JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua RW 12 Rusunawa Marunda, Jakarta Utara, Didi mengatakan, memasuki musim panas atau angin muson timur, tidak ada debu batu bara di kawasan tersebut.
Menurut dia, di kala angin muson barat atau musim hujan, debu batu bara baru akan muncul di rusun mereka.
"Saat ini sementara enggak ada, itu hanya musiman aja. Kalau musim angin barat, debunya akan datang karena angin dari arah sana," ucap Didi kepada Kompas.com, Selasa (30/5/2023).
"Kalau musim angin timur seperti ini enggak ada," jelas dia.
Didi mengatakan hal itu berdasarkan kesehariannya yang sudah tinggal di kawasan ini puluhan tahun.
"Saya bilang begitu kenapa, karena saya sudah tinggal sebelum ada rusun ini. Masih ada empang dan rawa saya sudah tinggal di sini," tambah Didi.
Menurut dia, debu batu bara akan datang ketika musim hujan di bulan Desember hingga bulan Maret.
"Perkiraan saat cuaca ekstrem, di antara bulan Desember sampai maret. Biasanya kalau ombak besar lah, itu musim hujan," ucap dia.
Walaupun begitu, wilayah Marunda dikenal dengan banyak debu, termasuk debu batu bara.
Tidak hanya saat musim angin barat, rumah-rumah di kawasan ini juga cepat berdebu jika ditinggalkan pemiliknya.
"Nah kalau rumah enggak ditempatkan saat musim hujan pun debu pasti ada. Apalagi notabene kami tinggal di wilayah pesisir seperti ini," terang didi.
"Debu di mana-mana, bukan berarti debu batu bara saja, debu jalanan kan juga ada," kata dia.
Untuk itu, pemerintah mengingatkan soal debu itu kepada warga karena Marunda sudah masuk kawasan pabrik, atau Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).
Jika memilih tinggal di wilayah Marunda, maka masyarakat harus siap berdampingan dengan debu dari batu bara, debu jalanan atau pabrik, maupun pasir setiap harinya.
"Waktu dulu zaman pak SBY dia kunjungan kan ke C4 lahan pelabuhan sebelah timur Rusun Marunda, dia ngasih tahu diimbau ke warga kalau Marunda sudah berstatus KEK, sebelah barat dan timur sudah perusahaan semua," kata Didi.
https://megapolitan.kompas.com/read/2023/06/02/06564761/soal-debu-batu-bara-warga-rusun-marunda-munculnya-musiman-saat-musim