Salin Artikel

Makam Kapitan Terakhir di Tangerang Jadi Sasaran Vandalisme dan Banyak Sampah

TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Makam kapitan terakhir di Karawaci, Kota Tangerang, Oey Kiat Tjin kini menjadi sasaran aksi vandalisme.

Makam yang terletak di Jalan Cinda RT 001/RW 003, Nusa Jaya, Kecamatan Karawaci, Kota Tangerang, tersebut tidak terawat dengan baik.

Konten kreator budaya tionghoa (cina benteng), Elsa menuturkan, ia dan teman-teman komunitasnya, Cide Kode Benteng, pernah melakukan ziarah kubur ke makam kapitan.

"Dulu enggak banyak sampah, sekarang banyak orang pendatang semakin lama padat, jadi sasaran aksi vandalisme, mau digusurlah dulu sama warga situ," ujar Elsa kepada Kompas.com.

Elsa menduga, aksi vandalisme itu dilakukan warga sekitar sejak tahun 2019 atau 2020.

Sebab, pada tahun 2015, Elsa melihat dokumentasi foto makam Oey Kiat Tjin, kondisi makam masih bersih tanpa coretan.

"Itu ada sedikit tapi cuma pilox doang, tapi pas mendekati Covid-19 itu ditulis kiwil lah, dipiloxnya banyak banget," ujar dia.

Dulu, kata Elsa, makam sang kapitan masih sangat terjaga, tanaman masih rimbun, dan sampah belum menggunung.

Elsa mengaku telah mencoba menghubungi pihak keluarga Oey Kiat Tjin, tetapi ia mengalami kesulitan.

Sebab, pihak keluarga sang kapitan tersebar ke berbagai kota dan negara. Kini tidak ada lagi yang tinggal di kawasan Karawaci.

Karena kesulitan menemukan perwakilan keluarga Oey Kiat Tjin, Elsa kini hanya bisa berharap agar makam tetap terjaga.

"Supaya makam Oey Kiat Tjin ini ya enggak makin lama rusak. Ada langkah untuk menjaga itu. Semoga warga juga segan enggak buang sampah di situ," ujar Elsa.

Elsa juga menaruh harapan besar kepada pemerintah agar dapat melakukan langkah preventif untuk makam Oey Kiat Tjin.

Kompas.com telah mengunjungi makam sang kapitan yang terletak di sebuah lahan kosong. Di sekelilingnya terdapat rumah warga.

Puing-puing bekas bangunan hingga sampah plastik berserakan di sekitar makam. Bekas aksi vandalisme terlihat jelas di batu nisan.

Bentuk bangunan makam mirip pendopo rumah dengan ditopang sepuluh tiang utama. Tiangnya masih kokoh berdiri.

Tinggi pendopo kurang lebih 2,5 meter hingga 3 meter dan terdapat tulisan Kapitein Oey Kiat Tjin tepat di atas bangunannya.

Sebagai informasi, Oey Kiat Tjin adalah seorang Landheer Karawatji atau semacam tuan tanah yang kemudian menjadi Kapitein der Chinezen Tangerang atau pemerintahan sipil Tionghoa lokal terakhir di Tangerang pada tahun 1928.

Seorang kapitan pada zamannya memiliki kewenangan mengatur komunitas masyarakat yang dipimpinnya.

Di zaman sekarang, Kapitan seperti seorang wali kota, camat, atau lurah.

Semasa hidup, Oey Kiat Tjin mengatur perizinan legal masyarakat, urusan politik, bahkan urusan ritual keagamaan.

Oey Kiat Tjin menggantikan ayahnya, Oey Djie San yang wafat pada 11 Oktober 1925.

Ia menjadi seorang Kapitan selama enam tahun sebelum wafat pada 1934.

https://megapolitan.kompas.com/read/2023/05/13/11000031/makam-kapitan-terakhir-di-tangerang-jadi-sasaran-vandalisme-dan-banyak

Terkini Lainnya

Maling Motor Bersenpi di Bekasi Residivis, 4 Kali Curi Motor di Pondok Gede

Maling Motor Bersenpi di Bekasi Residivis, 4 Kali Curi Motor di Pondok Gede

Megapolitan
Perempuan Disekap Dua Pria di Apartemen Kemayoran Usai Buka Jasa 'Open BO'

Perempuan Disekap Dua Pria di Apartemen Kemayoran Usai Buka Jasa "Open BO"

Megapolitan
Pejalan Kaki Terlindas 'Dump Truck' di Koja, Kaki Korban Hancur

Pejalan Kaki Terlindas "Dump Truck" di Koja, Kaki Korban Hancur

Megapolitan
5 Tahun Kasus Pembunuhan SIswi SMK di Bogor Belum Terungkap, Polisi Masih Cari Bukti Kuat

5 Tahun Kasus Pembunuhan SIswi SMK di Bogor Belum Terungkap, Polisi Masih Cari Bukti Kuat

Megapolitan
Ingin Gabung Jaklingko, Para Sopir Angkot di Jakut Desak Heru Budi Tanda Tangani SK

Ingin Gabung Jaklingko, Para Sopir Angkot di Jakut Desak Heru Budi Tanda Tangani SK

Megapolitan
Polisi Gadungan di Jaktim Terobsesi Jadi Anggota Polri, tapi Gagal Lolos Saat Tes

Polisi Gadungan di Jaktim Terobsesi Jadi Anggota Polri, tapi Gagal Lolos Saat Tes

Megapolitan
Ibu di Jaktim Rekam Anak Bersetubuh dengan Pacar untuk Kepuasan Diri

Ibu di Jaktim Rekam Anak Bersetubuh dengan Pacar untuk Kepuasan Diri

Megapolitan
Akses Jalan Tembusan Pasar Jambu Dua Dibuka, Dirut PPJ: Pedagang dan Warga Senang

Akses Jalan Tembusan Pasar Jambu Dua Dibuka, Dirut PPJ: Pedagang dan Warga Senang

Megapolitan
Siswi SLB di Jakbar Diduga Dicabuli Teman Sekelas hingga Hamil

Siswi SLB di Jakbar Diduga Dicabuli Teman Sekelas hingga Hamil

Megapolitan
Frustrasi Dijauhi Teman Picu Siswa SMP Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Frustrasi Dijauhi Teman Picu Siswa SMP Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Megapolitan
Ulah Polisi Gadungan di Jaktim, Raup Jutaan Rupiah dari Hasil Memalak Warga dan Positif Narkoba

Ulah Polisi Gadungan di Jaktim, Raup Jutaan Rupiah dari Hasil Memalak Warga dan Positif Narkoba

Megapolitan
Jukir Liar Muncul Lagi Usai Ditertibkan, Pengamat: Itu Lahan Basah dan Ladang Cuan bagi Kelompok Tertentu

Jukir Liar Muncul Lagi Usai Ditertibkan, Pengamat: Itu Lahan Basah dan Ladang Cuan bagi Kelompok Tertentu

Megapolitan
Darurat Pengelolaan Sampah, Anggota DPRD DKI Dukung Pemprov Bikin 'Pulau Sampah' di Jakarta

Darurat Pengelolaan Sampah, Anggota DPRD DKI Dukung Pemprov Bikin "Pulau Sampah" di Jakarta

Megapolitan
Peringatan Pemkot Bogor ke Pengelola Mal, Minta Tembusan Pasar Jambu Dua Tidak Ditutup Lagi

Peringatan Pemkot Bogor ke Pengelola Mal, Minta Tembusan Pasar Jambu Dua Tidak Ditutup Lagi

Megapolitan
Polisi Tangkap Maling Motor Bersenpi Rakitan di Bekasi, 1 Orang Buron

Polisi Tangkap Maling Motor Bersenpi Rakitan di Bekasi, 1 Orang Buron

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke