TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Tiamah (61) seorang korban selamat dalam kecelakaan bus peziarah, menceritakan detik-detik bagaimana bus menyelonong lalu terperosok dan terguling di objek wisata Pemandian Air Panas Guci, Tegal, Jawa Tengah, Minggu (7/5/2023).
Tiamah saat ini dirawat di RSU Tangerang Selatan (Tangsel). Tangan kirinya patah akibat kecelakaan itu.
Di hari nahas itu Tiamah mengaku sedang menunggu bus yang akan pulang dari Tegal menuju Serpong. Dia duduk di bagian depan, dekat dengan bangku sopir.
"Saya duduk di kursi ke dua dari depan," ujar Tiamah saat ditemui Kompas.com di RSU Tangsel, Senin (8/5/2023).
Awalnya, Tiamah melihat ban bus "tersangkut" di saringan air. Ia pun mendengar bunyi aneh sebelum bus tanpa pengemudi menyelonong menuju sungai.
"Iya saya lihat ban tersangkut di saringan air, saya mendengar 'bunyi apa tuh kresek-kresek', setelah itu mobil jalan sendiri turun ke bawah," kata dia.
Saat itu, menurut Tiamah, mesin bus sudah dalam posisi menyala. Namun, ia menyatakan sopir bus tidak sedang duduk di bangku kemudi.
Ia menduga bus sedang dipanaskan sebelum melakukan perjalanan pulang ke Serpong. Bahkan pada saat itu, kata Tiamah, sudah banyak penumpang yang naik.
Di sisi lain, Tiamah mengaku sudah mendengar kabar yang menyebutkan adanya anak kecil yang memainkan rem tangan. Namun, ia sendiri mengaku tak melihat anak kecil bermain di bagian kemudi.
"Itu sudah dinyalakan mesin bus, sopirnya pergi. Katanya sih ada bocah kecil yang mainin rem," kata Tiamah.
"Tapi, saya enggak lihat (anak kecil) itu. Posisinya saya dekat bangku sopir, tapi ya saat itu sopirnya enggak ada. Ditinggal itu," kata dia.
Tak lama kemudian Tiamah terkejut, kecelakaan yang menewaskan dua orang dan puluhan orang luka-luka pun terjadi.
Bus menyelonong sendiri tanpa pengemudi, semua orang yang ada di dalam berteriak. Bahkan Tiamah sampai membaca istighfar tiada henti.
Kata Tiamah, bus tersebut melaju cepat ke arah sungai. Bahkan, beberapa tetangganya yang berada di luar bus tak sanggup mengejar.
"Semua pada teriak, 'Aduh ya Allah, rumah orang ketabrak ini', tahunya bus turun ke kali," ucap Tiamah.
"Saya sedang berpegangan pada kursi sambil istighfar, "Astaghfirullah, ya Allah'. Saya ingat sekali itu," tutur dia.
Tiamah merasakan guncangan dahsyat saat bus terjun ke sungai.
Menurut dia, tangannya sempat terjepit saat itu. Tiama pun berteriak meminta tolong karena tangannya sudah lama terjepit.
"Tangan saya kejepit pas bus jatuh, saya teriak tolong-tolong sambil kejepit lama ini tangan saya," ungkap dia.
Tak lama kemudian, terlihat seorang pria menolong para korban yang terjebak di dalam bus. Salah satunya Tiamah.
"Bapak-bapak saat itu mau menolong, saya akhirnya jatuh ke kiri," ucap dia.
Posisi Tiamah saat itu berada di sebelah kanan bus, otomatis ia terjatuh ke arah kiri dan tangannya yang sebelah kiri mengalami patah tulang.
"Saya jatuh pertama sebelah kanan dulu (saat guncangan), baru pas jatuh ke dua tangan kiri saya patah," pungkas dia.
https://megapolitan.kompas.com/read/2023/05/08/17074601/korban-kecelakaan-bus-tegal-tidak-lihat-ada-anak-anak-mainkan-rem-tangan