahui hangus akibat amukan si jago merah pada Sabtu (22/4/2023) dini hari kemarin. Hal itu bertepatan saat malam takbiran perayaan Idul Fitri 1444 H.

Parmi bercerita, ia membeli rumah gubuk tersebut baru tiga bulan ke belakang. Karena itu, ia masih belum sempat mengurus surat-surat kepemilikan.

"Rumah gubuk ini saya beli baru tiga bulan lalu, belum sempat urus surat kepengurusan," ujar Parmi.

Jika rumah gubuknya tidak dibangun kembali, ia pun mengeluh jika harus mengontrak. Ia harus mengeluarkan biaya sebesar Rp 850.000 per bulannya.

Hal itu dikarenakan umurnya yang sudah tua, tidak mampu bekerja seperti dahulu.

"Kalau kita ngontrak di daerah sini itu sebulan Rp 850.000," kata Parmi.

"Seorang nenek seperti saya enggak kuat bayar. Saya sudah janda, suami saya sudah meninggal. Enggak kuat saya," keluh dia.

Selain ia harus menyiapkan biaya kontrakan yang mahal, Parmi juga harus menyediakan dana tambahan untuk kebutuhan sehari-hari rumahnya seperti air bersih.

Bahkan, ia juga harus memikirkan lagi untuk biaya kebutuhan sekolah bagi cucunya.

"Terus juga air bersih beli, kadang gerobakan, galon, pasti kebutuhan tambah gitu, sedangkan saya sudah tua umur saya berapa, belum juga kebutuhan sekolah cucu," terang dia.

Menurut Parmi, mengontrak di kawasan ini juga bukan merupakan solusi untuk Warga Tembok Bolong.

Hal itu dikarenakan posisi kontrakan yang sempit, membuat warga yang mempunyai anak banyak pasti tidak muat.

"Apalagi kalau ngontrak kamar sempit, yang keluarga di sini anaknya tiga atau empat pasti kan enggak muat," pungkas dia.

https://megapolitan.kompas.com/read/2023/04/23/16332021/korban-kebakaran-muara-angke-harap-pemerintah-bisa-bangun-kembali

Terkini Lainnya

Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Megapolitan
Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Megapolitan
Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Megapolitan
Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Megapolitan
3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

Megapolitan
Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Megapolitan
Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Megapolitan
Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Megapolitan
Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Megapolitan
Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Megapolitan
Gelar 'Napak Reformasi', Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Gelar "Napak Reformasi", Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Megapolitan
Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Megapolitan
Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Megapolitan
Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Megapolitan
Pelajar SMK Lingga yang Selamat dari Kecelakaan Tiba di Depok, Disambut Tangis Orangtua

Pelajar SMK Lingga yang Selamat dari Kecelakaan Tiba di Depok, Disambut Tangis Orangtua

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke