Salin Artikel

25 Tahun Berlalu, Sang Ayah Masih Tunggu Ucok Pulang ke Rumah...

Keluarganya tak pernah tahu apa yang terjadi pada Ucok usai ia diduga dihilangkan paksa 25 tahun silam, di ujung rezim kekuasaan Presiden Soeharto.

Ayah Ucok, Paian Siahaan, hingga kini masih menanti kepastian soal nasib anaknya.

Ia masih berharap suatu saat Ucok datang dan mengetuk pintu rumah.

"Ada rasa sedih, tapi tetap berharap status Ucok harus jelas. Selama dia tidak dipastikan statusnya, orangtua masih berharap Ucok kembali," terang Paian saat ditemui di rumahnya di kawasan Beji, Depok, Senin (22/5/2023).

Meski masih dirundung seribu pertanyaan soal puteranya, namun Paian enggan terlarut dalam kesedihan itu.

Ia tetap berusaha menjalani hari-hari seperti biasa sambil tetap berharap suatu saat Ucok akan pulang ke rumah. 

Namun, beda halnya dengan mendiang istrinya yang baru meninggal beberapa waktu lalu.

Semasa hidupnya, ibu Ucok kerap dirundung perasaan sedih.

Ia tidak kuat saat melihat barang-barang anaknya. Sejumlah barang itu masih yang masih tersimpan rapih di kamar Ucok.

"Gitar masih disimpan, di atas lemari. Baju-bajunya juga di dalam lemari, ada juga buku-buku kuliah. Pokoknya barang yang enggak dibawa waktu ngekos," kata Paian.

"Barang-barang Ucok saya sembunyikan karena istri masih suka nangis. Masih sedih sampai akhir hayatnya," imbuh dia.

Paian tidak menampik, ia sendiri masih merasa sedih melihat barang-barang anaknya.

Namun, ia kembali menegaskan, selama status anaknya masih belum jelas, Paian harus tetap bersemangat menjalani hari-harinya.

Detik-detik Ucok menghilang

Dalam perbincangan dengan Kompas.com, Paian juga mengungkapkan detik-detik saat anak keduanya itu menghilang tanpa kabar.

"Awal Mei 1998, saya lupa tanggalnya, tapi ini sebelum kerusuhan 12 Mei, Ucok mau ambil uang sakunya ke Depok," ucap dia di kediamannya di Beji, Depok, Senin (22/5/2023).

Pada saat itu, Ucok menelepon dan kebetulan diangkat oleh ibunya.

Dalam percakapan antara keduanya, Ucok berkabar bahwa teman-temannya akan ke rumah pada 17 Mei mendatang.

Selain hendak bermain dan bersilaturahmi dengan keluarga Ucok, mereka juga ingin merayakan ulang tahun Ucok.

Hari demi hari dilewati sebelum Paian sekeluarga mendapat telepon dari salah satu teman Ucok pada 11 Mei.

"Tanggal 11 Mei, temannya yang mau diajak Ucok ke rumah telepon. Katanya mau ketemu Ucok buat nanya, jadi apa enggak kumpul-kumpulnya di Depok," tutur Paian.

Saat telepon berdering, di rumah Paian hanya ada istri dan anak ketiganya saja.

Istrinya yang mendapat telepon itu sontak terkejut. Sebab, ia tidak mendengar kabar bahwa Ucok kembali ke rumah dari indekosnya.

Ia pun mengatakan kepada teman Ucok bahwa anaknya tidak ada di rumah lantaran belum pulang.

"Temannya bingung karena sekitar pukul 20.00 WIB semalam, pada 10 Mei, Ucok keluar kos. Cuma temannya enggak tau Ucok pergi sama siapa dan ke mana," Paian berujar.

"Temannya cuma lihat Ucok jalan ke luar kos, itu terakhir dia ketemu. Ucok enggak bilang mau ke mana, mereka cuma papasan aja," imbuh dia.

Diduga dihilangkan paksa

Setelah Ucok menghilang, keluarga mencari keberadaan Ucok kesana kemari, namun tak ditemukan. 

Keluarga Ucok pun akhirnya mendatangi kantor Komisi untuk Orang Hilang dan Tindak Kekerasan (KontraS), yang saat itu juga sedang menghimpun data para aktivis yang hilang.

"Setelah melaporkan hilangnya Ucok, kami bertemu dengan orangtua dari 12 orang lainnya yang hilang," ucap Paian.

"Pas ke KontraS dan ketemu keluarga lainnya, baru sadar kalau Ucok diculik. Karena, yang diculik 23. Tapi hanya sembilan yang dikembalikan," ungkap Paian.

Adapun sembilan orang yang kembali ini diculik dalam rentan Februari-Maret 1998.

Beberapa dikembalikan usai diculik selama 1,5-2 bulan. Namun, ada yang baru dikembalikan pada Juni.

Sembari menunggu instruksi lebih lanjut dari KontraS, Paian sekeluarga mengunjungi banyak instansi, termasuk Polda Metro Jaya dan Pomdam Jaya.

Mereka melapor agar instansi-instansi tersebut membantu pencarian Ucok.

Lantaran masih tidak membuahkan hasil, Paian akhirnya melapor ke Komnas HAM.

"Laporan ke Komnas HAM setelah saya melakukan beragam upaya pencarian. Ini akhir 1998, saya lupa tanggal dan bulan pastinya," terang Paian.

"Pokoknya sejak 11 Mei ditelepon teman Ucok sampai akhir 1998, pokoknya sepanjang tahun itu, saya sudah lakukan pencarian dan laporan ke semua instansi. Tapi sampai sekarang belum ada hasil. Ucok masih menghilang," imbuh dia.

Kontras mencatat, terdapat 23 orang telah dihilangkan oleh negara.

Dari angka penculikan tersebut, satu orang dinyatakan meninggal, yaitu Leonardus Gilang, sembilan orang dilepaskan, dan 13 lainnya masih menghilang sampai saat ini.

https://megapolitan.kompas.com/read/2023/05/25/10223071/25-tahun-berlalu-sang-ayah-masih-tunggu-ucok-pulang-ke-rumah

Terkini Lainnya

Polri Gerebek Gudang Penyelundupan 91.246 Benih Bening Lobster di Bogor

Polri Gerebek Gudang Penyelundupan 91.246 Benih Bening Lobster di Bogor

Megapolitan
Walkot Jaksel: Warga Rawajati yang Terdampak Normalisasi Ciliwung Tidak Ada yang Protes

Walkot Jaksel: Warga Rawajati yang Terdampak Normalisasi Ciliwung Tidak Ada yang Protes

Megapolitan
4 Pelaku Sudah Ditangkap, Mobil Curian di Tajur Bogor Belum Ditemukan

4 Pelaku Sudah Ditangkap, Mobil Curian di Tajur Bogor Belum Ditemukan

Megapolitan
Ketua DTKJ Daftar Cawalkot Tangerang, Janjikan Integrasi Bus Tayo dengan KRL dan Transjakarta

Ketua DTKJ Daftar Cawalkot Tangerang, Janjikan Integrasi Bus Tayo dengan KRL dan Transjakarta

Megapolitan
Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Diserang Begal dengan Diterima Jadi Polisi

Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Diserang Begal dengan Diterima Jadi Polisi

Megapolitan
Polisi Pastikan Hanya 4 Pelaku Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Polisi Pastikan Hanya 4 Pelaku Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Megapolitan
Tangisan Ibu Vina Cirebon Saat Bertemu Hotman Paris, Berharap Kasus Pembunuhan Sang Anak Terang Benderang

Tangisan Ibu Vina Cirebon Saat Bertemu Hotman Paris, Berharap Kasus Pembunuhan Sang Anak Terang Benderang

Megapolitan
Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Korban Sempat Bersetubuh Sebelum Ditinggal Kekasihnya

Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Korban Sempat Bersetubuh Sebelum Ditinggal Kekasihnya

Megapolitan
Dishub Tertibkan 127 Jukir Liar di 66 Lokasi di Jakarta

Dishub Tertibkan 127 Jukir Liar di 66 Lokasi di Jakarta

Megapolitan
4 Pencuri Mobil di Bogor Ditangkap, Salah Satunya Residivis

4 Pencuri Mobil di Bogor Ditangkap, Salah Satunya Residivis

Megapolitan
Hati-hati Beli Mobil Bekas, Ada yang Dipasang GPS dan Digandakan Kuncinya oleh Penjual untuk Dicuri

Hati-hati Beli Mobil Bekas, Ada yang Dipasang GPS dan Digandakan Kuncinya oleh Penjual untuk Dicuri

Megapolitan
Casis Bintara yang Diserang Begal di Kebon Jeruk Diterima Jadi Anggota Polri

Casis Bintara yang Diserang Begal di Kebon Jeruk Diterima Jadi Anggota Polri

Megapolitan
5 Orang Terlibat Kasus Begal Casis Bintara di Jakbar, Ini Peran Masing-masing

5 Orang Terlibat Kasus Begal Casis Bintara di Jakbar, Ini Peran Masing-masing

Megapolitan
Jadi Penadah Pelek Ban Mobil Hasil Curian, Sumihar Terancam 4 Tahun Penjara

Jadi Penadah Pelek Ban Mobil Hasil Curian, Sumihar Terancam 4 Tahun Penjara

Megapolitan
Pencuri Ban Mobil Beraksi di ITC Cempaka Mas dan RSUD Koja, Polisi: Kurang Pengawasan

Pencuri Ban Mobil Beraksi di ITC Cempaka Mas dan RSUD Koja, Polisi: Kurang Pengawasan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke